Pagi menyinarkan seluruh cahayanya. Sinarnya membuat semua orang silau. Di langit yang berwarna biru cerah tidak terdapat awan awan yang bisa menutupi sinarnya matahari hingga suasananya menjadi sejuk.
"Waktunya istirahat." Semua murid segera bersorak sorak kegirangan. Para guru pun segera menutup pembelajaran lalu pergi meninggalkan kelas. Murid murid keluar dengan perasaan senang. Akhirnya, mereka bisa makan dengan senda gurau.
Linda keluar kelasnya sambil membawa buku. Buku yang ia baca bukanlah sebuah buku pelajaran, melainkan sebuah novel. Dia melambai lambaikan tangannya pada kedua temannya yang hendak ke kantin lalu berbalik dan melangkah ke perpustakaan.
Dia melepas sepatunya, tetapi matanya melihat kelas 7C. Di didepan kelas itu banyak murid murid yang keluar dengan perasaan senang. Dia melihat 3 siswi yang keluar, 2 siswi sedang berbicara dengan senda gurau, sementara yang satu hanya berjalan di belakangnya dengan raut tanpa ekspresi. Dia buru buru memalingkan kepalanya karena salah satu dari siswi tersebut adalah Dehya. Dehya menoleh sekilas pada Linda dengan raut wajah sedih lalu mulai berbicara kembali dengan Deli.
Linda masuk kedalam perpustakaan dengan perasaan senang. Dia melihat lihat perpustakaan yang sangat sejuk. Saat akan masuk dia langsung disapa oleh Bu Helza selaku petugas perpustakaan. Linda meletakkan novel milik perpustakaan yang dipinjaminya. Seperti biasa, Bu Helza mengecek isinya untuk memeriksa adakah kerusakan dalam buku novel tersebut.
"Baik. Silahkan catat di jurnal peminjaman pribadi," ujar Bu Helza sambil mengambil sebuah buku berwarna biru besar. Lalu, meletakkannya di depan Linda. Linda segera mengambil bolpoin yang ada disebelahnya lalu mencatat namanya di sana.
"Sudah bu," kata Linda tersenyum hingga matanya menyipit. Bu Helza tersenyum ramah membalas senyuman dari Linda.
"Mau kenapa di perpustakaan? Mau belajar?" tanya Bu Helza.
Linda tersenyum hingga matanya menyipit, "Pinjam novel lagi."
Setelah itu Linda langsung berbalik lalu melangkahkan kakinya di antara rak rak buku. Dia mengambil novel yang besar. Matanya langsung berseri seri saat melihat novel tersebut. Dia mulai melangkah ke sebuah bangku untuk membaca. Di perpustakaan hanya sedikit yang membaca. Ada seorang siswi yang membaca sebuah novel. Ada juga sekelompok siswi yang hanya berjumlah 5 orang sedang mengerjakan tugas.
Dan juga seorang siswa yang mengambil banyak tumpukan buku untuk dibaca. Siswa tersebut menyelesaikan buku fisika yang tipis, dia meletakkannya di meja lalu mengambil buku Matematika yang tebal. Mata Linda membelalak saat tahu jika itu Yusuf. Saat masih satu sekolah, Yusuf selalu menjadi anak yang terpintar dikelasnya. Ternyata, Yusuf sangat suka di perpustakaan untuk membaca buku, hingga membuat sifatnya pendiam.
"Eh suf," sapa Linda hingga matanya menyipit. Yusuf menaruh buku bahasa Indonesianya di meja, lalu menatap Linda dengan dahi mengkerut. "Gak usah bilang kalau kau lupa sama aku lagi," gerutu Linda sebal. Bibirnya memoncong kedepan matanya menatap tajam kearah Yusuf.
"Aku gak lupa kok, kamu Thalita Sahwara Linda kelas 6B dan bernomor absen 28 itu kan. Katanya matanya sipit, bisa bisa nanti ditinggal teman temannya karena merem," ujar Yusuf ketus. Dia memberdirikan buku yang ia baca, hendak membaca kembali. Tiba tiba Linda duduk disebelah Yusuf hingga membuat Yusuf membuat wajah jijik.
"Ngapain dekat dekat? Gak muhrim tau," ujar Yusuf lalu berpindah ke kursi sebelahnya.
"Biarin," ujar Linda judes.
"Niat gak sih ke perpus?" tanya Yusuf kesal, sambil menaik naikkan dagunya.
"Niatlah, gimana sih kau ini?" gerutu Linda sebal, wajahnya tetap melihat novel yang ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆adis Penyendiri [✓]
Teen Fiction[ Complete ] [] 𝘍𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 [] ✎ Dinda Farihattus Najwa, seorang siswi berumur 13 tahun yang bersekolah di sebuah Mts yang jauh dari rumahnya. Awalnya, saat dia masuk di dalam Mts tersebut semua baik baik saja. Namun, karena...