Eps. 19

267 14 0
                                    

Felix memandangi Chae yang berada di dalam sana tengah berbaring lemas di atas ranjang rumah sakit VVIP dengan alat-alat rumah sakit yang berada di tubuhnya.

Air mata kembali menghiasi wajah Felix, di tangan Felix ada gumpalan rambut milik Chae yang kemarin rontok.

"Pinter kamu ya buang rambut kamu di tong sampah..."

"... tapi lebih pintar aku Chae, kamu tidak begitu pintar menyembunyikannya"

Felix mengangkat tangan kanannya lalu menatap kaca lagi yang berada di pintu.

"Aku kangen..."

"... cepet pulih dan aku akan melamar kamu..."

"... aku ulangan loh dan aku dapat nilai 9,5..."

"... sayang hikss..."

Operasi kemarin berjalan lancar dan membuat Felix lega, kemarin dia pulang karena tidak tahan dengan Chaewon dan pagi ini dia kembali seorang diri.

"Maaf aku gabisa masuk Chae, Dokter melarangku..."

"... kalaupun aku tertular aku tak apa Chae..."

"... aku ingin bersamamu..."

"... aku juga lelah, aku ingin sepertimu yang tertidur seharian"

Felix menghirup aroma rambut Chae.

"Snowie mencari kamu..."

"... dia juga kangen sama kamu"

Felix menatap Chae lagi di dalam sana.

"Besok aku sekolah..."

"... pulang sekolah aku kesini dan aku mau kamu udah harus bangun!..."

"... kalau kamu tidak bangun aku akan memaksa Chae"

"Felix!"

Felix menoleh ke samping.

"Mamih Papih"

Orang tua Felix mendekati anaknya yang mematung di depan pintu lalu Mamih langsung memeluk anak semata wayangnya.

"Hikss... Mamih Cha-Chaewon Mih hikss..."

"Iyaa sayang kamu jangan nangis terus coba"

Felix mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

"Pih"

Felix beralih memeluk Papih.

"Dia gapapa Felix, dia baik-baik aja"

Felix mengangguk lagi dan semakin memeluk erat sang Papih.

"Felix gabecus Pih buat jagain Chae"

"Bukan salah kamu, ini takdir Felix"

Felix diam lalu melepaskan pelukannya dan berjalan ke depan pintu lagi, untuk melihat Chae.

"Jahat ya?..."

"... semesta jahat sama aku..."

"... apalagi sama kamu"

Felix menghirup rambut Chae, lagi.

"Besok aku bawa anak panti kesini"

Orang tua Felix hanya menatap punggung Felix.

"Pih hiks..."

Papih memeluk Mamih berusaha menenangkannya.

"Orang tua Felix?"

"Iya benar"

"Bisa ikut saya?"

Orang tua Felix mengangguk lalu megikuti Mark tanpa sepengetahuan Felix.

"Kenapa dokter?"

"Maaf sebelumnya, bisakah anda membawa anak anda untuk periksa"

"Periksa?"

"Iya periksa"

"Memangnya kenapa dengan anak saya dok?"

"Maaf kalau saya lancang,tetapi Felix dan Chae berhubungan badan dan saya yakini itu tidak sekali"

"Lalu?"

"Chaewon kanker otak stadium akhir, saya takut bila Felix tertular"

Orang tua Felix terkejut bahkan Mamih sudah menangis lagi.

"Benarkah?"

"Saya harap Felix tidak tertular, tetapi apa salahnya memeriksa terlebih dahulu"

"Kenapa tidak di periksa disini?"

"Kemarin, Felix menolaknya dan saya sarankan bawa Felix keluar negri"

Orang tua Felix mengangguk.

"Tapi sekarang bukan saatnya, tunggu seminggu lagi karena Felix sedang di masa-masa sulit, dia terus selalu berada di sini untuk menemani kekasihnya"

"Baiklah dokter"

"Hanya itu yang saya ingin katakan kepada kalian, tunggu seminggu lagi"

"Baik dok"

"Dan saya sarankan bawa Felix yang jauh dan pilih rumah sakit yang bagus"
.
.
.
.
.
Bersambung...

15 Day's 'Lee Felix'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang