Spesial😆

13 2 0
                                    

"Mau kemana neng? Mbolos?" Hamif menatap Lycha sembari tersenyum senyum sendiri. Sedangkan Lycha hanya bergidik ngeri terhadap Hanif.

"Bukan urusan lo." Dengan kesal Lycha memutar bola matanya malas dan langsung pergi meninggalkan Hanif di tempat.

Hanif memicingkan alisnya dan memutuskan untuk mengikuti Lycha diam-diam. "Apapun cha, gue bakal ikutin lo kemanapun." Gerutu Hanif mulai tersenyum senyum sendiri.

Entah mengapa hari ini hawanya sangat menyenangkan bagi Hanif. Semenjak Bayu sakit dan Lycha mulai diantar jemput oleh Hanif. Hanif seringkali mengikuti Lycha, mengawasi Lycha, bahkan mengantar Lycha ke kelas.

Lycha cepat-cepat pergi lewat gerbang belakang. Di gerbang belakang rupanya tidak ada siapapun kecuali Lycha. Lycha membuka gerbang tersebut dengan hati-hati dan tetap mengawasi sekitarnya agar tidak ketahuan.

Ia sudah mengatakan kepada Wulan dengan jujur bahwa ingin menjenguk Bayu. Namun Lycha menyuruh Wulan menutup mulut jika ditanya keberadaan Lycha sekarang. Eittss tapi ada syaratnya jika ingin Wulan menutup mulut.

Yaitu dengan membelikan tiga buah novel yang Wulan inginkan. Lycha mengangguki apa yang Wulan inginkan asalkan tidak aneh-aneh.

Gerbang sudah terbuka, Lycha menghela napasnya dan mulai bergerak keluar dengan sangat hati-hati. Dari kejauhan Hanif mengawasi Lycha yang berusaha untuk kabur. Hanif tetap diam dan tidak ingin mencegah Lycha pergi kemanapun.

Karena jika ia mencegah atau melarang Lycha, Lycha akan sebal atau marah kepada Hanif. Hanif terlalu kalah dengan perempuan. Apalagi cantik. Ya makanya Hanif rela mengikuti Lycha karena mungkin Lycha sudah membuat Hanif tertarik.

Lycha melangkah sedikit jauh dari sekolah agar tidak ada yang mengetahui dirinya membolos. Beberapa kemudian taksi yang Lycha pesan pun datang. Sebelum Lycha menaiki taksi tak lupa ia mengawasi terlebih dahulu. Sudah mengawasi pun ia segera bergegas menuju rumah sakit.

Jangan lupakan juga, terdapat Hanif yang masih memandangi taksi yang dinaiki Lycha. "Lo mau kemana sih cha?" Hanif masih bingung mengapa Lycha sangat ingin pergi. "Ohh gue tauu!" Ujar Hanif memetik jari. "Lycha mesti mau ke rumah sakit nengok Bayu!" Secepat mungkin Hanif mengendarai motornya dan membuntuti taksi Lycha.

😊😊😊😊😊

Dddrrrrttttt

Ada sesuatu yang bergetar tepat di atas pahanya. Bayu sedang menikmati angin sepoi-sepoi taman rumah sakit. Bayu menampaki Lycha menelponnya. "Tumben." Bayu memencet tombol hijau.

'Hallo'

"Tumben" Jawab Bayu cengengesan.

'Bay lo udah sehatan kan?'

"Masih sakit"

'Yaudah gue otw ke rumah sakit lo jangan kemana mana!'

"Ya"

Tuttttt

Panggilan diakhiri oleh Lycha, Bayu tersenyum karena tingkah Lycha. Lycha itu osis tetapi bisa-bisanya ia mbolos untuk kerumah sakit. Bayu kembali memejamkan mata dan menghela napasnya kasar.

"DORR! KAGET KAN LO NJIRR!!"

"DORRR! UPIL LO MELEDAK!" Farel dan Kevin mengejutkan Bayu secara tiba-tiba hingga Bayu terlonjak ingin jatuh dari kursi roda.

"WEII! ASTAGFIRULLAH! PALA KAU PECAH!" Bayu terlonjak ingin jatuh ke tanah namun untungnya cepat-cepat Farel dan Kevin menolongnya. Jika tidak.........

"Biasa aja kali gue ngagetin ngga seberapa juga." Beo Kevin merapikan pakaian Bayu.

Bayu membenahi posisi duduknya dengan benar dan mulai pusing pada bagian kepala. Ia meringis dan kesal dengan dua kupretnya ini. "Pusing kepala Bayu!" Bayu berbicara menirukan gaya Pak Edi kepala sekolahnya dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAYU ANJASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang