Awal

58 9 0
                                    


Entah kenapa Ayleen merasa sangat mengantuk malam itu. Ia menyandarkan kepalanya pada rantai ayunan yang sedang ia duduki saat ini. Ia memegangi segelas ice lemonade dengan hibiscus tea di kedua tangannya. Di cuaca seperti ini Ayleen tetap saja suka minum sesuatu yang dingin. Kedua matanya mulai menutup, ia baru menghela nafas sekali. Tak lama kemudian, tangan hangat itu mengusap poni serta dahinya. Ketika Ayleen membuka kedua matanya, senyum itu membuatnya ikut tersenyum.

"Wasseo?" tanya Ayleen belum merubah posisinya.

"Apa aku terlalu lama sampai kau ketiduran di ayunan begini?" tanyanya lagi, masih berjongkok di depan Ayleen.

"Hari ini aku sibuk sekali. Menurutku, menemuimu sebelum tidur bukan ide yang buruk" kata Ayleen menyodorkan lemonadenya pada Shownu.

"Aigoo. Dingin begini dan kau masih minum es" kata Shownu mengambil alih gelas plastik itu dari tangan Ayleen dan meminumnya. Ia mengeluh begitu asamnya minuman yang Ayleen pesan. Wanita itu tertawa, lalu menegakkan tubuhnya.

Shownu mengeluarkan sapu tangan dari saku jaketnya, lalu membentangkannya di pasir dan mendudukinya. Kini ia berhadapan dengan Ayleen yang mulai mengayunkan bangkunya pelan. Lututnya menabrak lutut Shownu. Kemudian Shownu memegangi kedua sisi rantai ayunan Ayleen. Tampaknya ia ingin bicara serius.

"Ayleen, aku ingin meluruskan sesuatu" kata Shownu membuat Ayleen terdiam.

"Katakan" sahut Ayleen pelan.

"Kemarin malam itu, aku sungguh minta maaf. Bukan maksudku untuk menciummu seperti itu" kata Shownu menatap Ayleen lurus.

"Kau kan mabuk, kok bisa ingat?" kata Ayleen tertawa.

"Chang Kyun memberitahuku, aku sempat mau ke restoran saat itu juga untuk meminta maaf. Hanya saja, aku terlalu malu" kata Shownu lagi.

Sesaat mereka terdiam, Shownu memberanikan diri untuk menatap Ayleen. Wanita itu bersenandung kecil, memecah keheningan.

"Bibirmu lecet, itu ulahku ya?" kata Shownu sukses membuat Ayleen tertawa. Bahkan di tempat lain yang tidak jauh dari situ, terdengar tawa yang ramai.

"Sudahlah, kalau kau hanya ingin minta maaf. Sudah ku maafkan. Ayo pulang, sudah malam" kata Ayleen beranjak dari ayunannya dengan wajah yang merah padam.

Ayleen berjalan melewati Shownu, ketika ia berjalan kurang lebih sejauh satu meter. Shownu memanggilnya.

"Ayleen. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi"

Ayleen membalikkan tubuhnya menghadap Shownu.

"Aku menyukaimu"

Ayleen menegerucutkan bibirnya.

"Anni. Rasanya menyukaimu saja tidak cukup. Aku mencintaimu"

Ayleen masih tak menjawab.

"Sekarang pulanglah" kata Shownu salah tingkah dengan sikap Ayleen.

"Sudah berapa lama kau menyukaiku, Shownu sshi?" tanya Ayleen kemudian.

"Aku tidak yakin, ku rasa sudah cukup lama. Karena selama tur aku tak bisa berhenti untuk merindukanmu" "Yaish. Jjinja. Hyun Woo ya"

Ayleen tertawa melihat Shownu meremas rambutnya, seperti orang stress.

***

Ayleen tertawa kecil.

"Shownu sshi, ayo kita main batu gunting kertas" usul Ayleen.

"Ha? Hmm, baiklah kalau kau ingin bermain sebelum pulang" sahut Shownu.

"Yang kalah harus mendekat kepada pemenang. Mengerti?" tanya Ayleen.

"Ara. Ayo mulai" kata Shownu

Ayleen mengeluarkan kertas, sementara Shownu membuat bentuk gunting dengan jemarinya. Perempuan itu mendekat ke arah Shownu sebanyak satu langkah.

