triple ga ni?
• • •
📍Toronto, Italia
Mereka bertiga masuk ke dalam rumah begitu sampai. Hoseok langsung memeluk Jina erat karena ia sudah berminggu-minggu menunggu saudaranya kembali.
Kemudian ia melihat keponakannya dan langsung memeluknya erat, membuat HwaSoo sedikit terkejut tapi tetap menerima pelukan dari pamannya.
Sedangkan Soobin hanya tersenyum dan berpelukan sebentar dengan Hoseok, ia juga berterima kasih sebanyak-banyaknya pada Hoseok karena sudah membantunya membawa sang istri kembali.
"HwaSoo ingin cookies?" tanya nya dan keponakannya mengangguk semangat.
Ia langsung duduk di kursi meja makan dan menunggu paman nya mengambil cookies dari dapur, setelah itu ia memakannya dengan lahap sedangkan kedua orang tuanya sibuk memindahkan koper ke kamar.
"Ingat pintu itu?" tanya sang istri yang duduk di pinggir kasur sambil menunjuk ke arah pintu kamar.
"Aku kebingungan saat berada di sana. Hahh.. kamu bisa bayangkan itu sendiri." Jina terkekeh lalu membuka tangannya lebar-lebar untuk memeluk suaminya.
"Aku akan ke company, apa kamu bisa menjaga HwaSoo sampai aku kembali?" tanya nya setelah sang suami memeluknya.
"Kamu pikir siapa yang menjaga nya selama 5 tahun ini hm?" sang istri tertawa kecil lalu mencium bibir suaminya sekilas.
"Tentang perkataan HwaSoo kemarin, aku―"
"Tidak perlu bersedih, aku yakin ia akan mengerti saat besar nanti." potong sang suami.
"Kuharap begitu."
"EOMMMAAAAAA!!"
Tiba-tiba HwaSoo datang dengan boneka kucing nya, ia membuka pintu kamar hingga terdengar benturan keras antara pintu dengan dinding.
"Paman Hoseok bilang ia akan memakan HwaSoo karena terlalu menggemaskan.." keluhnya lalu menunjuk ke arah pintu dimana Hoseok sedang berusaha mengejarnya.
"Astaga jangan takuti anakku." ucap Jina dan saudaranya hanya cengengesan.
"HwaSoo ingin bermain dengan paman? Kita bisa bermain di ruang tamu jika HwaSoo mau." sang anak tetap diam.
"Paman punya lego~" mendengar mainan balok kesukaannya disebut, membuatnya langsung mengangguk semangat.
"Bisa alihkan perhatiannya sampai aku pulang dari company?" tanya Jina sedikit berbisik ke Hoseok yang sedang menggenggam tangan keponakannya.
"Hm, tentu."
Setelah itu mereka berdua keluar diikuti dengan Soobin di belakangnya―meninggalkan Jina sendiri di dalam kamar dan mempersiapkan dirinya untuk pergi ke company.
• • •
Jina masuk ke dalam company nya dan semua orang langsung membungkuk ke arahnya, di belakangnya sudah ada Seulgi yang tau semuanya, ia juga akan membantu nyonya nya untuk masalah pemindahan.
Semua orang sudah tau kalau ada yang ingin di sampaikan oleh CEO mereka, karena si sekretaris yang membuat pengumuman melalui grup company.
Saat di ruangan yang digunakan mereka untuk mengumumkan pemindahan, semua orang sudah duduk dengan rapih di tempat yang di sediakan.
Jina masuk ke dalam dan mengambil mikrofon, setelah itu ia menyapa karyawan-karyawannya.
"Selamat siang semuanya, senang bertemu dengan kalian lagi." ucapnya sambil tersenyum.
"Saya mengumpulkan kalian di sini karena ada sesuatu yang harus di sampaikan." setiap orang yang hadir langsung berbisik-bisik satu sama lain.
"Company ini, akan dipindahkan ke Korea Selatan." semua orang terkejut, membuka mata serta mulutnya lebar-lebar.
"Maka dari itu saya-"
"Tapi nyonya!" salah satu orang mengangkat tangannya.
"Ya, ada apa?"
"Bagaimana dengan keluarga kami di sini? Jika company di pindahkan, apa kita juga harus pindah ke Korea Selatan?" tanya nya membuat Jina diam seketika.
"Eumm masalah itu―"
"Jika kita tidak ikut pindah, apa kita akan kehilangan pekerjaan?" tanya orang lain dan Jina lagi-lagi tidak dapat menjawabnya.
Semua orang mulai ramai karena nya, karena melihat sang CEO yang tidak tau harus menjawab apa, akhirnya Seulgi mengambil alih dan menjawab semua pertanyaan.
"Bukan pemindahan, tapi cabang baru." ucapnya.
Ia melihat sang CEO sebentar yang melongo karena ucapannya, membuatnya sedikit takut jika nyonya nya akan marah.
Namun yang terjadi selanjutnya tidak terduga, Jina mengangguk dan menyuruh sekretarisnya untuk melanjutkan perkataannya.
"Company ini di kenal di Italia sudah lama, maka dari itu kami berencana untuk membuat cabang baru di Korea Selatan."
"Dan karena ada company di sana yang bekerja sama dengan kita, maka dari itu gedung baru di sana akan di buat bersebelahan dengan company yang bekerja sama."
"Jika ada yang ingin menetap di sini dan tidak pindah ke Korea, tidak apa-apa. Kalian tidak akan kehilangan pekerjaan kalian."
"Tapi jika ada yang bersedia untuk ikut ke Korea Selatan sebagai pekerja di cabang baru di sana, kami akan menerima kalian sepenuh hati." finalnya disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari semua orang.
Seulgi melihat ke belakang dan mendapatkan wajah bangga dari sang CEO, membuatnya tersenyum dan membungkuk kecil ke arah nya.
Setelah itu acara diikuti dengan makan-makan, saat Seulgi sedang berbicara dengan temannya, Jina menepuk pundak si sekretaris dan mengajaknya berbicara.
"Ah, nyonya, apa anda butuh sesuatu?" tanya nya dan sang CEO menggeleng.
"Kamu tau, aku akan kembali ke Korea Selatan untuk keluargaku." si sekretaris menghela nafasnya.
"Dan mungkin aku harus lebih perhatian dengan anakku selama perkembangannya, jadi―"
"―aku memutuskan untuk membuatmu menjadi pemimpin dari company ini." finalnya membuat Seulgi berhasil membeku di tempat.
"S-saya?" sang CEO mengangguk mantap.
"Melihatmu menggantikanku beberapa hari lalu dan juga menjawab pertanyaan yang membuatku gugup tadi, membuatku yakin kamu bisa menjadi CEO yang baik untuk company ini."
"S-saya akan sangat t-terhormat! Terima kasih nyonya."
"Bukan nyonya lagi hm? Sekarang aku hanya seorang ibu rumah tangga."
Mereka berdua tertawa lalu memeluk satu sama lain. Setelah itu Seulgi langsung melanjutkan pekerjaannya sedangkan Jina langsung pulang ke rumah.
TBC.
DAN CHAPTER DPN = CHAPTER TERAKHIIIRRRRRRRRR :))
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔
Fanfiction[𝐬𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 3 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐜𝐞𝐨 𝐠𝐢𝐥𝐚] • • • | 𝐚 • 𝐠𝐚 • 𝐩𝐞 | /𝒏./ 1.𝐓𝐡𝐞 𝐡𝐢𝐠𝐡𝐞𝐬𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐦 𝐨𝐟 𝐥𝐨𝐯𝐞. 𝐒𝐞𝐥𝐟𝐥𝐞𝐬𝐬, 𝐬𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐢𝐚𝐥, 𝐚𝐧𝐝 𝐮𝐧𝐜𝐨𝐧𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞; 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬𝐭𝐬 𝐧𝐨 𝐦𝐚𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐭𝐡...