Tetesan airmata tak mampu di tahan oleh nya. Dadanya terasa sesak hati nya begitu sakit, berulang kali ingin merelakan tapi berat sekali rasanya. Setiap hari Istikharo tapi hasil nya tetap sama "BERAT". Naluri seorang ibu kah ini? Ziya bergumam dalam hati. Tapi Juan bersama dengan Ayahnya pasti mas Langgeng akan melindungi, lalu mengapa ini berat sekali?
Flashback On
Sabtu malam Langgeng pulang ke rumah Ziya, dia mengajak istri dan anaknya makan malam di luar setelah mereka pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
"Ziya anak-anak sudah besar ya?" Langgeng mulai membuka pembicaraan.
"Iya mas ndak terasa ya Nara sudah kelas 2 bentar lagi naik kelas 3, juan sudah mau 4 tahun, tahun depan dia masuk Tk." jawab Ziya sambil melihat kedua anaknya.
"Apa aku dan Risa boleh merawat salah satu dari mereka?"
"Bahkan jika keduanya pun aku tak masalah mas, kita besarkan anak-anak bersama, aku tidak keberatan jika mbk Risa ikut andil dalam membeaarkan mereka" tutur Ziya dengan wajah bersinar.
"Tapi aku ingin membawa untuk tinggal bersamaku dan Risa. Kamu tau gimana keadaan Risa,kami juga ingin rumah kami ramai dengan keributan seorang anak."
Ziya menghela nafas, di mencoba berfikir sejenak
"Mas bawa Nara saja tak apa, dia sudah besar bisa jadi teman mbk Risa kalau mas keluar kota, dia juga sudah belajar mandiri jadi tidak akan merepotkan mbk Risa."
"Risa ingin Juan, aku sudah menyarankan Nara yang aku bawa, tapi dia bersikeras ingin merawat Juan." Jelas Langgeng
"Baiklah mas, aku akan mengizinkan, tapi aku ikut tinggal di sana sampai Juan bisa beradaptasi setelah itu aku akan pulang."
"Terima kasih sudah mengerti kami Ziya."----------------
Minggu pagi di lain tempat seseorang menggeram merah setelah mendapatkan kabar dari suaminya, ya dia adalah Risa. Dia tidak terima dengan syarat dari Ziya. Pasti Ziya ingin menguasai rumah ini juga, dan bukan tidak mungkin Ziya akan menggunakan Juan untuk menguasai harta mas Langgeng, itulah yang ada di pikiran Risa. Dia akan mengambil keputusan dimana Ziya tidak akan bisa melakukan itu.
"Risa kamu masih mendengarku" Sambungan telfon masih tersambung, di sebrang sana suara Langgeng menyadarkan Risa.
"Ah iya mas, sampaikan terima kasihku pasa Ziya mas, aku akan menjalankan amanah ini dengan sepenuh hati aku akan menyayangi Juan seperti aku menyayangi Fikram, dan satu hal lagi, aku akan mengadopsi Juan sebagai tanda ikhlas merawat juan."
"Adopsi,apa itu tidak berlebihan?"
"tidak mas, jika Ziya percaya pada ku dia tidak akan keberatan, apa mungkin sebenarnya di tidak ingin aku merawat Juan dan merasakan bagaimana sworang ibu membesarkan anaknya?"
"Tidak,Ziya bukan orang seperti itu."
Risa melotot tak percaya,"mas Langgeng belain Ziya ini akan sulit bagiku" dalam hatinya.
"Kalau Ziya tidak seperti itu maka dia akan setuju aku mengadopsi Juan"
"Ya, akan aku sampaikan pada Ziya."
"Baiklah mas aku mau ke pasar dulu, sampaikan salamku pada Ziya, dan jangan lupa pada Nara dan Juan juga".
"Akan Aku sampaikan, Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikum salam"
"Ok Ziya untuk saat ini mas Langgeng membelamu tapi setelah dia pulang jangan harapkan hal itu, jika aku tidak mendapatkan Juan, pilihannya ada Ziya menyerakan Juan, atau mengikhlaskan mas Langgeng.--------
Senja indah yang menyapa nampak wajah Ziya terlihat tak berexpresi, sore ini Langgeng harus pergi keluar kota, dia berangkat dari rumah Ziya siang hari untuk menghindari macet menuju bandara. Tapi bukan itu penyebab nya tapi perkataan Langgeng tadi yang mmembuatnya berfikir keras. 2 minggu waktu yang di berikan Langgeng untuk memikirkan permintaan Risa. Perasaannya campur aduk tak karuan, bingung apa yang harus dia lakukan, keputusan apa yang harus di sampaikannya pada Langgeng.
Flashback Off
Air mata Ziya semakin deras membasahi pipinya, "kenapa kamu memberi ku posisi yang sulit ini mas?"
"Aku selalu menyiapkan hatiku jika kamu mebinggalkan aku, tapi aku tidak pernah menyiapkan hati untuk kehilangan anak anakku mas" lirih nya di sela isak tangis, dengan di saksikan langit sepertiga malam yang ditaburi bintang.Agak panjang ya part ini, maaf typo bertebatan.
Jangan lupa vote dan komen ya. Biar autor makin semangat nulis part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Hitam
Щоденники та біографіїKinara Khanza Azzahra Anak yang terlahir sempurna secara fisik dan mental,tapi kehadirannya seakan tak di harapkan,tak di anggap oleh sebegian pihak. Ayah nya meninggal saat usianya 8 tahun menambah derita batin bagi dia,ibu dan adiknya. Di usia yan...