Sarapan pagi keluarga Pradita.
Papa Ayleen nunjuk² putrinya yang sedari tadi ketawa ketiwi ngeliatin handphone.
"Non" kata Rendra.
"Hmm?" Ayleen nyaut tapi nggak noleh.
"Kak" kali ini Aiden yang manggil.
"Iya sayang" Ayleen akhirnya noleh ke adeknya.
"Kalo abis masak. Apronnya itu di lepas dulu sayang" sang ayah nyubit hidung putrinya gemes. Ayleen juga baru sadar kalo dia duduk di kursi masih pake apron hello kittynya.
"Hehe. Sorry daddy" Ayleen nyengir. Ngletakkin handphoneny trus ngelepas Apron di bantu sama Boy.
Sebagai kepala keluarga, papanya Ayleen mimpin do'a sebelum makan.
"Kemana kita hari ini?" tanya Aiden semangat begitu tahu kakaknya masak rendang. Makanan favoritnya.
"Ada rencana kemana kalian?" Papanya nambahin pas nyendok sop daging sapi yang masih panas.
"Kita sih nggak ada pak. Tau nih tuan putri satu" kata Lintang uda mulai nyocol lalapan sama sambel.
"Papa mau kemana? Abis nyekar, Aylen nggak ada jadwal kemana mana kok" Ayleen senyum, naro perkedel di piring papanya.
"Kita ke pantai yuk. Ibuk kan suka ke pantai" usul Langit.
"Boleh tuh. Uda lama kita nggak ke pantai" kata Aiden sambil ngunyah rendangnya, kayak hamster.
"Yaudah nanti. Abis nyekar ke makam mamanya Ayleen. Kita ke pantai ya" kata papa Ayleen benerin letak kacamatanya.
"Horeee" kata Lintang ngangkat timunnya ke atas.
"Tang. Muncrat ini lho ah" kata Boy yang di samping Lintang sambil ngusap² lengannya yang kecipratan ludah Lintang. Mereka ketawa.
***
Mereka bertujuh uda sampe di salah satu makam. Nisannya masih bagus, ada nama mamanya Ayleen di ukir di atasnya. Papanya Ayleen ngebelai nisannya pelan trus di kecup singkat. Anak²nya mulai nyiram air mawar sama nabur bunga. Aiden yang kali ini mimpin do'a. Abis itu sesi curhat di mulai.
"Sayang. Gimana kabarnya? Kamu pergi lama juga ya. Liat deh anak² uda pada gede. Kamu nggak pengen nimang cucu bareng aku apa yang?" Suara papanya Ayleen dengan tipe husky bikin Ayleen megangin lengan Rendra erat². Nunduk.
"Nanti entah siapa yang duluan. Kita nggak masalah ya sayang? Mau Rendra duluan, mau Aiden, siapa aja boleh. Bilangin mereka yang, nggak usah buru². Nggak usah peduliin kata orang. Jodoh sama rejeki itu uda di atur sama Tuhan. Kamu tunggu sebentar lagi ya. Sampe kita ketemu di ke abadian. I do love you, darling" papanya Ayleen selesai curhatnya.
Langit uda di rangkul sama Aiden. Abis itu Rendra mulai curhat. Lalu si Boy, Aiden sama Lintang malah berantem. Trus si maknae alias paling kecil.
"Non. Ibuk nungguin itu. Cepetan" kata Rendra nepuk pala Ayleen.
"Mmm. Ma, maaf Ayleen jarang curhat sama mama. Abis Ayleen nggak ada bahan curhatan. Masak tiap hari mau curhat kerjaan terus. Ayleen kan pengen sekali² curhat masalah pacar. Tapi, Ayleen nggak punya terus gimana dong ma?" Ayleen sesenggukan, ketawa kecil sambil ngusappin matanya yang basah.
"Bohong buk. Non Ayleen uda punya pacar ding" adu Lintang.
"Ih. Bener tau. Non Ayleen mah belom punya pacar. Punyanya gebetan. Hooo. Nggak gaul" protes Langit. Mereka ketawa lagi.
"Liat kan mah. Bawelnya mama itu uda ada di mereka semua. Jadi mana bisa Ayleen ngerasa kesepian kalo ada lima bahkan enam mama kayak gini. Ayleen sayang mama" Ayleen ngusap² nisan ibunya, wajahnya uda basah. Papanya langsung meluk Ayleen yang nggak lama kemudian nangis
***
"Ngelamun kamu" sang papa duduk di sebelah Ayleen yang diem sambil megangin kamera favoritnya. Mereka berdua duduk di pasir putih nggak jauh dari bibir pantai. Tempat para anak laki² lagi main voli.
"Nggak ya. Sok tau nih papa" Ayleen nyandarin wajahnya ke bahu laki - laki kesayangannya.
"Sayang. Emang kamu uda punya pacar? Kok nggak bilang² ke papa sih? Curhat ke papa juga boleh kali" Ayleen ketawa pas komplainan sang papa keluar.
"Iih. Bukan pacar. Orang dianya aja suka sama cewek lain. Cinta Ayleen bertepuk sebelah tangan. Malu ah, masak mau cerita sama papa. Cewek kok bucin. Nanti di gituin" jawab Ayleen.
"Sama kayak Vivi. Mikirnya suka kejauhan. Kamu. Mau cerita apa aja. Sekedar luka keiris pisau juga pasti papa dengerin. Kenapa malu? Memangnya papa ini orang asing?" komplainan kedua untuk Ayleen.
"Bener ya. Jangan marah kalo nanti Papa meeting parlemen terus tiba² Ayleen chat bilang - paaaaa, tuh cowok nyebelin. Bete. Bete. Bete" praktek Ayleen.
"Papa nggak marah. Paling balesnya nggak bisa gpl. Hahahaha. Uuh. Anak papa uda gede. Nggak kerasa ya" papanya meluk Ayleen. Mereka berdua ketawa, ngelepas kerinduan satu sama lain.
***
"Hyung. Berhenti menatap handphonemu seperti itu" kata Ki Hyun protes.
"Wae? Apa yang salah?" balas Shownu mengusap keringatnya menggunakan handuk.
"Tatapan hyung itu seperti laser. Zzzt. Zzzt. Zzzt. Duaar!" Kata maknae membuat hyung²nya yang lain tertawa.
"Apa kau resah karena seseorang belum mengirimu pesan? Benar kan? Benar kan?" Min Hyuk segera beralih ke samping Shownu.
"Anni. Sok tau" Shownu beranjak. Berusaha menghindar. Tapi, saat notif pesan masuk ia langsung menswipe layarnya.
"Ding Dong. Dapatkan potongan harga... hahaha.. bukan itu kan yang kau tunggu?" Goda Won Ho membuat Shownu malu.
"Yaaaa. Nomu yeppuda" kata manager hyung Monsta X menatap layar handphonenya.
"Nuguji?" tanya Min Hyuk.
"Ayleen. Nona cantik pemilik restoran mogo itu. Eotte?" tunjuk managernya.
"Hanya tampak belakang saja sudah cantik ya? Wow" kata Min Hyuk lagi.
"Hyung. Memangnya kau berteman dengannya di Instagram?" tanya Shownu dengan bibir mengerucut.
"Eoh. Kami kebetulan menyukai online shop yang sama. Jadi kami berteman. Wae? Kau cemburu?" Goda managernya.
"Anniya. Bagaimana bisa dia tidak membalas pesanku tapi malah update foto di instagram" teriak Shownu kesal.
"Kok terbalik? Biasanya kan perempuan yang mengeluh seperti itu" kata Ki Hyun.
"Kkumanhae.. sudah waktunya latihan.. kajja kajja" Won Ho mencoba menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
FanfictionEdisi spesial buat leader kita tercinta, Shownu ❤. Sekuat apapun badai menerpa, ia akan bosan menerjang mereka yang melengkapi satu sama lain dengan penuh harapan agar esok hari menjadi lebih baik. Mari kita saling menguatkan satu sama lain hingga b...