2minggu lalu pengambilan rapot semester ganjil setelah itu libur panjang tiba, saat libur panjang aku kerja di warung kopi milik kakak mas Rizal, dia yang antar jemput aku. Terkesan seperti gadis nakal memang, karna warung kopinya mengizinkan pelanggan memboking pelayan untuk main bilyat,tapi aku tak masalah yang penting gak kurang ajar, mas Rizal juga berpesan pada kakaknya kalau ada yang lain aku tak di izinkan melayani bilyat. Kakaknya sangat baik padaku, dia menjagaku seperti adiknya sendiri. Disini aku tidak sendiri ada Megan juga. Kalau aku ada job wedding aku ijin tidak masuk. Ya selain ikut band aku juga ikut orkes orgen tunggal dulu aku sempat les vocal tapi berhenti saat ayah meninggal, ayah sangat mendukungku dalam bidang bermusik. Mama tau tentang ini dan mendukungnya tapi tidak dengan pekerjaanku di warung kopi. Bisa di penggal di tempat jika mama sampai tau.
Di musim kawin pendapatanku lumayan,sudah seminggu lebih hampir tiap hari ada job yang datang. Mas Rizal setia mengantarku jika dia sedang tidak bekerja. Kebanyakan job ku malam jadi dia sudah pulang kerja. Seperti saat ini dia sedang menungguku mengisi acara wedding, dari jarak yang lumayan jauh aku lihat dia asik bicara dengan perempuan, mungkin itu temannya apalagi lokasinya tak jauh dari rumah mas Rizal. Setelah selesai aku menghampiri nya yang sedang asik dengan hp.
"Mas langsung pulang apa jalan dulu?" pertanyaanku membuat dia agak kaget.
"Ah langsung pulang saja, lusa kamu mulai masuk sekolah jadi jangan capek-capek nanti sakit."ajaknya sambil menampilkan senyum yang membuat ku berbunga bunga. Hubungan kami sudah 5 bulan, tapi perhatiannya tetap sama, malah semakin bertambah. Aku semakin bergantung padanya, dia selalu mendukungku. Dia tempatku mencurahkan keluh kesahku, dia tempatku bersandar saat aku lelah. Oh mas Rizalku aku makin sayang padamu.---------
Masuk semester genap ini aku mulai sibuk di kegiatan OSIS, sekolah kami mengadakan class meeting dengan mengadakan lomba dan mengundang beberapa sekolah untuk acara ini. Aku jarang bertemu mas Rizal, komunikasi pun hanya malam sebelum tidur. Tapi kadang dia susah dihubungi mungkin dia lelah, akhir-akhir ini di bilang padaku sering lembur, bahkan minggu juga. Kesibukannya dan kesibukanku membuat kita jarang bertemu bahkan sudah 3 minggu ini. Setalah acara ini aku punya banyak waktu untuk mas Rizal, maafkan pacarmu yang kurang perhatian ini mas. Aku tersentak saat Gia menyenggol lengan ku.
"eh kita dapet bagian nganter undangan, jangan ngelamun mulu kalau rapat,ayo cepet minta undangannya, sebelum di semprot kak Agung,ketos kita dalam mode singa lapar."
Aku dan Gia buru buru melesat menemui Kak Agung, wah semoga aku nggak di tanya aneh-aneh mana aku nggak tau sama sekali yang di bahas rapat tadi.Setelah mendapatkan ijin ke pembina untuk mengantar undangan aku dan Gia melesat meninggalkan sekolah. Ada 6 sekolah yang harus aku datangi jaraknya tah jauh dari sekolah kami salah satunya adalah sekolah Megan wah aku bisa ketemu sama dia. Aku dan Gia sengaja mengantarkannya paling akhir agar bisa tepat saat istirahat ke2.
Setibanya di sekolah Megan perkiraanku tepat sekali saat ini istirahat ke2. Megan menyambut aku dan Gia di gerbang, setelah mengantarkan kami ke pembina OSIS dia mengajak kami makan di kantin, kebetulah sekali perutku sudah keroncongan. Slesai makan Megan mengantarkan kami ke gerbang karena aku dan Gia harus kembali ke sekolah, acara seminggu lagi banyak yang harus kami persiapkan sebagai tuan rumah.
"Nara apa kamu baik-baik saja?" Megan menatapku sendu
"Tentu aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah". Jawabku dengan raut wajah yg kubuat lemas.
"Aku tau kamu kuat, jangan putus asa, lanjutkan hidupmu, jalanmu masih panjang." lanjutnya.
Aku dan Gia saling pandang tak paham yang megan katakan.
"Tentu saja jalanku masih panjang sepanjang jalan kenangan". Balasku dengan candaan. Dia meninju lenganku.
"maaf setelah ini aku jarang keluar, aku harus menyiapkan ujian yang beberapa bulan akan ku gadapi".
Aku mengangguk paham dia sudah lelas duabelas. Gia berjalan mengambil motor di parkiran
"Aku balik dulu ya, pamitku pada Megan."
Tiba tiba di memelukku aku balas memeluknya dengan kebingungan yang melanda.
"Jadi perempuan yang kuat" ucapnya sambil mengurai pelukan kami.
Aku melambaikan tangan padanya saat motor sudah bergerak meninggalkan gerbang sekolah Megan.Sesampainya di sekolah Gia memarkirkan motornya di parkiran dalam, nanti akan Rapat OSIS jadi kami pulang sore lagi. Kami berjalan di kuridor meniju ruang OSIS.
"Megan kenapa kok aneh gitu tadi"? Tanya Gia
"Nggak tau, mungkin bentar lagi gak ketemu aku cukup lama jadi takut kangen" jawabku asal.
"Yeee aku tanya beneren tau".
"Hlo aku juga jawab beneran".
"Aku serius Ra dia liat kamu kok sedih, kayak kasihan gitu".
"Mukaku melas kali, jadi dia kasihan sama aku".
"Hah di bilangin kok jawabmu ngasal mulu". Wah mulai kesel dia, aku cuma senyum melihat tingkahnya.
"Udah sana ke ruang OSIS duluan Dimas sudah nunggu, aku janjian sama Sasa di toilet mau ambil uang pesenan makan siang, sama catetan pesanan buat besok."
"Iiih nggak elit banget dech janjian di toilet" dia merengut jijik, aku tau dia bercanda, ya begitulah sahabatku suaranya cempreng dan sedikit centil. "aku kebelet sekalian aja janjian lagian mau janjian dimana kalau aku ke kelas ya nggak mungkin bisa di semprot miss Lely karena ganggu kelasnya".
Jelasku panjang lebar.
"Ok aku duluan ya mau ketemu yayang Dimas,dia berlari kecil sambil melambaikan tangannya.
Aku langsung menuju toilet di mana Sasa sudah menungguku.
"Haduh lama bener sih, aku panas dingin nungguin kamu" omel Sasa pada ku, aku hanya nyengir saja.
"ini setorannya 37 kali 7 ribu 259 aku genapin jadi 260 hari ini es ku laris manis besok dapet pesenan 38 bungkus kelas sebelas Ipa2 ada yang traktir katanya ini di kasih dp 200, ini catetan besok yang pesan yang bawah sendiri itu catatan pesanan 38 porsi tadi."
"wih mantap nih mau bonus apa besok?"
"pulsa aja tinggal dikit pulsaku nggak bisa telpon yayang"
"Ok dech beres agak malem ya, aku rapat OSIS dulu nanti"
"Yang penting pulsa masuk dech. Oh ya tadi nomermu tak kasih ke kak Andra".
"Kak Andra siapa?"
"Dia yang pesen tadi,ada yang mau di request katanya."
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Sasa langsung melesat meninggalkan toilet.Aku bakal bangun pagi buta ni buat bantu mama. Yuhuuu rejeki anak sholehahnya mama nih....

KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Hitam
No FicciónKinara Khanza Azzahra Anak yang terlahir sempurna secara fisik dan mental,tapi kehadirannya seakan tak di harapkan,tak di anggap oleh sebegian pihak. Ayah nya meninggal saat usianya 8 tahun menambah derita batin bagi dia,ibu dan adiknya. Di usia yan...