Pesawat Kertas

9 0 0
                                    

Sepulang keempat teman-temannya. Bayu menuju ruang alat-alat olahraga untuk mengambil bola basket. Ia duduk sebentar di temoat duduk di dalam ruangan tersebut dan menyobek sekertas ulangan milik seseorang yang tergeletak di meja.

Ia membuat kertas tersebut menjadi pesawat kertas. Entah mengapa Bayu dari dulu sangat menyukai pesawat. Dari kelas 3 SD Bayu memang sangat ingin menjadi seorang pilot.

Menurutnya, menjadi seorang pilot itu menyenangkan. Bisa terbang tinggi dan bisa melihat keindahan dunia dari atas. Lalu ia menerbangkan pesawat kertas yang telah ia buat.

Ceklekk

Bayu mendapati seseorang telah mmembuka knop pintu ruangan alat olahraga. Ia melihat dan mengetahui seseorang tersebut. Pesawat kertas itu tepat mengenai dahi Lycha.

"Lo? Ngapain disini?" Tanya Lycha.

"Dan lo ngapain kesini?" Tanya Bayu.

"Gue mau ambil bola basket."

"Gue juga." Tanpa basa-basi, Lycha langsung mengambil bola basket tersebut.

Bayu mulai angkat kaki dari ruangan tersebut dan segera menuju taman sekolah untuk menenangkan diri. Dan tak lupa juga Bayu membawa pesawat kertas yang ia buat dari kertas ulangan seseorang.

Bayu mukai mendudukan bokongnya di tempat yang sudah ia pilih untuk merilekskan pikirannya.

Lycha yang mengetahui itu langsung menyusul Bayu. Karena ia sangat kepo dengan laki-laki tersebut.

"Lo ngapain malah kesini? Bukannya lo mau ngambil bola basket ya?" Tanya Lycha secara tiba-tiba.

"Lah lo ngapain ngikutin gue?"

"Gue ngga ngikutin lo."

"Trus?" Ucap Bayu dengan menerbangkan pesawat kertas tersebut.

"Mendingan lo duduk disini, tenangin pikiran lo." Saran Bayu yang diangguki oleh Lycha.

Lycha pun duduk di samping Bayu dengan membawa bola basket.

"Lo tau Mel? Kenapa gue buat pesawat kertas?" Tanya Bayu.

"Enggak."

Bayu terkekeh sejenak dan melanjutkan ceritanya. "Gue cerita ini karena pengin aja cerita, jarang-jarang gue cerita kaya gini ke orang. Gue buat pesawat kertas karena gue suka pesawat."

"Tapi gue suka pesawat itu juga ada maksudnya. Ngga cuman suka-suka doang. Pesawat ini akan memebawa terbang semua doa gue, semua harapan gue, semua masalah gue. Dan gue akan membawa seseorang keliling dunia naik pesawat bareng gue." Cerita Bayu.

"Siapa orang itu?"

"Gue juga belum tau, gue malah nggatau apakah gue bakalan nemu seseorang itu atau malah engga."

"Harapan lo tinggi juga ya, dan itu berarti lo harus berusaha keras biar apa yang lo mau itu tercapai."

"Ya dimana-mana kan gitu."

"Gue cuma mau ngingetin." Timpal Lycha.

"Mel! Jaga pesawat kertas ini baik-baik. Yahh walaupun dari kertas ujian, tapi nggapapa lah." Ujar Bayu sembari memberikan pesawat kertasnya di telapak tangan Lycha.

"Buat?"

"Buat kenangan aja." Ucap Bayu terkekeh.

"Lo cerita panjang lebar tadi, seolah-olah lo punya masalalu yang kelam banget."

"Emang punya gue."

"Emm-"

"Ngga papa."

Bayu pun segera menyaht bola basket yang ada di tangan Lycha dan memainkannya. Sedangkan Lycha menyimpan pesawat kertas milik Bayu tadi di sakunya.

Bayu memasukan bola basket dan bola tersebut memasuki ring. Lycha hanya bisa memandanginya, karena Lycha tidak bisa bermain basket.

"Lo kalo jadi kapten basketnya SMA Baskara kayanya seru." Ujar Lycha.

"Ahh engga ah."

"Kenapa? Lo cocok kok."

"Em nggapapa sih."

Bayu pun menyerahkan bola basket kepada Lycha yang bertujuan agar Lycha mekemparnya kedalam ring. Lycha melemparnya dan bolanya tak memasuki ring.

Bayu hanya tersenyum melihat wajah Lycha yang gagal memasukan bola. Lycha membalasnya dengan senyum simpul.

"Kaya gini caranya, tuh kan masuk! Coba lo." Saran Bayu.

"Udah ah ngga bisa."

"Lo kok nyerah? Coba aja lagi."

"Oke. Ngga masuk lagi kan?"

"Hmm yaudah besok aja lagi ini udah sore soalnya."

"Oke." Lycha yang menggendong tasnya dan langsung pulang.

"Ngga mau gue anterin?" Tawar Bayu.

"Engga makasih."

"Oke deh."

"Hati-hati di jalan Mel."

Tbc...

BAYU ANJASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang