G-301

1.1K 85 13
                                    

Bumi bisa bernyanyi.

.

.

.

[Bimasakti]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Bimasakti]

"Andai urat malu kamu putus seputus-putusnya, aku yakin iler kamu sudah mengalir sampai leher saking
memuja suara Bumi, kan?"

Bulan meliriknya, lalu mengerjap sesaat sebelum tertawa kecil. Ia menahan mati-matian senyum dibibir sebelum mengedikan bahu. "Nggak tahu. Belum pernah mencoba bikin urat malu sendiri 'putus seputus-putusnya'." jawab gadis itu tanpa menatap lawan bicara.

Bimasakti menatap Bulan tanpa berkata. Mungkin, sudah merasa cukup hanya dengan memperhatikan gelagat gadis itu dari tempatnya. Pun juga berakhir menatap si pemilik lantunan suara merdu di koridor jurusan mereka.

"Kalau selekat itu kamu melihat dia, bisa jadi nanti aku kecolongan duluan, Bim." celetuk Bulan sebelum menegakkan diri. Bima meliriknya, "Jadi cuma kamu yang boleh menatap dia penuh puja begitu?"

Bulan membasahi bibirnya. "Menurut kamu apa yang paling gampang dikerjakan dibanding soal matematika?"

"Bermalas-malasan di rumah? Banyak." sahut Bima nyaris tak tertarik. Bulan menarik kedua sudut bibirnya kembali, ada binar yang tak tergantikan dari sepasang matanya. "Bagi aku, jatuh cinta pada Bumi."

Bima menyeringai. Ia bersender pada dinding koridor sembari menatap gadis itu geli.

"Sayangnya, cuma aku yang mendengar kata-katamu barusan, ya? Bukan Bumi yang kamu tuju disana." tukasnya kemudian. Bima menegakkan diri, sementara Bulan masih senyam-senyum sendiri menonton pujaan hati. "Hari ini ya cukup kamu. Suatu hari, dia yang bakal mendengarnya setiap hari."

Bima tertawa, melewati Bulan sebelum mengutarakan sebaris kalimat yang sudah mengganjal pikirannya.

"Sampai kapan mau disini? Bu Kejora sudah siap 45 mencaci kamu di kelas tahu."

Bulan bergeming. Pupil matanya membesar sebelum dirinya berakhir membuntuti Bima diiringi hentakan kaki. "Kenapa nggak mengatakannya dari tadi?!"

disini saja, ada aku

Bumi baru selesai melantunkan 'Amin Paling Serius' begitu teman-temannya sudah memberinya isyarat untuk menoleh ke belakang. Bumi mengerjap, menengok cepat. Matanya mengerjap sesaat kala mendapati punggung mungil seorang gadis yang menjauh.

Disini Saja, Ada Aku ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang