Perjuangan

59 7 0
                                    

Ayleen terus mengikuti perkembangan masalah Monsta X. Terlebih lagi mengenai kekasihnya. Ia tak terlalu memikirkan Hazel Jung ataupun Isabelle Han. Mereka berdua itu cuma orang yang haus akan perhatian. Tapi, otaknya kosong. Bahkan beberapa hari yang lalu Isabelle Han memposting percakapannya dengan entahlah siapa itu namanya yang menyatakan jika Hazel Jung mencoba untuk membunuhnya. Ekspresi Ayleen saat membacanya hanya datar. Baru begitu saja sudah kalang kabut. Bukankah Isabelle anak orang kaya? Punya channel di mana - mana. Kenapa tidak lapor polisi saja? Penjarakan Hazel. Skenario apalagi yang Gumiho itu akan mainkan kali ini? Dari awal juga Ayleen mengira jika hubungan mereka tidak di dasari dengan perasaan menyayangi satu sama lain. Ayleen dapat membaui nominal yang Isabelle Han janjikan pada Hazel Jung. Iya, Ayleen mengetahuinya, Hazel menempel pada Isabelle karena wanita itu berjanji akan membuatnya menjadi pria sempurna dengan menjalani prosedur transgender secara utuh. Ayleen tak mau ambil pusing. Jika kedua wanita itu berulah. Ayleen pastikan lidah mereka semua terpotong.

Sebenarnya Ayleen telah menemukan jalan keluar untuk Shownu. Hanya saja ia sedang mencari pakar telematika terkemuka yang bisa memberi signature di pernyataan analisa fotografi pada hasil akhir sehingga keputusan keabsahan foto itu tidak bisa di ganggu gugat lagi. Pop up pesan Ktalk muncul di layar handphonenya. Dari Brian Kang. Seketika bahu Ayleen merosot.

"Kenapa kamu?" Kata Boy menepuk kepala Ayleen.

"Mas. Aku mau jalan - jalan ke L.A seminggu boleh nggak? Stress aku" rengek Ayleen.

"Ya bolehlah. Kenapa nggak?" Boy mengusak rambut Ayleen dengan seulas senyum.

"Kapan mau berangkat? Mau di temenin sama siapa?" Rendra menyodorkan semangkuk smoothie bowl di hadapan Ayleen.

"Mmm. Minggu depan mas. Sendiri aja, ga perlu di temenin siapa - siapa" kata Ayleen memejamkan kedua matanya dan diam sejenak untuk berdoa sebelum makan.

"Kamu sekarang sukanya di temenin orang - orangnya bejo ya daripada mas - masmu sendiri?" Protes Rendra.

"Apaan sih mas. Walopun mereka yang ngawal. Aku kan sayangnya cuma sama kalian" jawab Ayleen.

"Ughh" Boy memegangi bagian dada bajunya. Ayleen segera bangun dari bangku yang ia duduki.

"Mas Boy kenapa?" kata Ayleen panik.

"Jantung mas sakit saking gemesnya denger kalimat kamu yang barusan" Boy berhenti berakting dan mendapat tendangan dari Rendra tepat di bokongnya.

Alih - alih marah, Ayleen memberi sebuah pelukan untuk Boy.

"Kamu ngantor lagi hari ini?" tanya Rendra mengusap tepi bibir Ayleen yang belepotan.

"Ntar aja abis pulang dari Resto. Laporan akhir taunnya dikit lagi selese" jawab Ayleen.

"Full juga nggak apa - apa Leen. Biar cepet selese" Rendra menatap Ayleen.

"Kalo gitu aku tidur aja di rumah. Ngantornya siangan. Hehe. Aku masih capek mas" jawab Ayleen.

"Terserah kamu aja. Jangan sampe sakit" Rendra mengusap kepala Ayleen dan mendaratkan sebuah kecupan di sana.

***

Los Angeles

Ayleen menyeret travel bag nya menuju hotel. Menurut informasi yang Brian Kang kantor pakar telematika itu ada di sekitaran sini. Ia tidak menerima janji temu via telephon, email ataupun pesan singkat. Ayleen maklum, semakin tinggi kualitas kerja. Maka seseorang akan makin selektif memilih kliennya. Ayleen tengah membayangkan pria tua kolot dengan kacamata tebal yang akan sangat susah di ajak berkomunikasi. Namanya saja sudah aneh.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang