Bumi hanya pendiam
..
.
[Bumi]
SEMENJAK HARI ITU
Oleh : (Malik Abdul)
Di depanku kau menangis tersedu tak tahu malu
Kata-katamu membujukku penuh rayu
Merengek memintaku untuk kembali
Namun, aku tetap pada pendirianku
Janji busukmu begitu nyata
Segala resah menyatu buatku ragu
Melihat kau berdua sedang bercumbu
Tanpa rasa bersalah kau mancampakkanku
Kini hari tinggal sepi
Menyisakan hari penuh haru
Semenjak kau dustai kisah cinta berdua
Rasakan sendiri kini
Air matamu tak akan pernah berarti
Untuk menghapus dosa yang kau lakukan sendiri
Selamat tinggal melati.
-
Bulan selesai membaca baris puisi itu ketika tepuk tangan menggema mengisi auditorium tanpa jeda. Sorak penuh warna pun menyemarakkan tanpa henti. Membuatnya semakin tak bisa menahan senyum dibibir. Gadis itu membungkuk spontan, sebagai tanda hormat. "Terima kasih." lirihnya yang tertangkap microphone di depan bibir.
Ia menegakkan diri. Memutar pandangan, dan mendapati Bima di baris tertinggi tribun. Tengah menonton sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada.
Bulan pamit undur diri, turun dari panggung dan membiarkan seleksi pengisi acara pensi itu kembali dilanjutkan. Dijalan ia berpapasan dengan Mars dan Langit yang menenteng gitarnya. Juga Gemini yang sudah terlonjak kesenangan menyambut dirinya.
"Ahhhh, keren banget, Bulannnnn!!" serunya sembari mengacungkan dua ibu jari bangga. Bulan menyengir lebar, mendekat dan memeluk Gemini erat. Membiarkan kedua gadis itu kembali meluapkan rasa girang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Saja, Ada Aku ✅
Teen Fiction[selesai] "Andai saja soal matematika semudah jatuh cinta. Maka bukan Bumi yang aku cintai, tapi buku jelek tak terurus disudut meja belajar!" Jatuh cinta Bulan sederhana: menatap Bumi dan meminta Tuhan mengabulkan agar mereka bisa bersama. Namun s...