Selamat membaca semuanya, udah lama enggak cerita baru. Semoga kalian suka ya😊😊
●●●
Reyo dan Pita adalah sahabat baik sejak kecil. Di kampung kedua orang tua mereka juga bersahabat hingga menurun ke anak mereka.
Sampai dimana usia Reyo dan Pita menginjak umur 19 tahun. Kedua orang tua mereka sepakat memindahkan mereka ke kota untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Dari situlah mereka tinggal bersama di apartemen karena kehendak orang tua Pita.
"Nak jaga Pita baik-baik ya, Tante percaya sama kamu hanya padamu" Ucap Mama Pita dengan wajah serius kepada Reyo.
Reyo hanya mengangguk.
6 bulan tinggal di kota besar dengan suasana yang berbeda dari kampung. Reyo memiliki pacar, Melisa.
Melisa, wanita cantik, putih, pendek dan manis yang berhasil didapatkan Reyo untuk dijadikan pacarnya.
Mereka berpacaran udah 1 bulan, ternyata hubungan mereka sangatlah dalam. Biasa pacaran zaman anak sekarang.
Suatu malam, Pita tidak sengaja berjalan melewati kamar Reyo.
"Brengsek!" Gerutu Pita saat mendengar deshan halus dari kamar Reyo.
Awalnya Pita acuh aja dengan Reyo tapi lama kelamaan, Pita merasa kalau Reyo mulai tidak benar dengan pergaulannya.
Malam dimana kejadian tidur bersama terjadi,
Pita baru saja menyelesaikan tugasnya diruang tamu, pintu apartemen terbuka lebar lalu muncul seorang lelaki dengan tubuh tidak seimbang bahkan berjalan pun tidak bisa.
Lelaki itu Reyo, ia terjatuh kelantai lalu Pita mendekatinya.
Reyo menatap Pita dengan tatapan begitu dalam membuat Pita terdiam seperti dikunci.
"I love you" Ucap Reyo lalu menarik leher Pita membuat wajahnya mendekati wajah Reyo.
Reyo menarik Pita melanjutkan aksinya, Pita diam saja karena selama ini ia mememang menunggu Reyo mengatakan ini.
Sejak kecil Pita sudah mencintai sahabatnya tapi Reyo sama sekali tidak meliriknya sedikit pun.
Pita mengcengkram seprai saat Reyo memasuki dirinya, ia merasakan penyesalan sekaligus kebodohan terbesarnya selama ia hidup.
♤♤♤♤
Pita duduk dimeja makan dengan wajah biasa-biasa saja seperti tidak ada beban hidup.
Reyo terlihat begitu cemas karena ia memikirkan kehawatirannya.
"Santai aja" Ucap Pita sambil memasukan roti kedalam mulutnya.
"Tidak bisa! Bagaimana kalau hamil?" Tanya Reyo membuat Pita tersenyum kecut.
"Gue gugurin" Ucap Pita dengan santainya.
"Tidak! Lo gila?!" Ucap Reyo dengan wajah tidak suka.
"Terus mau lo apa?" Tanya Pita dengan wajah datar.
"Jangan diam aja! Mikir!" Ucap Reyo dengan wajah begitu gelisah bercampur khawatir sedangkan Pita biasa-biasa saja.
"Kenapa lo mikir segitunya? Lo tidurin Melisa biasa-biasa aja" Ucap Pita membuat Reyo memberi tatapan sinis.
"Itu gue pakai pengaman!" Ucap Reyo membuat Pita membulatkan mulutnya seperti o.
"Nanti gue minum pencegahan kehamilan" Ucap Pita dengan santai.
"Gue gak mau bercanda Pit!" Ucap Reyo dengan kesal.
"Kalau begitu nikahkan gue? Lo gak mau kan so jangan dipikirkan" Ucap Pita dengan nada sinis membuat Reyo terdiam sejenak.
Reyo terdiam sejenak sambil melirik kearah Pita.
"Astaga sial nya gue!" Teriak Reyo dengan wajah frustasi.
GUBRAK!
Pita menggebrak meja dengan tangan mungilnya lalu memandang Reyo dengan tatapan marah bercampur kecewa.
"Sudah gue bilang jangan dipikirkan! Jaga ucapan lo!" Ucap Pita dengan penuh penekanan.
Pita pergi dari meja makan menuju kekamarnya dengan wajah murka.
Hari sudah gelap Pita belum juga keluar dari kamarnya, ia mengunci diri didalam kamarnya.
Reyo duduk diruang tamu sambil memandang kearah kamar Pita dengan wajah lesu.
"Pitttt maafin gue" Teriak Reyo dengan nada menyesal.
"...." tidak ada jawaban dari Pita.
"Pitaaaaaaa maafin gueeee, gue nyesall gak seharusnya gue bicara seperti tadi" Teriak Reyo dengan kuat.
"Bodoh amat! Gue muak sama lo!" Teriak Pita dari dalam kamar.
"Jangan marah Pit, gue salah" Ucap Reyo membuat pintu Pita terbuka.
Pita berdiri diambang pintu sambil menatap Reyo dengan wajah kesal.
"Lo berubah Reyo, selama lo disini lo bukan Reyo dulu. Lo berubah" Ucap Pita dengan wajah kecewa.
Pita menutup pintunya kembali lalu hilang dengan kekecewaannya.
Reyo memasang wajah sedih, entah kenapa ia merasa sedih mendengar ucapan Pita.
♤♤♤
Di kampus, Pita berjalan dilorong kelas dengan wajah datar. Matanya tidak sengaja tertuju pada Reyo dan Melisa yang sedang bucin di depan kelas.
Pita sama sekali tidak mau memandang kearah mereka, matanya fokus lurus kedepan.
Reyo merasa kalau Pita menganggapnya orang asing saat melewati dirinya.
Reyo hendak mengejar Pita tapi Melisa menahan tangannya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Melisa dengan bibir dikerucutkan.
"Aku mau bicara dulu dengan Pita" Ucap Reyo membuat ia menepis pelan tangannya.
Pita mendengar percakapan pasangan dibelakang dengan samar-samar lalu tersenyum miring.
Lengan Pita dicegat oleh Reyo.
"Gue mau bicara" Ucap Reyo sembari menarik tangan Pita.
Reyo memberhentikan langkahnya dekat ruang gudang, yang sangat sepi.
"Jangan marah lagi, gue jamin makan deh" Ucap Reyo membuat Pita mengendus kesal.
"Gue lagi marah besar ke lo, gue rencana mau pindah apartemen dengan lo. Gue gak-" ucapan Pita terpotong saat Reyo mencubit bibir Pita dengan kesal.
"Enggak, lo gak bisa tinggal sendiri. Lo ceroboh" Ucap Reyo membuat Pita memukul tangan Reyo berada di bibirnya.
"Gak perlu! Gue bukan cewek suci lagi. Terserah gue mau ngapain. Ceroboh gue bukan urusan lo lagi!" Ucap Pita membuat Reyo menggelengkan kepalanya.
"Tidak boleh!" Bentak Reyo membuat Pita tertawa meremehkan.
"Maka dari itu! Gue harus jaga lo!" Timpal Reyo membuat Pita terdiam sejenak.
Apa gue egois jika mengatakan kalau gue mau lo seutuhnya? Batin Pita.
"Lo mau gue bersama lo?" Tanya Pita membuat Reyo mengangguk.
"Nikahkan aku" Ucap Pita membuat Reyo seperti tersambar petir.
Pita tersenyum kecut melihat wajah Reyo yang menolak pernyataan Pita.
"Lo gak bisa? Jadi minggir lah" Ucap Pita sembari membalikan badannya.
Reyo menahan tangan Pita lalu menatap mata hitam itu dengan lekat.
"Baiklah, kita menikah tapi ada syaratnya" Ucap Reyo membuat Pita mengangguk.
Jangan lupa vote dan coment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartemen Kita {COMPLETED}
Romance{Follow dulu!} Reyo dan Pita tinggal satu apartemen, suatu malam mereka tinggal dalam satu kamar. "Mampus" Batin Pita. tangan Reyo melingkar dari belakang tubuh Pita lalu mengendus aroma kepala Pita. Aroma rambut Pacarnya mirip dengan sahabatnya. "S...