Ayleen kalah lagi, ia mengganti kertas menjadi batu. Tapi, Shownu malah menggunakan jurus pertama Ayleen. Satu langkah lagi menuju Shownu.

Selanjutnya, Shownu mengalami tiga kali kekalahan. Lalu berselang kemudian Ayleen, lalu Shownu. Kini jarak mereka hanya beberapa cm saja. Mereka sampai harus mengesampingkan tangan masing – masing untuk permainan terakhir. Shownu kalah dan ia harus mendekat pada Ayleen. Perempuan itu mendongakkan wajahnya untuk menatap Shownu.

"Aku punya satu pertanyaan yang tak akan pernah kuulangi lagi, jadi dengarkan baik – baik. Lalu jawab. Oke?" kata Ayleen kemudian. Shownu menatap Ayleen dengan grogi, anggukannya merupakan sebuah pertanda jika ia siap menjawab.

"Maukah kau menjadi pacarku?" tanya Ayleen dengan wajah serius.

"Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu" kata Shownu terkekeh.

"Jadi, apa jawabanmu?" tanya Ayleen lagi.

"Tentu saja, apalagi jika kau memaksaku seperti ini" Shownu mengusap rambut Ayleen pelan.

"Sekarang giliranku yang bertanya" kata Shownu lagi.

"Jawabanku iya" kata Ayleen tersenyum.

"Heh, kau bahkan belum mendengar pertanyaanku" Shownu mendekap Ayleen ke dalam pelukannya.

"Pokoknya iya" kata Ayleen diiringi tawa kecilnya yang renyah.

"Dengarkan aku baik – baik. Nona Ayleen, maukah kau jadi pacarku?" kata Shownu memegangi kedua sisi wajah Ayleen.

"Sudah ku bilang kan jawabannya iya" kata Ayleen tertawa, Shownu ikut tertawa. Lalu pandangan mereka bertemu, Shownu merendahkan wajahnya dan membiarkan bibirnya menyentuh bibir Ayleen. Kedua tangannya melingkar di leher Shownu dan kakinya separuh berjinjit. Mereka saling melumat bibir satu sama lain dengan lembut. Tawa mereka terdengar ketika bibir mereka berpisah. Shownu kembali memeluk Ayleen.

"Apa kau tidak apa – apa pacaran denganku? Karena mungkin tidak akan bisa sering bertemu, berkencan bahkan menghabiskan waktu layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Kau yakin?" Shownu membelai pipi kanan Ayleen.

"Apa kau pikir aku ini bodoh hingga tidak berpikir sampai kesitu? Jangan – jangan kau sendiri yang tidak yakin" kata Ayleen cemberut.

"Anniyo. Aku takut kalau kau akan merasa tidak di perhatikan kelak dan kau akan minta putus denganku. Padahal kan kau tahu sendiri kehidupanku itu seperti apa. Bahkan aku bisa saja meninggalkanmu selama setengah tahun karena sibuk tur seperti kemarin. Mungkin wajahku tidak meyakinkan. Tapi, aku sungguh mencintaimu Ayleen" kata Shownu mengecupi wajah Ayleen.

"Kelak jika salah satu dari kita ingin menyerah. Cukup jujur dan katakan saja. Kau mengerti?" tanya Ayleen menatap Shownu.

"Aku mengerti. Baiklah, sudah malam. Kita harus pulang. Lagipula kasihan mereka sedari tadi bersembunyi hanya untuk mengintip apa yang kita lakukan" bisik Shownu membuat Ayleen segera menoleh ke arah lain dan mendapati para saudara laki – lakinya melemparkan sebuah cengiran dari balik pohon rendah yang bersebelahan dengan semak – semak yang tak jauh dari tempat Ayleen juga Shownu berdiri sekarang.

"Itu artinya mereka sedari tadi melihat apa yang kita lakukan tadi?" Ayleen mengrenyitkan hidungnya, malu.

"Mudah – mudahan mata mereka minus. Jadi tidak bisa melihat kita dengan jelas" bisik Shownu sambil mengecup telinga Ayleen, mereka berdua tertawa. Kemudian terdengar deheman dari arah lain lagi. Manager hyung Shownu juga ternyata mengamati mereka dari jauh. 

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang