Kembali

65 8 2
                                    

Ayleen mengerucutkan bibirnya, bahunya masih terasa nyeri saat ia mencoba mengangkat sandwich dari piringnya.

"Need a help?" sang ayah datang ke sofa tempat putrinya tengah menonton tv.

"Pwease" Ayleen memohon dengan nada yang imut.

Ayahnya segera menyuapi sandwich coklat strawberry favorit Ayleen. Sudah seminggu semenjak insiden penembakan di bandara saat ia pulang ke Indonesia. Iya, Ayleen di tembak tepat pada bahu kiri. Snipper itu menggunakan senapan canggih yang suara tembakannya sama sekali tidak terdengar.

Apa motif orang itu?
Jawabannya masalah politik.

Sebelum Ayleen pulang, ayahnya sudah lebih dulu mengalami hal tidak menyenangkan. Mobilnya di tabrak secara brutal hingga membentur pagar sebelum memasuki rumahnya. Ayahnya tidak mengalami luka serius. Adiknya juga menerima panggilan teror secara terus menerus tanpa pandang tempat dan waktu.

Ternyata salah satu menteri kabinet diusut oleh KPK dalam Operasi Tangkap Tangan beberapa hari yang lalu. Ayah Ayleen tanpa sengaja mendengar pembicaraan rekannya itu mengenai salah satu projek yang baru saja di canangkan presiden. Karena khawatir, rekannya menawarkan sejumlah nominal untuk ayahnya. Tapi, di tolak mentah - mentah. Bahkan ayah Ayleen berjanji kalau tak akan ada sepatah kata yang keluar dari bibirnya.

Karena tidak percaya. Rekan menteri ayahnya mulai melakukan rencana teror dengan skema yang sudah di buat.

Snipper yang menembak Ayleen terakhir kali tertangkap. Memberikan kesaksian jika memang benar Menteri A yang menyuruhnya. Tanpa susah - susah. Kasus itu terbongkar dengan sendirinya.

"Jjakaman" Rendra muncul dengan terburu - buru. Lalu menyerahkan smartphonenya pada Ayleen.

"Mmm? Annyeong haseyo" sapa Ayleen.

"Apa yang terjadi padamu?"

"Hanya insiden kecil"

"Bilang begitu lagi. Ku susul kau ke Indonesia ya"

"Boleh. Aku ingin kau bertemu dengan ayahku"

"Itu juga akan ku lakukan jika waktunya sudah tepat"

"Hooo. Daebak"

"Jadi kau ini anak orang penting ya?"

"Bukan. Aku anak dari ayah dan ibuku"

"Terus saja menghindar. Ah, aku jadi minder. Apakah aku masih pantas untukmu"

"Jika kau berkata seperti itu lagi. Akan ku kirimkan Snipper untuk menembakmu"

"Tega sekali. Ah iya, aku punya berita bagus sayang"

"Katakan"

"Won Ho sudah kembali"

"Baguslah kalau begitu. Jaga ia baik -baik. Jangan sampai ia pergi lagi. Kau hebat sayang"

"Aku bukan apa - apa tanpa member, tanpa fans, tanpa kau"

"Aku tidak melakukan apa - apa"

"Kau selalu ada untukku"

Entah kenapa setelah mendengar itu Ayleen ingin sekali menangis dan matanya benar - benar basah saat ini. Kemudian terdengar ia sedang menyedot ingus.

"Wae baby?"

"Anniya. Aku bangga padamu"

"Cepat pulang"

"Aku sudah pulang"

"Maksudku pulang ke pelukanku"

Kali ini Ayleen tertawa sambil menghapus air matanya.

"Akan ku hubungi lagi nanti. Kau harus banyak istirahat"

"Arraseo. I do love you"

"If i am a bread. You're my"

"Jam. Silly"

"I do love you too. Honey. Bye"

Ayleen meletakkan smartphone Rendra di meja yang ada di hadapannya. Sementara sang Ayah bertopang dagu, mengusap pipi putri satu - satunya. Menatapnya seakan menatap sang istri saat mereka masih muda dulu.

"Kapan kamu mau ngenalin pacar kamu ke papa?"

"Segera. Paling cepet 7 sampe 8 tahun lagi"

"Keburu kamu punya keponakan"

"Ya nggak papa. Mau punya berapa keponakanpun Ayleen tetep cantik"

"Papa bakalan tua"

"Everybody will get old. But, i'll always love you pa"

"Ah bohong kamu. Tadi aja uda bilang love you ke cowok lain"

"Jadi papa cemburu? Bilang dong. Gengsi banget Bapak Ezra"

"Dasar ya kamu" sang ayah menggelitik pinggang Ayleen. Mereka bercanda heboh sehingga yang melihatnya pun ikut tertawa. Akhirnya anak dan ayah itu berdamai dengan sebuah pelukan.

***

Sebelumnya di Dorm Monsta X

Jadi Won Ho memutuskan untuk menandatangani kontrak kembali dengan Monsta X. Hanya sampai kontrak 6 member lainnya habis. Karena setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan manajemen setelah kontrak pertama mereka berakhir nanti. Karena mereka yakin akan ada jalan yang lebih baik bagi mereka daripada bertahan di agensi yang menaungi Monsta X selama ini. Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat.

Pengacara Shim sempat memberi masukan jika mereka lebih baik bertahan karena baik internal maupun eksternal dari manajemen sudah di perbaiki. Tapi Chang Kyun menggeleng. Semua orang bisa berubah, tergantung situasi mendukung atau tidak. Yang jahat bisa tiba - tiba saja baik. Begitu pula sebaliknya, sulit rasanya untuk percaya kepada orang yang sudah pernah memberikan rasa sakit yang teramat sangat padamu kan?

Shownu merangkul maknae. Entah kenapa ia mengecup rambut Chang Kyun saat mengatakan keputusannya. Ki Hyun tersenyum, rasanya itu hal paling masuk akal bagi mereka ke depannya.

Pintu terketuk, Chang Kyun langsung berdiri dan segera membuka pintu dorm dengan sangat semangat.

"Ho Seokie hyung!!!!" Teriak Chang Kyun melompat ke dalam pelukan Won Ho.

"Welcome back hyung" Hyung Won melepas Chang Kyun dari gendongan Won Ho dan bergantian memeluk si pria kekar.

Masing - masing dari mereka memeluk Won Ho dengan lama. Tanpa sepatah katapun yang terucap. Mereka mengungkapkan isi hati.

"Malam ini aku mau tidur bersama dengan Ho Seok hyung" kata Chang Kyun.

"Tidak bisa. Aku yang akan tidur bersamanya" kata Joo Heon.

"Ya kalian berebut saja sana. Karena ia akan tidur denganku" balas Hyung Won.

Won Ho tertawa. Ia melepas topi yang sedari tadi ia pakai. Menundukkan wajah dan menyeka ujung matanya. Shownu menepuk lengan Won Ho.

"Shownu ya. Kalian semua maafkan aku dan terima kasih sudah memperjuangkanku selama ini. Aku menyayangi kalian" isak Won Ho.

"Sudah. Kenapa kau menangis lagi?" Ki Hyun mengusap punggung Won Ho.

"Group hug" usul Min Hyuk.

Lalu mereka merangkul entah bahu atau pinggang satu sama lain untuk merayakan kembalinya member yang telah lama kembali.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang