Untuk Egoisme Tinggi
.
Mama pernah bercerita, kalau di antara saudara-saudaranya, dia yang paling keras kepala. Itu sebabnya hubungan Mama dan Eyang Uti tidak terlalu baik.
Setiap malam, aku selalu mendengar Mama bercerita seolah tahu sekalipun aku memejamkan mata, aku tidak benar-benar tertidur.
"Mama menyesal."
"Kalau saja, dulu Mama nggak keras kepala dan selalu menentang omongan Eyang Uti. Pasti setiap lebaran, Eyang Uti senang kita pulang."
"Pasti Eyang Uti nggak canggung minta uang tambahan ke Mama dan pusing-pusing cari pinjaman uang padahal udah sakit-sakitan."
"Mama menyesal, kalau saja Mama menurunkan ego Mama sedikit. Eyang Uti pasti akan menemani Mama tidur sekarang seperti ini."
Mama mencium puncak kepala aku lama, bergumam dengan jelas di antara helai rambutku yang tipis.
"Nanti besar, jangan seperti Mama ya, Bulan. Nanti besar, jangan sekalipun meninggalkan Mama. Nanti besar, tolong tetap peluk Mama seperti Mama memeluk kamu malam ini."
Setelah itu, Mama akan menarik ingusnya dan berbisik di telingaku. Berdoa kepada Tuhan dengan tulus.
"Tuhan, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.”
Andai hari itu aku mengatakan dengan lengkap mimpiku. Aku mungkin nggak akan membuat Mama menangis lagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disini Saja, Ada Aku ✅
Roman pour Adolescents[selesai] "Andai saja soal matematika semudah jatuh cinta. Maka bukan Bumi yang aku cintai, tapi buku jelek tak terurus disudut meja belajar!" Jatuh cinta Bulan sederhana: menatap Bumi dan meminta Tuhan mengabulkan agar mereka bisa bersama. Namun s...