Chae sedang berjalan seorang diri menuju suatu tempat yang tak terlalu jauh dari panti, tadi Felix mengiriminya pesan bahwa hari ini tidak belajar dulu karena Felix ada keperluan mendadak.
Chae berjalan masuk kedalam, sebelumnya dia sudah ada janji dengan seseorang di tempat ini, sebuah ruangan. Chae duduk karena orang yang ada janji dengannya sedang ada tamu.
Menghilangkan bosan, Chae memainkan ponselnya tetapi dia melihat sepasang sepatu yang baru keluar dari ruangan yang sama, yang Chae ingin temui.
"Felix?..."
"... tapi kan Felix tidak punya motor setahuku, lagi pula banyak orang yang mempunyai sepatu mahal seperti itu"
Chae masih memerhatikan sosok itu yang sangat tertutup bahkan wajahnya menggunakan masker, Chae melihat motor itu menyala dan pergi dari sini.
"Nyonya Chaewon"
Chae terkejut lalu tersenyum.
"Silahkan masuk, Dokter Mark Tuan sudah menunggu di dalam"
"Terima kasih suster"
Chaewon berada di rumah sakit sekarang lalu masuk kedalam ruangan yang bernamakan Mark Tuan.
"Selamat siang Dok"
"Siang Chaewon"
Chaewon duduk di hadapan sang dokter.
"Maaf Dokter, bolehkah aku mengetahui siapa lelaki yang baru saja keluar dari ruangnmu?"
Mark melirik Chae dengan satu alis yang terangkat.
"Hemmm apa kamu mengenalnya?"
"Tidak, hanya saja dia sangat mirip dengan orang yang saya kenal"
"Pasien tadi bernam-"
"Perimisi Dokter"
Mark dan Chae menoleh ke pintu.
"Iya ada apa Jihyo?"
"Ini aku ingin memberikan berkas pasien selanjutnya"
"Ahh kemarilah"
Setelah meletakan berkas Jihyo keluar.
"Apa pria itu sangat penting Chae?"
Chae menggeleng.
"Lupakan saja"
"Baiklah kita mulai"
***
Felix merebahkan tubuhnya ke ranjang membuatnya menatap langit-langit kamar, dia sangat rindu dengan Chae bahkan tidak bertemu seharipun dia serindu ini.
Felix menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang lalu mengambil ponselnya dan melakukan video call bersama Chae.
"Apa?"
Felix tersenyum melihat Chae walaupun dari layar ponsel.
"Aku kangen"
"Hemm besok juga ketemu"
"Sekarang aja deh"
"Aku lagi ga dipanti kamu gabisa liat apa?"
Felix menatap sekeliling Chae, benar juga tapi dia menyipitkan matanya.
"Kamu di rumah sakit?"
Dapat Felix lihat Chae diam lalu melirik kesana kemari.
"Iyaa di rumah sakit tapi tenang aja bukan aku ataupun anak panti yang sakit"
"Terus siapa?"
"Tadi aku lagi jalan mau ke super market eh aku liat ada Ibu-Ibu pingsan jadi aku tolongin"
Felix mengangguk mengerti.
"Nanti aku ke apart kamu"
"Yeyyy bener ya? aku tunggu"
"Iyaa bawel yaudah aku tutup ya"
"Iyaa mau aku jemput?"
"Ehh gausah aku kesana sendiri aja orang deket nih rumah sakitnya dari apart kamu"
Felix sempat berfikir.
"Okee hati-hati nanti"
"Iya sayang bye!"
"Bye!"
Setelah itu ponsel Felix berganti dengan foto Chae dan dirinya yang Felix jadikan wallpaper.
"Apa wanita yang duduk tadi benar kamu Chae?"
Flashback on
"Terima kasih Dok"
"Sama-sama Felix jangan lupa untuk beristirahat dan makan yang teratur dan jangan lupakan obat itu Felix!"
"Baik Dok saya permisi"
Felix berdiri dari kursi lalu berjalan menuju pintu dan membukanya, tapi Felix mematung di ambang pintu ketika melihat sosok wanita yang sedang bermain ponsel.
Felix menutup pintu lagi dan kembali duduk di hadapan Doktee.
"Maaf Dok apa ada masker?"
"Ada"
"Berikan saya satu Dok"
Mark memberikan masker kepada Felix.
"Terima kasih"
Felix langsung memakainya dan pergi dari sana, dapat ia lihat wanita itu menatapnya tetapi sebisa mungkin Felix berusaha tenang.
Flashback off
"Kalau itu benar kamu Chae, berarti kamu bohong sama aku dan kita adil untuk sama-sama berbohong, tapi apa yang kamu lakukan disana?"
.
.
.
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Day's 'Lee Felix'
Teen FictionWaktu yang sangat singkat dengan guru privatenya