aku cepetin sori :"
• • •
Beberapa hari berlalu setelah menginap di rumah nenek, HwaSoo kini sudah membaik dan dapat masuk sekolah lagi. Berbeda dengan dulu yang saat pagi ia dibuatkan bekal oleh sang ayah, kini bekalnya dibuatkan oleh ibu nya.
Dan setiap malam ia bisa memberi tau kepada sang ibu apa yang ia mau untuk bekalnya esok hari. Kemudian keesokan hari nya, bekalnya akan dibuatkan sama persis seperti yang diminta.
Sedangkan Soobin kini tengah sibuk mengawasi pembangunan company istrinya. Seperti yang dijanjikan oleh nya, ia akan membangun company sang istri di samping company nya.
Jina sendiri lebih sering menghabiskan waktu nya di rumah sambil menonton TV di rumah lalu menjemput anaknya di sekolah saat sudah masuk jam pulang sekolah.
Setelah itu biasanya mereka akan mampir ke mall atau toko untuk membeli beberapa mainan dan baju atau hanya sekadar jalan-jalan.
Karena sang ibu tau jika sang ayah akan pulang lebih malam karena masalah pembangunan, maka dari itu ia menghabiskan waktu yang banyak dengan anaknya agar sang anak tidak merasa kesepian.
Tidak disadari jika besok adalah hari dimana Jina harus kembali ke Italia untuk memberi tau tentang pemindahan company ke karyawannya.
Hal ini tentu membuat Soobin semakin manja kepadanya. Seperti sekarang, sang istri dipeluk dengan erat oleh nya seperti ia tidak ingin melepaskannya.
"Apa kamu tau bagaimana rasanya ditinggal selama 5 tahun oleh istri sendiri? Aku tidak ingin itu terulang kembali." kesal nya dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Astaga aku hanya pergi selama 5 hari, bukan 5 tahun sayang." bujuk sang istri tapi suaminya menggeleng.
"Eomma! Appa!"
Tiba-tiba anak nya datang dan menghempaskan tubuhnya diantara mereka. Membuat Soobin langsung melepas pelukannya agar tidak terkena badan sang anak.
"Lihat! HwaSoo dapat nilai 100 untuk pelajaran Bahasa Korea!" seru nya dan menunjukkan kertas ulangannya pada kedua orang tuanya.
"Walaupun begitu, apa HwaSoo paham dengan pelajarannya?" tanya sang ibu dan anaknya mengangguk mantap.
"Tadi HwaSoo lihat appa sedang memeluk eomma, appa terlihat sedih saat melakukannya, kenapa?" tanya anaknya.
Hal ini dijadikan kesempatan untuk Soobin agar HwaSoo membela nya.
"Appa akan ditinggalkan eomma, bukankah eomma jahat HwaSoo-ya?" tanya ayahnya dan sang ibu langsung melongo mendengarnya.
"Eomma ingin kemana lagi? Eomma sudah janji tidak akan meninggalkan kita.." lirih sang anak dengan mata berairnya.
"E-eomma tidak akan meninggalkan HwaSoo― Yak! Choi Soobin!"
Saat Jina berbicara, suaminya mengambil kesempatan untuk berbisik yang tidak-tidak kepada anaknya―membuatnya kesal karena sang suami yang mengompori anaknya.
"Appa bilang eomma akan kembali ke sana dan akan menetap di sana?" tanya sang anak dan ibu nya menggeleng cepat.
"T-tapi a-appa sudah berjanji tidak akan berbohong lagi jadi sekarang―hiks.. appa tidak berbohong.." lanjut anaknya.
"E-eomma―hiks.. sudah janji akan di sini bersama HwaSoo―hiks.." air matanya keluar dan Soobin tertawa gemas saat melihat anaknya mengusap air matanya kasar.
Dengan secepat mungkin Jina menarik anaknya ke dalam pelukannya sedangkan sang suami sedang berusaha mati-matian untuk menahan tawa nya.
"Eomma tidak akan kemana-mana sayang."
"Hiks―eomma jangan pergi.. HUWAAAA EOMMAAAA!" tangis anaknya meledak seketika, membuat tawa sang ayah semakin lama.
"Astaga ayahmu jahil sekali Choi HwaSoo, eomma sudah tidak tahan dengannya."
Setelah HwaSoo tenang, perang antara Choi Soobin dan istrinya di mulai.
• • •
Sore hari dan mereka sedang bersantai di kamar. Setelah bermain kejar-kejaran tadi, sang suami menenangkan istrinya dengan memeluknya dari belakang dan mengatakan maaf berkali-kali.
Karena tidak tega akhirnya istrinya memaafkannya dan berakhir dengan duduk bersama di kasur dengan sang anak yang berceloteh tentang sekolah nya.
"Bin." panggil sang istri saat HwaSoo sudah diam dengan bersandar di tubuh ayah nya.
"Hm? Ada apa?" tanya suaminya.
"Bagaimana kalau kita pergi bersama ke Italia? Untuk masalah menginap, aku yakin saudaraku bisa menerima kita untuk sementara." usul Jina dan Soobin mengangguk senang.
Senyumnya mengembang kala sang anak menarik ibu nya untuk ia peluk juga, membuat mereka semua terperangkap dalam suasana hangat yang mereka rindukan.
Tiba-tiba HwaSoo memegang perut ibu nya, mengusapnya sebentar lalu mengerutkan dahi nya.
"Dimana adik kecil HwaSoo?" tanya nya dan sang ibu hanya diam.
Begitu pula yang dilakukan oleh sang ayah, ia bahkan tidak tau harus menjawab apa.
"Masih di dalam sini, ia tidak ingin keluar―ia mengatakan kalau ia senang di dalam perut eomma." jawab Jina lalu tersenyum ke arah anaknya.
"Apa di dalam perut eomma menyenangkan? Apa ada yoghurt di sana?" tanya nya dan sang ayah tertawa kecil.
"Lalu apa ada perosotan? Atau boneka kucing dan kelinci? Apa di dalam sana ada lego? Apa adik kecil menyukai lego?" tanya nya lagi dan ibu nya hanya mengangguk.
"Woah, seru sekali. Tapi lebih seru di luar sini adik." ucap nya ke perut ibu nya.
"Kita bisa bermain bersama, di sana pasti kamu sendirian―tidak menyenangkan sama sekali." ujar nya.
Tak dirasa Jina tersenyum sedih mendengar anaknya berbicara layaknya ada seorang bayi di dalam perutnya. Air matanya sedikit demi sedikit menetes dengan senyum palsu yang ia buat.
"Adik harus keluar, nanti kakak akan belikan banyak yoghurt untuk adik dan kakak akan perkenalkan adik dengan Hana!" seru nya lalu tertawa kecil.
Melihat istrinya yang hanya tersenyum, membuat Soobin tidak tega. Akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan percakapan anaknya dengan adiknya.
"Bersemangat sekali hm? Sabar sayang, adik kecilmu akan keluar beberapa saat lagi." ucap sang ayah dan senyum HwaSoo luntur karena nya.
"Baiklah! HwaSoo akan menunggu." balas nya.
Jina mengecup kepala anaknya dan menggesekkan hidungnya di sana, matanya memejam mengeluarkan air mata dengan isakannya yang ia tahan.
"Maafkan eomma sayang, maafkan eomma.."
TBC.
bakal diusahain double apdet hari ini, tunggu yaa♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔
Fanfiction[𝐬𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 3 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐜𝐞𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚] • • • | 𝐚 • 𝐠𝐚 • 𝐩𝐞 | /𝒏./ 1.𝐓𝐡𝐞 𝐡𝐢𝐠𝐡𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐦 𝐨𝐟 𝐥𝐨𝐯𝐞. 𝐒𝐞𝐥𝐟𝐥𝐞𝐬𝐬, 𝐬𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐢𝐚𝐥, 𝐚𝐧𝐝 𝐮𝐧𝐜𝐨𝐧𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞; 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬𝐭𝐬 𝐧𝐨 𝐦𝐚𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡...