⚜Chapter 3⚜

2.1K 202 68
                                    

"HwaSoo ingin bertemu dengannya."

Soobin tertegun. Menelan ludahnya kasar kemudian menghela nafasnya. Menaruh sendok yang ia pegang pada piring berisi makanan kemudian mulai membalas semua penjelasan yang anaknya berikan.

"HwaSoo-ya." panggil nya. Sang empu melihat ayahnya takut.

"Terima kasih."

Berbeda dengan apa yang akan terjadi dalam pikirannya, sang ayah ternyata tersenyum setelah mendengar penjelasan sang anak.

"Appa sangat merindukannya―bertahun-tahun ini appa mencoba untuk berbohong padamu tapi-"

"Appa tidak perlu berbohong lagi. Mulai hari ini HwaSoo akan jujur pada appa begitu pula sebaliknya―tidak ada rahasia di antara kita!" seru anak nya lalu tersenyum.

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh HwaSoo membuat Soobin semakin melihat diri Jina di dalam anaknya. Benar-benar mirip. Secara fisik mungkin anaknya mewarisi fisiknya, tapi untuk masalah hati dan mental, anak semata wayangnya ini mewarisi sifat sang ibu.

"Jika appa berangkat besok, apa HwaSoo tidak apa-apa sendirian di rumah?" tanya nya dan dibalas dengan anggukan semangat dari anak nya.

"Apa boleh HwaSoo tinggal di rumah nenek?" sang anak balik bertanya, membuat Soobin berfikir sebentar.

"Appa akan mengabarkan nenek. Tapi jika dibolehkan, HwaSoo harus jadi anak baik disana, mengerti?"

"Siap kapten!" seru HwaSoo diikuti dengan tangannya yang membuat gerakan hormat. Hal sekecil itu sukses membuat Soobin tertawa.

"Tapi appa, dimana eomma?" ia kembali bertanya lalu memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Eomma ada di Italia." jawab ayah nya.

HwaSoo mengangguk mengerti dan kembali memakan makanannya. Setelah mereka selesai, mereka segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil sang ayah. Kemudian berangkat dan menjalankan aktivitasnya masing-masing.

• • •

Keesokan hari nya, Soobin pergi. Mengantarkan anaknya ke sekolah terlebih dahulu, mengucapkan selamat tinggal, lalu pergi ke bandara bersama sekretaris nya untuk pergi ke Italia.

Ia sudah mengabari nenek HwaSoo tentang anaknya yang ingin menginap. Dengan senang hati mereka menerima cucu nya datang, maka saat anaknya pulang nanti, ia akan dijemput oleh Namjoon kemudian pulang ke rumah neneknya.

Saat di pesawat, Soobin tidak dapat menahan rasa gembira nya untuk bertemu sang istri. Kemarin Hansol menemukan dimana Jina tinggal tapi ia belum menemukan kabar tentang apa saja yang sudah nyonya nya perbuat di sana. Ia tidak menemukan satu pun.

Namjoon belum mengetahui perihal tuannya yang ingin pergi ke Italia. Yang ia tau hanya tuannya memiliki pekerjaan di luar negri dan yang pasti bukan di Italia.

Kembali ke Soobin yang sekarang sedang melihat foto sang istri lalu tersenyum. Berharap istrinya juga merasakan hal yang sama seperti dirinya―rindu.

"Hansol." panggil nya dan sang empu menengok.

"Aku benar-benar butuh bantuan mu. Bagaimanapun caranya, aku ingin istriku kembali bersamaku. Kembali ke rumah, pulang."

Hansol mengangguk. Tuannya sudah sangat pasrah kali ini dan bagaimanapun caranya ia harus membantu Soobin membawa Jina kembali.

Setelah satu jam perjalanan mereka sampai di Italia. Hansol segera mendaftarkan mereka di salah satu hotel bintang lima di Torino dekat dengan rumah yang ditinggali Jina. Ia juga menyewa satu mobil mewah untuk menjadi kendaraan mereka menuju ke hotel.

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang