Aku sedang memeriksa susunan acara, menyiapkan peserta yang selanjutnya akan tampil pesi kali ini mewajibkan setiap kelas tampil. Ini adalah tanggung jawabku mengkoordinir, jika ada kesalahan aku pasti kenak semburan api dari Kak Agung dan aku tidak mau itu terjadi. Selama 3 hari ini lomba berjalan lancar, jika ada kendala hanya masalah kecil yang bisa langsung di selesaikan. Sebentar lagi penampilan dari band Claudia teman sekelasku tapi naas nya dia terserang radang yang membuat suaranya serak. OMG jika dia tidak tampil aku akan dapat 2kali hukuman, hukuman karna kelasku tak ada yang mewakili dan hukuman dari Kak Agung oh No itu tidak boleh terjadi. Aku diskusi dengan teman kelasku dan akhirnya aku bertanggung jawab menggantikan Claudia, yah dari pada kena hukuman. Doni yang juga anggota band kelas menyodorkan gitar padaku.
"Lagunya Taxi "Hujan Kemarin", kalau lo nangis lo dapat tantangan dari gue."
"Nggak ada penolakan" dia tau saja kalau aku akan menolak, bukan masalah main gitar nya tapi lagunya itu hlo kok pas banget sama hati yang remuk ini,dan 80% sudah pasti kalah dan menerima tantangannya. Dasar licik batinku.Kami naik ke atas panggung aku suara riuh tepuk tangan menggema ku edarlan pandangan di sini tak hanya teman sekolahku saja, tapi juga dari sekolah lain aku harus tampil maksimal. Aku melihat Megan di antara baris penonton, dia melambaikan tangan, aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Ku pejamkan mata menarik nafas dalam tanganku sudah siap memetik gitar yang ku pangku.Kemarin, kudengar kau ucap kata cinta
Seolah dunia bagai di musim semiKubuka mataku aku menangkap sosok yang membuat hatiku terluka, dia berada si sisi kanan Megan, mungkin dia sedang menjemput adik sepupunya itu. Sejak malam itu aku tidak menghubunginya begitu sebaliknya. Tidak ada sedikit pun penjelasan darinya,mungkin memang sampai di sini antara aku dan dia.
Ku lanjutkan lirik berikutnyaKau datang padaku membawa luka lama
Ku tak ingin salah semua seperti duluTak ingin lagi rasanya kubercinta setelah kurasa perih
Kegagalan ini membuat ku tak berdaya
Tak dapat lagi rasanya ku tersenyum setelah kau tinggal pergi
Biar ku sendiri tanpa hadirmu kini lagiKau datang padaku membawa luka lama
Kutak ingin salah semua seperti duluKu pejamkan mata, aku tak bisa bertahan menatap wajahnya sekelebat kenangan terpampang jelas, tenggorokan ku tercekat menahan tangis, tidak aku sudah tidak bisa menahan nya lagi tak ku fikirkan tantangan dari Doni, biarlah ini tumpah untuk yang terakhir kalinya setelah ini aku tidak akan menangisinya walaupun aku bertatapmuka dengannya.
Kulanjutkan lagi dengan airmata yang jatuh berlinang.Tak ingin lagi rasanya ku bercinta setelah ku rasa perih
Kegagalan ini membuatkutak berdaya
Tak dapat lagi rasanya ku tersenyum setelah kau tinggal pergi
Biar ku sendiri tanpa hadirmu kini lagi...i...i...i oh oh.ho..ooho......
Hujan kemarin.Aku membungkuk memberi hormat lalu berjalan menuju belakang panggung Gia menghambur memelukku di susul Lina,Rara, dan Sasa, mereka menangis. Yah beginilah kami satu yang sakit semuanya ikut menangis. Mereka yang memberikan aku kekuatan saat aku ingin tumbang.
"Hey ini acara pensi bukan acara teletabis. Sana kembali ke tim masing masing" suara kak Agung membuyarkan momen haru kami. Lina, Gia, Rara dan Sasa kembali ke tim mereka. Aku juga melanjutkan pekerjaanku kurang 2 band lagi setelah itu penterahan hadiah dan slesai.
"Kinara Khanza Azzahra lo kalah dan harus terima tantangan gue"
Sudah aku tau itu suara siapa, pasti Doni. Aku berbalik menghadap Doni
"Ok, apa tantangannya."
Dia memberiku setangkai bunga mawar merah. Aku menerima dengan tanda tanya besar di kepalaku.
"kasih bunga ini ke vocalis band yang terakhir tampil di-a-tas pang-gung" dia berbisik di telingaku kalimat terakhirnya penuh penekanan.
Aku memicingkan mata penuh curiga
"Pasti ada udang di balik batu"
Dia megedipkan mata genit kemudian tangannya dengan cepat menarik ikat rambutku sehingga rambutku tergerai hanya jepit poni saja yang menempel kemudian dia berbisik kembali.
"Cantiknya jangan di tutupi biar ada yang nyantol. Semoga bahagia" dia berlalu begitu saja. Dasar genit umpatku dalam hati.Kini tiba giliran band terakhir, aku berjalan ke depan panggung lewat sisi kanan panggung. Saat aku sampai di depan mataku terbelalak kaget.
Wow wow wow dasar Doni kutu kupret coba tebak siapa vocalisnya?
Kak Andra OMG HELLO bukannya dia mantan Andini yang judesnya nggak ketulungan, memang sih udah putus tapi kapan hari aku lihat mereka pulang bareng. Sudah untung waktu kak Andra mengantarku ke rumah Lina aku tak di labrak Andini. Apa dia ingin aku di cekik Andini detik ini juga. Aku memang putus cinta tapi aku juga nggak mau mati detik ini juga. Aku mendekat ke barisan penonti di depan panggung, dia mulai menyanyikan lagu dari Bondan Prakoso "Ya Sudahlah" aku terbawa suasana menikmati lagunya,kurasaka tepukan pada pundak kiri ku aku menoleh ada kak Tomi dia mengucapkan sesuatu yang tak bisa ku dengar.
Aku mengernyit dan menggeleng tanda tak mengerti. Dia menunjuk mawar yang ku bawa, pandanganku beralih pada bunga di tanganku itu kemudian dia berbisik "Andra sudah tak mengharap Andini lagi,jangan ragu cepet kasih atau Doni kasih yang lebih extrim" Aku menatap kak Tomi sejenak. Bener juga lebih baik aku cepet slesaikan ini lagunya bentar lagi habis toh hanya naik,kasih bunganya terus turun.Aku menaiki anak tangga menuju atas panggung rambut lurus yang tergerai sampai pinggang terbang tertiup angin, tersengar suara siulan sisusul dengan suara "cie cie" tanpa aku lihat aku sudah kenal suara itu siapa lagi kalau bukan Dimas dia yang paling jail. Aku sudah di atas panggung kak Andra mendekat dan memandang ke arahku, aku berikan mawar merah padanya tapi bukannya megambil mawar merah di tanganku dia malah menggenggam tanganku, menggandengku di tengah tegah panggung. Ya Allah aku malu sekali, dari sini aku mendengar riuh tepuk tangan, siulan dan sorakan dari para penonton, tapi yang paling keras menggema di telinga ku adalah suara Dimas,Doni, kak Tomi ughh dasar trio kutu kupret.
Di penghujung lagi kak Andra memegang pundakku dia memandang kedua mataku pandangan kami bertemu.
Apapun yang terjadi kukan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
'Cause everything's gonna be okayUh... wajahku merah menahan malu,
Ku arahkan pandangan ke kiri panggung tempat trio kutu kupret duduk,oh ternyata ada Yuda juga, mereka nampak bersorak bahagia dan puas sekali. Oh.... Ini konspirasi dari kalian, Oke lihat saja jika aku mati di cekik Andini kalian berempat yang akan aku hantui terlebih dahulu.
Tapi lupakan itu Nara sekarang bagaimana kamu menghadapi Andini, ah bukan tapi bagaimana kamu menghadapi kak Andra,sungguh memalukan, kenapa kau harus terjebak dengan rencana konspirasi genk kutu kupret itu Nara. Aku merutuki kebodohanku sendiri. Ya nasib ya nasib kenapa jadi begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Hitam
Non-FictionKinara Khanza Azzahra Anak yang terlahir sempurna secara fisik dan mental,tapi kehadirannya seakan tak di harapkan,tak di anggap oleh sebegian pihak. Ayah nya meninggal saat usianya 8 tahun menambah derita batin bagi dia,ibu dan adiknya. Di usia yan...