G-322

241 43 30
                                    

Bahkan benda langit punya cerita

Bahkan benda langit punya cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Aries]

"Ar."

Mars menatap wajah melamun gadis itu sebelum memanggil sekali lagi. "Ar."

"Aries."

Gadis itu mengerjap, menatap sepasang mata Mars sebelum bertanya. "Kenapa?"

"Harusnya aku yang tanya, kamu yang dari tadi melamun, sebenarnya memikirkan apa?" tanya Mars sebelum menyesap kopinya tenang, mumpung waktu istirahatnya cukup lama—mumpung keadaan disekitar BPM [1] nggak terlalu ramai juga.

Aries terdiam, tampak menimang sejenak sebelum akhirnya bersender letih dan mengusap gusar wajahnya.

"Ar?" panggil Mars lagi dengan kedua alis terangkat, menunggu gadis itu berbicara. "Kenapa?"

"Aku—" Aries kehilangan kata-katanya. "Maksudku, apa benar begini, Mars?" tanya Aries buka suara. "Apa benar begini caranya? Menyudutkan Bintang Kejora seperti gadis itu seseorang paling berdosa di dunia?"

"Tadi sewaktu apel, aku melihat Nebula dan temannya menyudutkan Bintang Kejora. Mereka menatapnya seolah gadis itu nggak berhak buat bicara."

Aries meremas roknya. Menyatukan kedua alisnya dan menyahut bingung. "Aku mengerti. Aku mengerti tentang rumor itu, dan aku sudah mencoba memikirkan bagaimana perasaan Bulan Arotasi, hanya saja rasanya salah Mars."

Gadis itu menatap Mars, menyuarakan pikiran dan keresahannya sekarang. "Ketika kita hanya memikirkan Bulan Arotasi, rasanya salah bagi aku. Rasanya salah kalau kita mengabaikan perasaan Bintang Kejora."

Aries menggeleng pelan. "Apa kita bahkan pernah bertanya, apa begini maunya? Merebut apa yang Bulan Arotasi punya? Itu konyol. Aku nggak percaya ada orang yang sejahat itu."

"Aku tahu. Aku memang orang luar, aku juga nggak mengenal baik Bulan ataupun Bintang. Cuma aku nggak mengerti mengapa Bintang Kejora menerima kebencian sebanyak itu dari orang-orang, Mars."

"Mengapa seakan-akan hanya Bulan Arotasi yang mempunyai mimpi sementara Bintang Kejora nggak?"

Aries menatap Mars, sementara yang ditatap hanya terdiam mendengarkan kata-katanya. Aries menarik napas dalam. "Maaf, salah maaf, aku minta maaf karena bicara terlalu panjang."

"Mau mendengar pendapatku?" Mars bertanya dengan seulas senyum menenangkan.

"Bolehkah?"

Lelaki itu terkekeh pelan, "Aku nggak bakal menawarkannya kalau nggak boleh, dasar tuan puteri bodoh."

Disini Saja, Ada Aku ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang