Di sini lah aku berada sekarang, di rumah kak Tomi bersama kak Andra, dan tak lupa juga ada Doni. Ya kami ingin menuntaskan semua masalah sebelum kepergianku. Aku ingin pergi dengan tenang tanpa beban dan tanpa salah paham.
"gue di putusin sama ayang beb gue" ungkap Doni.
"sama gue juga" sahut kak Tomi
"maaf gara-gara aku hubungan kalian jadi kandas" ucapku sambil menunduk
"kamu nggak salah sayang, ini salahku karna Andini persahabatan kalian dan hubungan Doni,Tomi jadi berantakan" ucap kak Andra menenangkanku.
"tunggu tunggu, ada yang nggak beres dari ucapan loe Dra" sanggah kak Tomi
"nggak beres gimana maksud loe, ada yang salah?" tanya kak Andra bingung
"kayaknya gue sependapat sama Tomi, ada kata yang bikin gue mencium aroma traktiran" Doni mulai memanasi
"kalian jadian?tanya kak Tomi
"kenapa? Aneh? Bukankah tujuan kalian emang itu?" jawab kak Andra santai
"wah wah wah loe gak tau sikon Dra, cari kesempatan dalam kesempitan loe, saat genting kayak gini loe pilih jadi momen jadian sama Nara. Ck nggak romantis amat" cibir Doni
" sorry karna hanya ini kesempatan gue"
Kak tomi mengerutkan dahi,"maksud loe?"
"Kinara akan pindah ikut om nya, minggu depan" jelas kak Andra
"aku pengen sebelum aku berangkat, kesalah pahaman ini sudah selesai, kak Tomi, Doni, kalian tau di mana Lina dan Rara? Aku sudah le rumah mereka, tapi hasil nya nihil" ucapku dengan nada lirih.
"mereka liburan ke Solo, rumah eyang nya Rara,tapi nggak tau kapan mereka pulang"jawab kak Tomi
Aku mengeluarkan 2 amplop berwarna putih,menyodorkannya ke depan kak Tomi dan Doni
"aku titip ini ke kalian, tolong kasih ke Lina dan Rara, takutnya nanti nggak ketemu."Hening
Tak ada yang menanggapi ucapanku, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.
🔕🔕🔕🔕
Kinara menata baju nya dalam koper, ya dia mulai mengemasi barang-barangnya yang akan di bawa 2 hari lagi. Tangannya berhenti ketika melihat deretan bingkai foto potret dia bersama ke 3 sahabatnya. Di sebelahnya ada fotonya berdua dengan Gia, tangannya terulur untuk memasukkan bingkai tersebut dalam koper,setelah itu menutup kopernya dan meletakkannya di sebelah lemari, dia merebahkan badannya di atas ranjang. Kemudian memejamkan mata,menghela nafas sejenak untuk menguatkan diri.
Rasa sesak di dadanya mengingat semakin dekat kepergiannya. Entahlah hati nya mulai bimbang dengan keputusan yang ia buat. Meninggalkan mama dan Juan rasanya berat, berpisah dengan Gia dan sahabat nya juga hal yang sulit dan tak lupa Andra yang sekarang menyandang status "pacar".
"ampun aku lupa janji telfon kak Andra"
Dia mengambil henfon dan menghubungi Andra. Malam itu mereka menghabiskan malam membahas hal ringan, bergurau dan tertawa sampai kantuk membawa mereka lelap ke dalam mimpi.
Sorry ya baru post
Author lagi nggak fokus
Walau ini kisah nyata tapi butuh merangkai kata biar feel nya dapet
Do'a nya ya biar author pikirannya fresh lagi.
Jadi bisa post paling tidak seminggu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Hitam
NonfiksiKinara Khanza Azzahra Anak yang terlahir sempurna secara fisik dan mental,tapi kehadirannya seakan tak di harapkan,tak di anggap oleh sebegian pihak. Ayah nya meninggal saat usianya 8 tahun menambah derita batin bagi dia,ibu dan adiknya. Di usia yan...