"Eh Lix lo mau kemana?"- Seungmin.
Felix menoleh kebelakang melihat teman-temannya yang sudah berdiri di samping mobil masing-masing.
"Gue ga ikut nongki, mau belajar hehe gue udah nemu guru, bye!"
Felix langsung masuk kedalam mobil sport berwarna hitamnya lalu pergi meninggalkan lingkungan sekolah dan kedelapan temannya menuju panti.
"Gila tuh lama-lama bocah"- Hyunjin.
"Kuy Sbux"- Changbin.
"Kuy!"
Semakin dekat dengan panti, semakin membuat Felix ingin mati, dia dapat melihat panti yang lumayan luas di depan sana.
"Sabar Lix sabar"
Felix berhenti di depan panti yang sepi lalu dia turun dari mobil dengan membawa amplop cokelat yang berisikan uang, tadi malam orang tua Felix sudah mengirim uang ke Felix dan Felix berencana untuk membagi uangnya ke panti asuhan yang Chae tinggali.
Dengan ragu Felix mengetuk pintu panti dan mundur dua langkah, setelah itu pintu terbuka.
"Selamat siang Bibi!"
"Selamat siang Tuan! Apa ada keperluan?"
"Maaf Bibi sebelumya, bisakah memanggil saya Felix?"
"Oh maaf, baik nak Felix ahh iya silahkan masuk!"
Felix tersenyum lalu mengangguk dan masuk ke panti yang lumayan luas itu, disana banyak anak-anak kecil sampai dewasa.
"Silahkan duduk nak Felix, Bibi buatkan minuman dulu"
"Ehh jangan Bi! Saya kesini ingin menyumbang sedikit uang jangan repot-repot"
Sang Bibi duduk di samping Felix sambil tersenyum.
"Maaf Bi hanya sedikit"
Felix mengambil kedua tangan Bibi dan memberikan amplop itu kepada Bibi.
"Terima kasih Felix! Tuhan memberkatimu!"
"Sama-sama Bi, aminn"
Bibi tersenyum dan Felix ikut tersenyum.
"Bibi, Ryujin tidak mau mak...an"
Chaewom terkejut ketika Bibi (pemilik panti) sedang berbincang dengan Felix.
"Chae"
"Felix"
Bibi menatap mereka berdua.
"Kalian saling kenal?"
"Iya Bi, Felix murid Chae"
"Ohh kalau begitu temani Felix ya? biar Bibi yang menyuapi Ryujin dan membuatkan minuman untuk Felix"
"Tidak usah Bi, Felix dan Chae akan pergi setelah ini"
"Benarkah Chae?"
"Iyaa Bi"
"Baiklah kalau begitu"
Chaewon menatap Felix yang masih menggunakan seragam.
"Bi, Felix dan Chae pamit ya?"
Bibi memeluk Chae lalu mengusap kepala Chae.
"Hati-hati"
"Iya Bi"
"Felix sekali lagi terima kasih ya!"
"Sama-sama Bi"
Bibi mengantarkan Felix dan Chae sampai depan pintu.
"Bi, boleh Felix meminta nomor telpon Bibi?"
"Boleh"
Chae hanya memperhatikan Felix dan Bibi yang sedang bertukar nomor telpon.
"Terima kasi Bi, Felix pamit!"
"Iya Felix hati-hati dan Chae jangan pulang terlalu larut"
"Baik bi"
Mereka berdua pergi menuju mobil Felix yang terparkir lalu masuk setelahnya.
"Kamu beneran kesini?"
"Aku kan udah bilang kemarin"
"Kamu kasih donasi?"
"Iya hanya sedikit"
"Tak apa Felix, aku sangat berterima kasih"
"Sama-sama Chae"
Chae tersenyum lalu memasangkan seatbelt ketika melihat Felix yang sudah siap untuk menyetir.
"Di sana sangat ramai ya?"
"Yaa ramai karena banyak orang"
"Kau beruntung Chae"
"Apa?"
"Karena tidak kesepian"
"Felix kamu bisa datang untuk main kalau mau"
"Benarkah?"
"Yaa benar, kapan-kapan main kesana lagi ya? anak-anak disana sangat menggemaskan"
"Apa kamu yang tertua disana?"
"Yaa bisa dibilang seperti itu, dulu ada yang sepantaran denganku tetapi dia telah di adopsi"
Felix menoleh ke samping melihat Chae yang menunduk.
"Jangan sedih Chae, aku yakin kau akan di adopsi"
"Tapi aku tidak mau"
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin pergi dari sana"
Felix menoleh lagi lalu tersenyum.
"Lalu kenapa kamu sedih?"
"Hanya rindu, dia sangat baik dan hangat"
"Benarkah?"
"Hu'um dia seorang pria dan kami sangat dekat, pertama kali aku datang dialah yang menyambutku sangat riang mungkin karena aku dan dia sepantaran"
"Kalau begitu bagus"
Chae mengangguk.
"Tenanglah Chae kamu akan bertemu dengannya suatu saat nanti"
"Yaa aku harap"
.
.
.
.
.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/206957513-288-k861667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Day's 'Lee Felix'
Teen FictionWaktu yang sangat singkat dengan guru privatenya