Senja adalah waktu yang sangat indah. Saat itu, matahari mulai terbenam. Silau. Tetapi, tidak panas. Langit yang berwarna kuning keemasan. Dengan awan awan yang menggerumbul. Membuat semua orang sangat menyukai senja.
Dinda tengah tidur tengkurap di ruang keluarganya. Televisinya menyala. Menampilkan sebuah acara tv. Tetapi, televisi itu sama sekali tidak dilihat oleh Dinda. Dia malah sibuk menulis di sebuah buku bersampul pink.
Rafi duduk di sofa menikmati acara tv tersebut. Sementara, Salwa yang duduk di atas kasur dengan Dinda yang ada di depan sofa, sedang memainkan ponselnya.
Dinda menoleh menatap Ayahnya. "Oh, Yah, besok kan ada acara MILAD. Jadi, aku ikut salah satu lombanya. Enggak apa apa kan?" tanya Dinda memastikan.
Rafi menoleh pada Dinda lantas tersenyum. "Memangnya kamu ikut lomba apa, Din?" tanya Rafi lembut.
"Dinda ikut lomba menulis kok Yah," ucap Dinda sambil nyengir.
"Ooh, enggak apa apa. Asal nilai kamu enggak turun ya. Karena kamu punya bakat," ucap Rafi lembut sekali.
"Tentu kok Yah," ucap Dinda sambil tersenyum. Aku bakal membuat Ayah bangga kok, batin Dinda.
• • •
Hari yang ditunggu tunggu tiba. Dinda memegang erat tasnya. Lalu, dia berjalan masuk kedalam gerbang. Saat masuk, banyak stan stan makanan dari setiap kelas yang sedang berjualan. Memang, kemarin, pihak sekolah menyuruh tiap kelas untuk membuat bazar.
Suasana sangat riuh. Banyak anak anak yang berkeliaran kesana kemari. Seolah lupa, jika setelah ini akan ada lomba yang akan membuat mereka deg deg kan.
Mata Dinda tertuju pada seorang gadis bermata sipit yang tengah melambaikan tangannya di dalam sebuah stan bazar. Walaupun dari kejauhan, Dinda sudah tahu itu pasti Dinda. Dia pun langsung mempercepat langkahnya. Lalu, berhenti di sebuah stan kelas 7E.
"Mau beli apa mbak?" tanya Linda sambil tersenyum lebar.
"Oh, enggak ya mbak. Makasih," canda Dinda pula lalu hendak melangkah pergi keluar stan. Tetapi, tangannya di pegang oleh Linda yang juga beranjak keluar.
"Kamu gimana? Jadi ikut kan?" tanya Linda semangat.
"Oh, oh, ya seperti itu lah. Aku ikut kok. Kenapa?" tanya balik Dinda.
Linda tersenyum lebar. Lalu mengangkat tangannya membentuk jempol. "Semangat!" ucapnya.
Dinda tersenyum tipis. Dia beruntung mendapatkan teman seperti Linda. "Kau enggak ikut lomba?" tanya Dinda.
"Hmm, enggak lah. Sekarang aku jadi penjual dulu. Lagian kenapa aku ikut lomba? I am lazy you know," ucap Linda lirih. Lalu, tersenyum sampai matanya menyipit.
"Hoi! Lin! Kesini dulu lah! Nih, sibuk lho," teriak Hefra yang ada di dalam stan.
Linda pun menoleh, "Iyaa! Aku akan kesana!" Lalu, dia menoleh pada Dinda, "Din. Aku kesana dulu ya. Tuh Hefra marah marah mulu."
Dinda menyunggingkan senyum tipis, "Iya. Sana jadi penjual dulu."
"Oke. Semoga menang ya!" ucap Linda menyemangati Dinda.
"Iya," ujar Dinda tersenyum ramah.
"Diharapkan bagi siswa siswi yang mengikuti lomba untuk segera masuk kedalam kelas. Karena, setelah ini akan dimulai. Untuk lomba kesenian kaligrafi di kelas 8D. Lomba menyanyi di kelas 9G. Lomba menulis di kelas 7J." Setelah itu masih ada banyak lagi yang di sebutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆adis Penyendiri [✓]
Novela Juvenil[ Complete ] [] 𝘍𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 [] ✎ Dinda Farihattus Najwa, seorang siswi berumur 13 tahun yang bersekolah di sebuah Mts yang jauh dari rumahnya. Awalnya, saat dia masuk di dalam Mts tersebut semua baik baik saja. Namun, karena...