Chap - 24 - Sekolah

75 8 0
                                    

Liburan 2 Minggu setelah ujian Semester 1 telah selesai. Semua pun segera bersiap siap untuk bersekolah ataupun bekerja. Walaupun agak jenuh karena mereka baru saja berekreasi. Tetapi, mereka tetap bersemangat.

Hari ini, MTs tempat bersekolah Dinda masuk kembali. Dia sedang berada di mobil diantarkan oleh Rafi bersama Salwa. Keadaan menghening. Hanya ada suara dari lagu Cinta Luar biasa yang dinyanyikan oleh Andmesh. Rafi tetap fokus di jalanan. Salwa bermain ponselnya. Dan Dinda menatap kesekeliling.

Dinda menatap keluar jendela. Melihat suasana yang ada di luar. Dia meremas kedua tangannya. Takut akan mendapatkan masalah seperti tahun lalu. Dia hanya bisa berharap semoga tidak akan mendapatkan masalah seperti tahun lalu. Semoga saja begitu.

Mobil Dinda perlahan berhenti di depan gerbang sekolah MTs nya. Dinda langsung menatap kedepan dan Salwa meletakkan ponselnya.

Rafi menoleh ke belakang seraya tersenyum. "Sudah sampai," ucapnya.

Salwa dan Dinda segera mengambil tas sekolahnya dan menyalimi punggung tangan Rafi. Setelah itu, dia dan Salwa segera membuka pintu mobil dan keluar dari mobil. Setelah itu, mereka berjalan menuju gerbang sekolah.

Dinda entah kenapa memandang takut sekolahnya. Dia meremas kedua tangannya. Malu, takut, senang, dan gugup sekarang menjadi satu.

Salwa yang sadar akan keanehan Dinda, "Din, kamu kenapa?" tanya Salwa penasaran.

Dinda menoleh pada Salwa lantas menyengir untuk menutupi rasa kegupupunnya. "Enggak apa apa kok Kak Sal. Biasa saja," ucap Dinda nyengir lalu memalingkan kepalanya.

Salwa menatap Dinda dengan tatapan menyelidik. Dia tahu jika Dinda pasti berbohong. Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak Salwa. Salwa menoleh dan mendapati teman dekatnya yang tengah memegang pundaknya. Mereka berjalan cepat lalu meninggalkan Dinda.

Dinda mengerucutkan bibirnya kesal karena ditinggal oleh Salwa. Namun, sebenarnya dia sangat ingin di seper itukan. Pasti itu tadi teman dekatnya Salwa. Karena mereka benar benar begitu akrab tadi. Dinda menunduk. Dia sama sekali merasa tidak mempunyai teman dekat seperti itu. Temannya sekelas pun masih tetap sama. Yaitu membencinya.

Lamunan Dinda buyar saat seseorang memegang pundak kirinya. "Dinda!" panggil orang itu.

Dinda pasti sangat kaget. Matanya membelalak dan tangannya memegang dadanya. "Astaufirullah halngadzim," ucapnya.

Linda malah nyengir lebar pada Dinda. Sama sekali tidak merasa bersalah. "Gimana kabar kamu Din?" tanya Linda.

Dinda memalingkan wajahnya. "Biasa saja," ucapnya biasa.

"Kamu liburan kemana?" tanya Linda sambil melepaskan tangannya dari pundak Dinda.

Dinda mendongak. Tatapannya lurus kedepan. "Aku - aku mungkin cuma ke Blitar doang kok," ucap Dinda agak gugup.

Dahi Linda mengkerut bingung. "Heh, Din, kamu kenapa kok gugup begitu?" tanya Linda.

Dinda menggembungkan salah satu pipinya. "Aku enggak kenapa napa kok," ucap Dinda. Sedari tadi dia sama sekali tidak melirik kearah Linda.

"Oh, oh, oh, itu ya. Mau ketemu temenku kan?" tanya Linda dengan nada meledek.

"Ngelantur ya?" tanya Dinda dengan wajah kesal sambil menoleh.

𝐆adis Penyendiri [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang