⚜Chapter 20⚜

2.5K 196 159
                                    

menurut kalian apa yang harus diupgrade dari book ini? Ato mungkin ada kekurangan dari book ini? Ato apalah yang pengen kalian ungkapin soal book ini tpi gabisa karna sesuatu :"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

menurut kalian apa yang harus diupgrade dari book ini? Ato mungkin ada kekurangan dari book ini? Ato apalah yang pengen kalian ungkapin soal book ini tpi gabisa karna sesuatu :"

be honest, kali ini aku pgn kalian jujurrrrr sejujur jujurnya! Aku gabakal baper marah ato gmn ko karna aku jg butuh pendapat kalian yang jujur ꒰◍ˊ◡ˋ꒱

okeh sekian makasi

happy reading (/^o^)/

• • •

Soobin masuk ke dalam ruangan anaknya saat masuk jam makan siang, ia langsung melihat sang anak sedang di suapi oleh ibu nya dengan sayang, sambil sesekali tertawa kecil karena candaan yang diberi oleh sang ibu.

"Apa aku terlambat?" tanya nya lalu duduk di samping Jina dan mengecup kepalanya lembut.

"Eum! Terlambat sekali, appa janji datang jam 12 tapi ini sudah jam 1 siang." kesal HwaSoo sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kamu terlambat? Apa ada sesuatu yang terjadi di kantor?" kini istrinya yang bertanya.

"Seorang klien terlambat datang dan saat datang, ia lupa membawa berkas nya." Jina terkekeh kecil ketika kepala suaminya ditaruh di pundaknya, mengecup lehernya sebentar lalu kembali melihat ke anak mereka.

HwaSoo meringis kesakitan karena makanan yang susah ditelan dan tidak ada rasanya, kepalanya juga tidak bisa berhenti merasakan pusing dari semalam, membuatnya terkadang muntah setelah makan.

"Apa sangat sakit? Mau appa panggilkan dokter?" tanya Soobin tapi anaknya menggeleng.

"HwaSoo hanya harus makan banyak agar tidak sakit, itu saja!" seru sang anak lalu tersenyum manis.

Kedua orang tua nya tertawa dan ia kembali makan dengan lahap―walaupun di mulutnya tidak terasa apa-apa, ia tetap menelannya dan memperlihatkan kepada kedua orang tuanya kalau ia baik-baik saja.

Beberapa menit kemudian HwaSoo selesai memakan makanannya. Kini tubuhnya sedang di basuh oleh sang ibu dengan lap basah hangat.

Sedangkan Soobin sudah harus kembali ke kantornya karena jam makan siang sudah selesai, apalagi ia belum selesai dengan klien sebelumnya karena terpotong dengan jam makan siang.

Tersisa Jina dan HwaSoo di dalam ruangan. TV dinyalakan dan sang ibu sedang sibuk memotong apel untuk dimakan anaknya, selepas memakan nasi, dokter menyarankan untuk sang anak agar memakan buah-buahan agar ia cepat pulih.

"Eomma, apa eomma benci HwaSoo?" tanya sang anak tiba-tiba.

"Tidak, kenapa HwaSoo bisa berfikir seperti itu hm?" ucapnya balik bertanya.

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang