4 | A Coffee

875 135 5
                                    

"O... kay, can't you atleast tell me what it is?"

Seola mengangkat wajah dengan raut kebingungannya ketika mendengar suara lain di hadapannya.

Suara Krystal yang baru saja bertanya dan duduk di depan meja kerjanya.

"Gue nggak tahu kalau lo kenal dan deket sama anak baru itu."

Seola mengangkat sebelah alisnya, "nggak masuk akal!" serunya sembari memutar bola matanya malas.

"Then explain, kenapa dia bisa tiba-tiba dateng dan kasih... kopi ke lo?" tanya Krystal sembari melirik satu tumblr berisi kopi di depannya.

Seola menggelengkan kepalanya cepat.

"Gue nggak tahu??? Gue aja baru kenal 2 hari yang lalu. Dan I don't even know kalau dia anak baru di kantor ini."

"Dua hari yang lalu?"

"Yes, di partynya Sehun."

Krystal memandang Seola dengan pandangan menyidik. Kemudian ia lipat kedua lengannya di dada. "Now make sense," katanya.

"Hah?"

"Kayaknya dia suka sama lo."

"Gila lo, Klee??"

"Gue nggak harus jadi gila cuma karena tahu dia suka sama lo. Lagian emang kenapa sih? Lo juga selama ini gue lihat nggak pernah deket sama cowok, jadi kalau ada cowok yang naksir dan deketin lo ya lo harusnya seneng dong, apalagi.... he's freaking hawwwwt like him. Ugh, I want him if only he doesn't like you,"

"Omongan lo makin ngawur, minggir ah, gue mau kerja. Lo mending cepet balik ke meja kerja lo sebelum Pak Siwon mergokin lo di sini dan bukan di tempat lo."

"Ugh, no jam!" seru Krystal sembari memutar bola matanya malas. Namun begitu ia tetap menuruti apa kata Seola dan kembali ke meja kerjanya.

 
 
 
'No,' batin Seola seraya menatap kopi di hadapannya.

Seola tidak mau. Seola tidak mau ada laki-laki lagi yang datang ke kehidupannya.

Seola tidak mau. Seola tidak mau membunuh laki-laki yang datang ke kehidupannya lagi.

Baginya, biarlah Jonghyun menjadi yang terakhir

cookies; swoo seolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang