⚜Chapter 23⚜

4.2K 196 98
                                    

Little warn laya

• • •

HwaSoo memakan sarapannya di sofa ruang tamu bersama Hansol sambil menonton kartun pagi favoritnya. Sesekali matanya melirik ke kamar kedua orang tua nya dan ia tidak mendapat tanda-tanda orang tua nya akan keluar dari kamar.

Ia melihat Hansol yang menonton kartun bersamanya, membuatnya sedikit kesal karena pamannya hanya mengatakan kalau orang tua nya kelelahan.

"Paman." panggil nya membuat sang empu menoleh.

"Ya, apa HwaSoo butuh sesuatu?" tanya si sekretaris.

"Kenapa eomma dan appa belum bangun juga?" tuan muda nya kembali bertanya, membuat si sekretaris membeku di tempat.

"Mereka kelelahan, butuh istirahat yang banyak―"

"Tapi HwaSoo ingin melihat mereka.." potong tuan muda nya lalu mengerucutkan bibirnya.

"Apa eomma dan appa pergi? Apa mereka meninggalkan HwaSoo lagi?" tanya nya dengan mata yang berkaca-kaca.

"T-tidak!" jawab Hansol.

"Kalau begitu HwaSoo ingin melihat eomma dan appa!"

Kemudian tuan muda nya turun dari sofa begitu saja, piringnya ia taruh di meja lalu ia berlari ke arah kamar kedua orang tuanya―meninggalkan si sekretaris di sofa dengan sebuah kartun.

HwaSoo mengetuk pintu kamar berkali-kali dan tidak ada jawaban dari dalam. Membuatnya semakin yakin kalau kedua orang tuanya pergi meninggalkannya lagi.

"Eomma! Appa!" panggil nya dan lagi-lagi tidak ada jawaban dari dalam.

Membuatnya semakin khawatir dan memutuskan untuk membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci. Ia langsung masuk ke dalam dan mendapatkan kasur yang kosong, hanya selimut dengan beberapa pakaian di lantai.

"Apa eomma dan appa di culik?!" gumam nya membuat dirinya sendiri lebih panik dari sebelumnya.

"Eomma! Appa! Ini HwaSoo!" teriak nya lagi dan tidak ada jawaban.

• • •

"Ahh Bin.."

Dengan keadaan menungging seperti ini membuat kejantanannya semakin masuk ke dalam, apalagi ketika ia dapat dengan jelas melihat kejantanannya bak dihisap oleh lubang sang istri.

"Aku lelah―ahh sudahh.." lirih istrinya dengan tubuh yang hampir terjatuh jika saja sang suami tidak menahannya.

"Tapi tubuhmu menginginkan lebih, hm?" balas suaminya sambil terus memompa miliknya maju mundur di dalam lubang sang istri.

"Tidak ngghh.. ahh disana, lebih dalam―ahh!"

Tanpa disadari Jina juga menggerakkan tubuhnya berlawanan arah dengan suaminya, sesekali matanya melihat ke belakang dan melihat sang suami dengan wajah berkeringat dan rambut total basah sedang melihat ke bawah―ke penyatuan mereka.

"Dimana hm? Katakan padaku." jahil Soobin lalu memajukan tubuhnya hingga dadanya menempel dengan punggung istrinya.

Satu tangannya menarik dagu sang istri kemudian menyatukan bibir mereka dan menambah kecepatannya di bawah sana.

"Ahh! Ahh! Itu―nghh keluar!" tubuh Jina bergetar hebat karena cairannya yang keluar―entah untuk ke berapa kalinya.

"Bin.. sudahh kumohon―unghh.."

"Sebentar sayang, sedikit lagi."

Gerakannya ia percepat, membuat sang istri menjerit karena kejantanan suaminya masuk lebih dalam dari sebelumnya.

ᴀɢᴀᴘᴇ ; sᴏᴏʙɪɴ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang