Catatan Bulan untuk Bumi

145 36 2
                                    


Untuk Perasaanku

.

.

.

Hari ini aku bertanya-tanya.

Apa alasanku jatuh cinta pada Revolusi Bumi?

Apa alasanku menuliskan tentang dirinya sebanyak itu di dalam buku?

Apa alasanku mengharapkannya sejauh ini?

Apa karena pertemuan pertama kita beberapa tahun lalu?

Apa karena suaranya yang merdunya dan Analog Rasa?

Apa karena pertolongannya di tengah hujan deras itu?

Apa karena obrolan membosankan kami?

Aku bertanya-tanya.

Apa hidupku akan berbeda jika terisi tanpa Revolusi Bumi?

Apa Aksara akan terasa semenyenangkan itu untuk ditekuni?

Apa matematika bisa semenyenangkan itu untuk dipelajari?

Aku bertanya-tanya sebesar apa dampak seorang Revolusi Bumi dalam hidupku sebelum menyadari kalau sebagian masa hidupku dihabiskan untuk mengaguminya.

Malam ini aku hanya merasa....

Bulan Arotasi terlalu konyol, hingga dia ragu apa yang sebenarnya dia rasakan.

Bulan Arotasi terlalu pengecut, hingga dia ragu antara terbangun atau tertidur dalam mimpinya.

Bulan Arotasi terlalu bodoh, hingga dia berpikir untuk menyerah terhadap apa yang selama ini dia tuju.

Namun, dia jujur.

Ketika dia benar-benar ragu kalau Revolusi Bumi akan tetap bersamanya.

Mengakhiri perjalanan ini.

Ketika semesta memberitahu alasan Revolusi Bumi dan Cahaya Mentari tidak bisa bersama adalah aku.

Disini Saja, Ada Aku ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang