Pagi buta di Korea.
Ayleen sedang bersiap untuk pergi ke pasar pagi bersama ke dua oppanya.
"Setan! Yaish. Kkamjagiya. Yaa. Neo gwaenchana?" kata Ayleen begitu lihat seseorang berpakaian serba hitam muncul dari tumpukan plastik sampah dan sempoyongan.
"Ugh" pria itu terjatuh dan batuk. Dari tepi bibirnya keluar darah. Lalu laki - laki itu ambruk.
"Ya.. Yaaa. Kau ini kenapa?" Ayleen dengan panik memegangi wajah pria itu. Lalu ia sadar kalau bagian perut pria itu sobek dan berlumuran darah.
"Tolong aku. Ku mohon" suara pria itu serak dan agak tidak jelas.
"Akan kubawa kau ke rumah sakit" kata Ayleen.
"Andwae. Jjebal" kata pria itu lagi, kali ini tangannya yang lengket oleh darah turut menghalau Ayleen untuk bangun.
"Mas Ren! Mas Boy! Bantuin Ayleen" sang nona pun berteriak. Seketika kedua pria itu muncul dari balik pintu belakang.
"Kenapa non? Buset! Non abis bunuh orang?" kata Rendra kaget.
"Ih. Mas Ren serius ini. Bawa ini orang ke dalem. Aku mau telphon Dokter Yang" kata Ayleen.
"Non. Mending kita jangan cari masalah" kata Boy uda jongkok di samping nonanya.
"Mas. Apapun alasannya. Selametin dia dulu. Cepet" Ayleen natap oppa keduanya.
"Ayo Boy" kata Rendra. Mereka berdua mapah laki - laki itu buat masuk ke dalam ruangan meeting yang ada di resto.
Iya. Dalem restoran Ayleen ada ruang khusus lebih tepatnya kantor kecil buat Ayleen ngurusin administrasi. Mungkin ada alasannya kenapa orang ini sembunyi di jalan belakang yang sama sekali nggak ada kamera cctv kayak di jalan depan restoran. Luka sobek di perut yang tadi Ayleen lihat juga bukan luka sobek asal²an. Dilihat dari bekasnya, pisau yang di gunakan bukan sekedar pisau untuk motong sayuran.
***
Jadilah tugas belanja pagi hari itu di alihkan kepada kedua dongsaeng Ayleen. Sementara dia dan kedua oppanya masih menunggu pria yang kini masih belum siuman setelah menjalani prosedur jahit menjahit beberapa menit yang lalu. Ayleen menunda pembukaan restoran. Walaupun ia sudah menyapa para tetangga restoran yang ada di sekitarnya sambil memberikan sedikit oleh² dari Indonesia. Ayleen mencium bau sesuatu yang aneh.
"Ssst. Diem. Nanti non Ayleen marah"
"Gimana ini mas? Mana gosong"
Ayleen melipat kedua tangan di depan dada ketika mendapati kedua dongsaengnya mengamati panci diatas kompor dengan panik.
"Kalian berdua. Siapa yang mau ngaku duluan" suara Ayleen membuat kedua pria itu menatap satu sama lain.
"Non. Tadi Lintang pengen bikin kimchi jigae. Trus mules. Jadi Lintang nitip ke Langit. Malah Langitnya main game terus. Jadinya gosong. Maaf" kata Lintang nunduk.
"Kalo laper bilang ke Mbak Ayleen kan bisa. Biar mbak masakkin. Uda tau skill masak kalian mentok di masak mie instan. Nih, berhubung mbak nggak sempet masak. Kalian pesen makanan yang kalian suka di restonya Bibi Jang sana. Jangan sampe ada kembalian. Oke? Jangan lupa beresin ini dulu" Ayleen menyerahkan beberapa lembar uang Won kepada Lintang dan Langit.
"Makasi non" kata Lintang cerah, seperti anak kecil yang baru saja di beri permen.
***
Ayleen terkejut mendapati pria yang kini bertelanjang dada dengan sebagian tubuh diperban itu berdiri di depan jendela.
"Jangan bilang kau mau kabur dari jendela itu" kata Ayleen dari depan pintu.
Ia yakin sekali, baru saja pria itu terkekeh. Lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Ayleen.
"Tidak. Aku hanya sedang berpikir bagaimana caranya berterima kasih padamu agasshi" katanya kemudian.
"Pakaianmu tadi ku buang. Jadi pakailah ini. Aku rasa ukurannya pas" Ayleen melemparkan kemeja bermotif garis yang langsung di sambut oleh pria itu.
"Punya pacarmu?" tanyanya dengan smirk yang menjengkelkan untuk wajahnya yang tampan.
"Namjachingu buseun. Itu punya oppaku. Kalau kau mau pergi. Pergilah. Tugasku sudah selesai" kata Ayleen mendecih.
"Aku tidak punya tempat untuk pulang" kata pria itu memakai kemeja yang Ayleen beri.
"Lebih tepatnya kau takut diseret ke kantor polisi karena terlibat tindak kriminal kan?" kata Ayleen duduk disofa ruang kerjanya.
"Agasshi. Mari kita bertaruh" katanya duduk dihadapan Ayleen, ia mengaduh saat mencoba untuk bergerak.
"Hati - hati. Ck, kau ini. Malah mengajakku main - main. Apa maumu?" Kata Ayleen kesal.
"Jika dalam waktu tiga hari kau tidak menemukan berita tentangku. Izinkan aku bekerja di sini untuk balas jasa. Tidak di gajipun tidak masalah. Asal ijinkan aku tinggal dan beri aku makan cukup dua kali sehari mengingat kau ini sangat kaya" kata laki - laki itu lagi.
"Tahu darimana kalau aku kaya? Tampaknya kau yakin sekali jika kau tidak akan masuk dalam pencarian daftar orang diinginkan polisi?" Ayleen menatap jemarinya yang berwarna warni.
"Hanya firasat saja. Aku jamin kekayaanmu itu akan bertambah kalau kau mengijinkan aku tinggal. Tolonglah nona" balasnya tiba² saja berlutut dihadapan Ayleen.
"Kaya tidak lantas membuatku bahagia asal kau tahu saja. Yah, berhubung aku masih butuh waiter dan tukang cuci piring. Aku terima taruhanmu itu. Selama di sini aku akan memanggilmu Bejo. Bagaimana?" Ayleen menatap pria yang masih berlutut didepannya.
"Bejo? Aneh sekali. Tapi aku tidak keberatan" kata pria itu lagi.
"Deal. Bekerjalah saat kau sudah merasa sehat. Aku harus mengecek sesuatu" Ayleen beranjak dari sofa untuk turun ke lantai bawah. Jadi gedung restoran Ayleen ada tiga lantai. Dua lantai untuk resto. Satu lantai untuk kantor administrasi dan ruang istirahat.
"Terima kasih. Nona Ayleen" teriak laki - laki itu.
Ayleen tersenyum, kemudian ia menghela nafas. Sungguh ia baru saja mengambil resiko paling besar dalam perjalanan hidupnya dengan membiarkan laki - laki itu tinggal.
***
"Non. Nggak salah?" kata Rendra yang sedari tadi turut mendengar percakapan nonanya.
"Nanti kita omongin di rumah ya mas. Palaku rasanya mau pecah ngurusin tuh orang" Ayleen megangin kepalanya yang mendadak migrain.
"Sini. Sini" Rendra langsung memberi sebuah pijat refleks di puncak kepala Ayleen.
"Non Ayleen. Mas Rendra makan yuuuk" teriak Langit.
"Iya sayang. Mas, mulai sekarang dia namanya Bejo. Ajarin dia semua kerjaan disini. Okay?" Ayleen memberi sebuah tanda OK menggunakan telunjuk dan ibu jarinya.
"Siap non. Mau kita ajak makan bareng juga?" Kata Rendra kemudian.
"Ajaklah. Nanti mati" kata Ayleen menuruni tangga terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow
FanfictionEdisi spesial buat leader kita tercinta, Shownu ❤. Sekuat apapun badai menerpa, ia akan bosan menerjang mereka yang melengkapi satu sama lain dengan penuh harapan agar esok hari menjadi lebih baik. Mari kita saling menguatkan satu sama lain hingga b...