G-303

428 56 5
                                    

Bumi hanya pendiam
.

.

.

[Bumi]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bumi]

SEMENJAK HARI ITU

Oleh : (Malik Abdul)

Di depanku kau menangis tersedu tak tahu malu

Kata-katamu membujukku penuh rayu  

Merengek memintaku untuk kembali 

Namun, aku tetap pada pendirianku

Janji busukmu begitu nyata

Segala resah menyatu buatku ragu

Melihat kau berdua sedang bercumbu

Tanpa rasa bersalah kau mancampakkanku

Kini hari tinggal sepi

Menyisakan hari penuh haru

Semenjak kau dustai kisah cinta berdua 

Rasakan sendiri kini 

Air matamu tak akan pernah berarti 

Untuk menghapus dosa yang kau lakukan sendiri

Selamat tinggal melati.

-

Bulan selesai membaca baris puisi itu ketika tepuk tangan menggema mengisi auditorium tanpa jeda. Sorak penuh warna pun menyemarakkan tanpa henti. Membuatnya semakin tak bisa menahan senyum dibibir. Gadis itu membungkuk spontan, sebagai tanda hormat. "Terima kasih." lirihnya yang tertangkap microphone di depan bibir.

Ia menegakkan diri. Memutar pandangan, dan mendapati Bima di baris tertinggi tribun. Tengah menonton sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Bulan pamit undur diri, turun dari panggung dan membiarkan seleksi pengisi acara pensi itu kembali dilanjutkan. Dijalan ia berpapasan dengan Mars dan Langit yang menenteng gitarnya. Juga Gemini yang sudah terlonjak kesenangan menyambut dirinya.


"Ahhhh, keren banget, Bulannnnn!!" serunya sembari mengacungkan dua ibu jari bangga. Bulan menyengir lebar, mendekat dan memeluk Gemini erat. Membiarkan kedua gadis itu kembali meluapkan rasa girang bersama.


Disini Saja, Ada Aku ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang