Dehya menegakkan tubuhnya. Lalu, melirik kearah Fara. "Fara Seinla bu. Teman saya yang berkhianat," ujarnya sambil menunjuk Fara. Fara melirik kearah Dehya. Sekarang mereka sama sama saling menatap tajam.
"Ya Allah," ujar Bu Fahza memijat hidungnya frustasi. "Jadi, teman kamu itu yang namanya Fara itu berkhianat gimana?" tanya Bu Fahza selembut mungkin.
"Dia bermuka 2 bu. Dia sangat pendiam. Namun, ternyata di dalam sikap diamnya dia mempunyai dendam terhadap kami," ujar Deli selembut mungkin.
"Jadi begitu," kata Bu Faza lalu menoleh pada Fara. "Apa kamu punya dendam nak terhadap mereka?" tanya Bu Fahza. Fara melirik kearah Bu Fahza lalu menggeleng.
"Kau itu?!" teriak Dehya marah sambil berdiri. Deli berusaha menenangkan temannya dengan menepuk nepuk punggungnya agar bisa tenang. Akhirnya pun, Dehya kembali duduk lagi walaupun masih melirik Fara dengan tajam.
"Baiklah setelah itu-" kata kata Bu Fahza terputus saat melirik name tag Dehya. Dehya Nindya. Bu Fahza benar benar kaget. Lalu, dia melirik kearah Dinda yang tengah menunduk. "Nak, apakah kamu Dehya Nindya?" tanya Bu Fahza.
Dehya mendongak lantas menganggukkan kepalanya.
"Apa kamu selama ini membuli Dinda?" tanya Bu Fahza selembut mungkin.
Mata Dehya membelalak kaget. Begitu pula yang lain terkecuali Fara yang melihatnya dengan datar. "Bagaimana ibu tahu?" tanya Dehya yang masih kaget.
"Bu Fahza...," ujar Dinda tercekat. Dia tidak mengerti kenapa rahasianya dibongkar oleh Bu Fahza? "Bu-"
"Saya berusaha untuk membantumu Nak," ujar Bu Fahza tegas. Lalu melirik kearah Dehya dengan tajam. "Maaf Nak. Kamu saya hukum."
• • •
Dehya, Fara, Deli, dan Dinda keluar dari ruang BK. Setelah itu, Dehya mencak mencak saat sudah jauh dari ruang BK. Dia benar benar kesal.
Dia melirik Dinda tajam, "Lo pikir dengan menceritakannya pada Bu Fahza akan lebih baik?!" Dinda menatap Dehya yang sedang marah tersebut dengan tatapan sedih. Mengapa Bu Fahza malah membongkarnya seperti ini? "Lo pasti senang banget kan, karna aku akan diskors dan tidak akan bertemu dengan orang sampah macam kau!" teriak Dehya seraya menatap Dinda dengan sorot penuh benci.
"Deh, sudahlah, jangan buat masalah lagi," ujar Deli selembut mungkin. Ternyata, Deli memiliki sifat selain menyebalkan.
"Cih, gak ada gunanya," ujar Dehya seraya menepis tangan Deli yang ada dibahunya. Lalu dia melihat kearah Fara yang tengah diam di belakangnya. "Juga, masalah kau belum selesai Far. Ingat!" ujar Dehya seraya menunjuk Fara. Setelah itu, berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Dinda menundukkan kepalanya. Dia tidak tahan akan semua ini. Dia tahu jika Bu Fahza akan membantunya? Namun tidak seperti ini.
"Kau enggak usah nangis," ucap Fara dengan datar. Dinda menoleh, dia mendapati Fara berada di sebelahnya. "Kau enggak salah. Memang mereka yang salah."
Dinda sedikit menyunggingkan senyum. Fara menoleh dan hanya menatapnya datar. Dinda buru buru mengikuti langkahnya bermaksud mengajak Fara berbicara. Dia hanya ingin tahu, apakah Fara mempunyai sisi selain sikap diamnya?
"Eh Far," ujar Dinda setelah menyamakan langkahnya dengan Fara. Fara pun menoleh menatapnya datar.
"Ada apa?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆adis Penyendiri [✓]
Teen Fiction[ Complete ] [] 𝘍𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 [] ✎ Dinda Farihattus Najwa, seorang siswi berumur 13 tahun yang bersekolah di sebuah Mts yang jauh dari rumahnya. Awalnya, saat dia masuk di dalam Mts tersebut semua baik baik saja. Namun, karena...