"Hey,"
Dinda menolehkan kepalanya kepada seorang gadis bermata sipit yang
memanggilnya. Dia menganggukkan kepalanya, memberi isyarat untuk duduk
disebelahnya.Gadis tersebut langsung duduk disebelahnya. Bibir tipisnya
tersenyum, dan matanya menyipit."Kok sendirian, jam kosong?," tanya gadis tersebut. Dinda menganggukkan kepalanya memberi jawaban.
"What your name?" tanya gadis tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris.
Dinda menyipitkan matanya, tidak paham akan bahasa tersebut.Gadis tersebut tertawa terbahak-bahak. Dia memegang dadanya, lalu seketika tawanya reda.
"Namamu siapa?," tanya gadis tersebut memanjang. Dinda terkekeh akan kelakuan gadis di sebelahnya.
"Dinda Farihatus Najwa," perkenalan Dinda dengan senyum ramahnya. Gadis
tersebut mengambil tangan Dinda yang tergeletak di kursi. Dia memegangi
tangannya."Thalita Sahwara Linda," kata Linda sambil menggoyah-goyahkan tangannya yang memegang tangan Dinda.
"Kau kelas 7 apa?" tanya Linda sambil melepas ulurannya. Dengan senyum ramah Dinda, dia menjawab.
"7C, kalau kau?" tanya Dinda dengan mendongakkan kepalanya.
"Aku kelas 7E," kata Linda sambil tersenyum sampai matanya menyipit.
"Eh, berarti kamu sekelas sama Dehya," kata Linda antusias, dia menelunjukkan tangannya. Matanya menyipit, dan tersenyum hingga giginya yang rapi kelihatan.
"I-i-ya," kata Dinda tercekat.
"Orangnya menyenangkan ya, walaupun kadang juga ngeselin. Selalu teriak teriak lah, menangan," kata Linda sambil melihati sekitar. Lalu melirik kearah Dinda.
"Memang mungkin, dia agak ngeselin. Tapi, dia baik kok," kata Dinda berbohong.
"Ahahaha, benar tuh. Dia cantik kan, pasti banya yang naksir," kata Linda. Dinda mengangguk perlahan lahan. Memang Dinda disukai banyak anak laki-laki yang suka padanya.
"Yaa, walaupun terkadang dia itu membuat kita marah. Yaa, karna dia itu sukanya teriak teriak, terus agak urakan, dan lain lain. Tapi, bagiku dia baik," kata Linda sambil memalingkan wajahnya ke sembarang tempat.
Apakah itu benar? Apakah dibalik pembullian-nya, terdapat sebuah kebaikan. Apakah memang benar dia baik? Padahal dia selalu membully-nya.
Berbagai pertanyaan muncul di pikiran Dinda. Dia menundukkan kepalanya. Berusaha menenggelamkan semua pertanyaan tersebut.
"Oi, malah ngelamun," kata Linda sambil menepuk pundaknya. Dinda hanya manggut-manggut, sambil tersenyum suram.
Tiba-tiba terdengar sebuah pemberitahuan, "Waktunya istirahat." Seluruh kelas ramai bersorak sorak senang. Para pengajar kelas pun segera mengucapkan salam. Lalu pergi keluar kelas. Semua murid pun segera keluar kelas. Menuju ke kantin untuk memeningkan kepala mereka yang penuh dengan berbagai materi pelajaran.
"Aku balik dulu ya," kata Linda. Dia berdiri dari duduknya.
"Kalau ketemu, bicara lagi ya," kata Linda sambil tersenyum ramah. Lalu mulai berbalik dan meninggalkan Dinda.
Dinda melihati punggung Linda yang menjauh. Dahulu, dia selalu pintar berteman. Tetapi, sejak semua teman temannya di kelas, marah padanya, atau menggosipkan tentang sifatnya yang katanya aneh. Dia hanya bisa berbicara sendiri. Melamun tentang dirinya saat kelas 8 dan 9 nanti. Yang mungkin juga penyendiri seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆adis Penyendiri [✓]
Novela Juvenil[ Complete ] [] 𝘍𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘪𝘦𝘴 [] ✎ Dinda Farihattus Najwa, seorang siswi berumur 13 tahun yang bersekolah di sebuah Mts yang jauh dari rumahnya. Awalnya, saat dia masuk di dalam Mts tersebut semua baik baik saja. Namun, karena...