5 - end | Home

717 125 30
                                    

Rencananya ketika Seungwoo dan Seola tiba di rumah nanti, Wonho akan membiarkan Seola untuk memakan pizza yang sengaja disimpan untuk dirinya.

Rencananya Wonho tak akan menanyakan apakah Seungwoo dan Seola sudah berbaikan.

Rencananya Wonho akan menyuruh keduanya langsung beristirahat dan menjernihkan pikiran masing-masing. Karena... masalah yang mungkin terlihat sepele bagi seseorang seusianya mungkin tidak bagi remaja seusia Seola dan Seungwoo.

Rencananya Wonho memang ingin memberikan waktu dan ruang bagi kedua adik kembarnya itu.

Itu adalah rencana awal Wonho, sampai ketika kedua adik kembarnya sampai di rumah dan Seungwoo langsung masuk ke kamarnya setelah meletakan kunci motor di tempat penyimpanan kunci yang terletak di samping televisi. Sementara Seola langsung menghampiri Wonho untuk mencium punggung telapak tangan Wonho.

"Seungwoo kenapa?" tanya Wonho pada Seola yang kini turut memasang raut wajah khawatir sepanjang masuk ke dalam rumahnya.

"Hayoung, Mas."

Dua kata. Satu nama.

Satu nama itu cukup untuk membuat Wonho mengerti. Satu nama itu cukup untuk Wonho tahu bahwa apa yang ditakutkan Seola perihal gadis yang tengah dekat dengan Seungwoo benar adanya.

"Aku nyamperin Seungwoo dulu ya, Mas." Seola berpamitan sebelum akhirnya berjalan ke arah kamar Seungwoo. Lalu mengetuk tiga kali daun pintu berwana coklat tua tersebut sebagai pemberitahuan bahwa ia akan masuk ke dalamnya.


Gelap.

Itu adalah keadaan kamar Seungwoo yang Seola dapati saat memasukinya kini. Di dalam kamar tersebut terdapat sebuah sofa panjang yang terletak dekat jendela kamarnya. Dan disitulah Seola mendapati Seungwoo sedang terduduk sembari meletakan tangan kirinya di atas kepala. Kening tepatnya. Sembari memejamkan mata.

Seola perlahan berjalan ke arah Seungwoo. Ia mengambil tempat di sebelah Seungwoo untuk kemudian turut menyandarkan punggungnya pada bahu sofa tersebut.

Semuanya.

Seola melihat semuanya.

Seola melihat apa yang Seungwoo juga lihat.

Seola melihat Hayoung dengan seorang laki-laki yang Seola ketahui bernama Zelo, pacar Hayoung.

Seola dan Seungwoo melihat Zelo mencuri ciuman kecil di bibir Hayoung di depan rumah Hayoung tadi.

Area komplek perumahan Bumi Lestari memang sangat sepi dengan keadaan penerangan sedikit temaram karena lampu jalan ketika malam tiba, namun hal itu tak menghalangi Seungwoo dan Seola untuk melihat semuanya.

Melihat bagaimana keduanya tersenyum malu-malu setelahnya. Melihat bagaimana keduanya benar-benar seperti orang yang sangat kasmaran.

Cukup lama diam, Seola menolehkan kepalanya ke arah Seungwoo. Sinar bulan yang masuk melalui celah-celah ventilasi jendela kamar Seungwoo membuat Seola bisa melihat sebuah jejak air mata di pipi Seungwoo.

Hal itu membuat Seola gusar.

"Woo..." panggil Seola sembari memegang lengan Seungwoo yang menutupi kening Seungwoo untuk kemudian ia singkirkan secara perlahan.

Bersamaan dengan itu, suara isak tangis kecil lolos dari mulut Seungwoo.

Buru-buru Seola menangkup kedua pipi Seungwoo untuk kemudian menghapus jejak air mata kembarannya tersebut.

"Woo, jangan gini..." katanya yang justru membuat Seungwoo makin terisak.

Seungwoo langsung menarik tubuh Seola untuk dipeluk.

cookies; swoo seolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang