Seungwoo tak diam.
Tentu saja dia tak akan tinggal diam melihat Seola yang langsung berlari tanpa tujuan yang pasti sembari menangis.
Seungwoo langsung mengejar Seola, dengan keadaan punggung terluka yang rasa sakitnya sama sekali tak dirasakan karena pikirannya yang lebih tersita dengan pertanyaan 'mengapa Seola langsung pergi sambil menangis?' ketimbang dengan rasa sakit yang timbul akibat sebuah lemari besi yang baru saja menimpanya -meski langsung diangkat kembali oleh beberapa petugas yang membawanya tadi.
Berhasil.
Seungwoo bersyukur memiliki kaki yang lebih jenjang sehingga membuatnya bisa melangkah lebih cepat ketimbang Seola. Dengan serta merta Seungwoo menangkap tangan Seola, membuat langkah wanita tersebut langsung terhenti. Kemudian Seungwoo tarik tangan Seola dan membawanya menuju halaman parkir di belakang kantor mereka.
"I don't know what's your intention but if you wanna safe, you better keep your miles away from me!" seru Seola begitu Seungwoo melepaskan tangannya.
Kening Seungwoo mengerut. Tak mengerti. "Kenapa?" tanyanya kemudian.
Seola berusaha menghapus air matanya. Ia bertekad untuk memberitahukan Seungwoo sekarang untuk memberi peringatan awal supaya Seungwoo bisa lebih berhati-hati.
"Listen, I never tell this to anyone, but since I don't wanna somebody's life be gone again because of me, guess I'm gonna tell you," Seola sengaja memberi jeda pada perkataannya. "I've been cursed."
Seungwoo menaikan sebelah alisnya. "Huh?"
Everybody is cursed. Begitu batin Seungwoo.
"Yes, I know everybody is cursed," ucap Seola lagi seperti bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran Seungwoo saat ini. "Tapi kutukan gue beda. I've been cursed with.... the death of the man who I loved, and if I love you, you might losing your life in my hands."
"Is that means you love me?"
"Woo, gue lagi nggak bercanda!"
Seungwoo tersenyum. Refleks langkahnya terayun, lebih mendekat ke arah Seola. "Tenang, La. I've been cursed too," ucapnya sembari meletakan telapak tangannya di atas kepala Seola.
"Woo, tapi-"
"I've been cursed with immortality, I can't die unless the world is over."
Kening Seola mengerut. Ia terkejut, tentu saja. Ini kali pertama ia mendengar seseorang yang mempunyai kutukan keabadian.
Dulu, waktu ia masih kecil, ia memang pernah mendengar cerita dari orang tua dan gurunya soal kutukan langka yang bahkan mendekati tak ada ini. Mereka bilang kutukan seperti itu cenderung mustahil menimpa manusia. Karena keabadian hanya milik The God yang melimpahkan setiap kutukan yang berbeda pada setiap manusia yang ada di bumi. Namun, saat ini ia ternyata dihadapkan dengan salah satu manusia yang mendapat kutukan tersebut.
"So, may I hit on you after you heard about that?"
"La La..." Seungwoo menelan salivanya, warna mata Seola memerah. Tatapannya kosong. Dengan sebuah pisau di tangan, Seola terus mendekat ke arahnya. "La! Sadar!" ucap Seungwoo setengah berteriak namun masih mencoba mengendalikan volume suaranya. Maklum saat ini mereka masih berada di area kantor. Tepatnya di pantry.
BRAK!
"LA KOK LO LA-"
SET!
Krystal yang baru saja membuka pintu pantry secara mendadak menghentikan langkahnya. Sudut bibir sebelah kanannya terangkat.Sebuah pemandangan dimana Seola dan Seungwoo tengah berpelukan kini terpampang nyata di hadapannya.
"Okay, okay I got it. Sorry gue cuma mau ambil minum abis itu pergi. Okay?" ucap Krystal dan langsung berjalan ke arah kulkas lalu mengambil sebuah minuman kaleng, kemudian pergi ke luar. "Jangan lupa dikunci pintunya, Woo, takut ada yang masuk tiba-tiba!" saran Krystal sembari tersenyum sebelum akhirnya benar-benar menutup pintu dan pergi.
Seungwoo menghela napas lega. Dilepaskannya genggaman tangan dari sebuah pisau yang ada di hadapannya. Seungwoo memang tadi refleks langsung menarik tubuh Seola untuk dipeluk dengan satu tangan, dimana tangan satunya menahan pisau yang Seola pegang, ketika Krystal tiba-tiba masuk ke dalam pantry.
"Woo?!" seru Seola yang terkejut ketika melihat darah di tangan Seungwoo.
Seungwoo menatap lurus mata Seola yang kini kembali normal. Tidak merah dan kosong seperti sebelumnya.
"Tangan kam-"
PRANG!
Seola terkejut melihat sebuah pisau berlumuran darah di tangannya hingga membuat benda itu terjatuh."It's okay, La, aku nggak apa-apa."
Lagi dan terjadi lagi.Semenjak mereka berdua memutuskan untuk bersama, puluhan kali percobaan pembunuhan terhadap Seungwoo sudah Seola lakukan.
"T-tapi tangan k-kamu, d-darah-"
"Jangan mikir macem-macem, La. Ini bukan salah kamu. Ini salah kutukan itu. Bukan kamu," ucap Seungwoo sembari kembali menarik tubuh Seola untuk ia peluk.
Ribuan tahun Seungwoo hidup, baru kali ini ia merasakan sebuah rasa takut untuk mati setiap saat.
Ya, Seungwoo memang tidak akan pernah mati kecuali kiamat di dunia yang ia tinggalnya tiba. Ia tak pernah takut akan kematian. Hanya saja, hidup berdampingan dengan Seola membuat ia bisa merasakan sebuah perasaan takut dan selalu terkejut.
Terkejut dengan hal apa yang terjadi padanya. Terkejut dengan semua tindakan tiba-tiba Seola terhadapnya. Terkejut karena rasa cintanya yang semakin besar dengan seiring besarnya frekuensi percobaan pembunuhan yang Seola lakukan terhadap dirinya.
"I love you so much, Kim Seola!"
Cursed is officially ends
KAMU SEDANG MEMBACA
cookies; swoo seola
FanfictionBuku khusus cerita pendek Seungwoo Seola ❤ pic (on cover) credit to owner