"Bayuuu! Haniiiif! Mau kemana kalian! Kalian harus tanggung jawab mbetulin pintu kelas!" Teriak Bu Ani menggema di penjuru kelas.
"Woii! Ada apaan ya? Ada apaan? Sampe Bu Ani njerit-njerit kek anak TK." Ucap seorang murid yang mendengar teriakan Bu Ani.
Suasana di kelas 12 IPS 2 pun kesal dengan perbuatan Hanif dan Bayu. Meskipun satu kelas kesal dengan mereka berdua namun rasanya lucu jika didengar. Kini kelas 12 IPS 2 tidak ada pintunya dan hanya dapat ditutup sebelah saja.
"Gila Ref, pintu kelas lo tragis amat yak." Ucap Gilang yang melihat pintu kelas 12 IPS 2.
"Sumpah lah gue ngga nyangka pintu segede itu dipotek sama Bayu and Hanif." Balas Refa kepada Gilang.
Gilang hanya menggelengkan kepala dengan perilaku temannya Refa itu. Memang bener sih Bayu itu tidak bisa diam atau suka mencari ke onaran. Walau kelakuannya minus tapi suka mengundang tawa. Contohnya seperti saat ini.
"Huufff huff hufff, anjir lah capek duduk yuk." Ujar Bayu kepada Hanif.
"Nggak waras! Kasus kita jadi trending topik SMA Pambudi." Timpal Hanif yang sembari mengelap keringat dengan tangan.
"Yaa nggapapa lah biar keren."
"Keren? Pala lo." Tukas Hanif dengan wajah kesal.
"Yaelah niff besok juga di maapin, udah lah beli bakso kuy."
Hanif diam sejenak mencerna perkataan yang baru saja di lontarkan temannya itu, saat mendengar ajakan Bayu langsung Hanif menerimanya "Oke, lo yang bayar!" Tanpa sepatah kata pun Hanif langsung meninggalkan Bayu.
"Sialan!" Timpal Bayu.
Di warung bakso dekat taman mereka berdua mampir untuk menghilangkan rasa penatnya gara-gara dikejar Bu Ani. Mereka memakannya dengan khidmat entah karena lapar atau karena baksonya enak.
"Bay!" Panggil Hanif.
"Hm?"
"Bay!"
"Apa sih monyet?" Jawab Bayu sembari mengerutkan alis.
"Jawab yang bener atuh Bayy."
"Ada apa Hanif ganteng kesayangan papa?" Balas Bayu dengan mata berbinar.
"Najis."
"Mau lo apa? Tadi katanya minta jawab yang bener! Mau berantem?" Jawab Bayu dengan nada yang mulai meninggi.
"He-."
"Astagfirullah mas, jangan berantem di sini ngga baik. Berantem di sono noo di taman." Ucap ibu-ibu yang memotong perkataan Hanif.
"Dikiranya gue mau buang aer yak, pake ke taman segala." Tukas Bayu dengan nada rendah.
"Bay! Udah gue pastiin pasti kita dapet surat pindah." Ucap Hanif.
"Nggapapa, ngga masalah. Cuma pindah sekolah doang kan?"
"Nggapapa, emak lo!"
🐦🐦🐦🐦🐦
Sesampainya di rumah, Bayu hanya menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga dan memainkan ponselnya.
"Mas kok udah pulang? Mbolos ya?" Tanya Bi Ina.
"Iya bi."
"Oalah, mas Bayu mas Bayu."
Bayu yang mendengar ucapan Bi Ina hanya masa bodoh dan tidak peduli. Bi ina memang sangat hafal dengan sifat Bayu yang sering bolos pelajaran. Sampai-sampai Bi Ina bingung bagaimana memberitahu kepada orang tuanya.
Ddrrrrtttt ddrrrrtttt drrrtttt
"Halo."
'Halo bay'
"Hmm."
'Bayy main yuk'
"Males."
'Eh bay-' Tanpa basa-basi berlanjut Bayu pun segera mematikan telponnya.
Tuttt tutt tutt
"Mas bayu! Ganti baju! Mandi!" Teriak Bi Ina.
"Salah Bi! Harusnya mandi dulu baru ganti baju!." Jawab Bayu.
"Oiya." Sahut Bi Ina.
Setelah bayu selesai mandi ia duduk dan mengingat kejadian tadi disekolah.
'Bay kantin yuk!'
'Lo aja nif'
'Ngga enak Bay kekantin sendiri.'
'Yuk gue mau borong nasi goreng!'
'Brakkk'
'Nggak waras lo Bay!'
'Duh mati kita nif!'
'Ya Allah Bayu! Hanif! Kok bisa pintunya kaya gini?'
'Lari Bay!'
🐢🐢🐢🐢🐢
Keesokan harinya
Dengan pe-denya Bayu berjalan melewati koridor depan kelas IPA. Di seluruh SMA Pambudi memang sangat mengenal yang namanya Bayu Anjasmara. Suka memanjat pagar, mbolos pelajaran, membuat ulah di kelas tetangga itu sudah biasa bagi Bayu.
Begitu juga dengan Hanif, mereka berdua seperti kakak adek namun sama besarnya dan sama ulahnya. Tapi mereka berdua walau nakal, wajah mereka yang dapat menuupi segala perilaku buruknya.
"Bay!" Panggil seorang perempuan yang berjalan berpapasan dengan Bayu.
"Apa?"
"Di panggil kepsek suruh ke ruangannya, udah ditunggu sama Hanif."
"Oke." Jawabnya santai.
Sesampainya ia di ruang kepsek, Bayu sudah mendengar ocehan demi ocehan yang ia lontarkan pada Hanif. Ia sengaja berjalan lamban agar Hanif terus menerus terkena ceramah kepsek.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam, nahh ini lagi!! Kalian berdua itu sama saja, sehari ngga buat bapak pusing busa nggak?" Tanya Pak Edi.
"Insyaallah." Jawab Bayu.
"Sulit itu pak." Sahut Hanif.
"Menjawab terus kalo ada orang tua ngomong!"
"Kan tadi Bapak tanya, ya saya jawab lah." Balas Bayu dengan santai.
"Tak da otak!" Ucap Hanif kepada Bayu dengan nada serendah mungkin.
"Menjawab terus! Menjawab! Nggak sopan! Mulai saat ini kalian, Bapak keluarkan dari sekolah!"
Diam tak ada suara dari Bayu ataupun Hanif.
"Kenapa? Menyesal?"
"Engga lah." Sahut Bayu santai.
"Ini! Bawa surat ini! Dan jangan lupa berikan kepada orang tua kalian!"
"Siap." Jawab Hanif sembari mengacungkan jempol. Pak Edi pun hanya bisa menggelengkan kepala.
Saat keluar dari ruang guru pun Hanif dan Bayu dengan perasaan senang riang gembira dan segera menuju ke kelas.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
BAYU ANJASMARA
Teen FictionSebuah kisah Bayu dan Melycha yang bertemu saat Bayu pindah sekolah. Pertemuan yang tidak disengaja dan berujung memiliki rasa. Dan diawali oleh sebuah pesawat kertas milik Bayu yang dibuat dari kertas ulangan. Sudah cukup lama Bayu tidak melih...