3. Calon istri?

2.8K 272 3
                                    

Selepas pulang kerja (Namakamu) langsung berbaring dikasurnya. Hari ini cukup lelah dan juga membuatnya viral seketika, apa kata orangtuanya jika melihat foto yang sudah tersebar ini?

"Siapa coba yang sebar foto itu, dia ambil foto darimana coba" Umpat (Namakamu) sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Kak!" Panggil adik (Namakamu), Fajar.

"Apa sih?" Jawab (Namakamu) melihat adiknya yang sudah masuk kedalam kamarnya.

"Foto ini bukan editan kan kak?" Fajar memperlihatkan foto yang hangat dibicarakan dikantor tadi.

"Hapus nggak!?" (Namakamu) berusaha merebut ponsel Fajar.

"Kalau mama sama papa tahu, bisa-bisa langsung dikeluarin dari kartu keluarga!" Ledek Fajar lagi.

(Namakamu) memukul kepala Fajar karena kesal. Ia tidak perduli dengan adiknya yang mengeluh kesakitan, apa yang akan ia lakukan dikantor besok? Terlebih untuk bertemu dengan Iqbaal atasannya itu.

"Itu nggak sengaja, pokoknya itu nggak sengaja" (Namakamu) mencoba meluruskan.

"Tapikan kakak udah ciu--"

"Dibilang nggak sengaja, ngerti nggak?" Potong (Namakamu) menatap kesal Fajar.

"Iya ampun. Yuk makan! Mama udah siapin semuanya" Ajak Fajar.

***
Iqbaal menatap layar ponselnya membaca artikel yang hangat membicarakan tentang dirinya. Iqbaal beralih ke kontak dan menghubungi rekan yang ia percayai dikantor, tujuannya untuk menghapus seluruh artikel yang membahas dirinya.

"Saya mau mereka harus hapus artikel yang mereka buat dan foto itu"

"Tapi, itu tidak mungkin pak. Masalahnya semua orang sudah mengetahuinya dan tidak ada peluang untuk itu"

"Kalau begitu cari siapa orang pertama yang nyebar foto itu"

"Baik pak"

Panggilan itu berakhir. Iqbaal menghela napas panjang, mengingat kembali kejadian dikantor tadi. Gadis itu, ah sudahlah.

"Kakak"

Iqbaal menoleh kearah Billa yang datang ke kamarnya. Ia tersenyum kearah Billa dan menghampirinya.

"Kenapa? Seharusnya kamu ada dikamar sekarang, jangan dikamar kakak. Kamu kan perlu istirahat" Ucap Iqbaal lembut.

Mendengar itu Billa tersenyum merekah. "Nggakpapa, aku cuma ingin keluar dari kamar. Karna kamar kita bersebalahan jadi aku bisa kesini"

"Yasudah. Billa mau apa?" Tanya Iqbaal.

"Obatnya, aku nggak tahu obatnya ada dimana. Aku panggil Roger tapi kayaknya dia belum datang" Jawabnya.

"Kalau gitu kita ke kamar sekarang, biar kakak yang cari obat buat kamu minum" Sahut Iqbaal kemudian membawa Billa kembali ke kamar.

Sampai dikamar, Iqbaal membuka laci nakas dan mengambil beberapa obat yang sudah diberikan dokter. Karena Roger tidak ada maka dari itu ia akan membantu Billa untuk sementara, Roger adalah asisten terpercaya Iqbaal untuk menjaga Billa.

"Gimana dengan kantor? Apa semuanya baik-baik aja?" Tanya Billa ditengah keheningan.

"Semuanya berjalan lancar. Billa tenang aja yah, sekarang minum obatnya dulu" Jawab Iqbaal penuh perhatian.

Billa tersenyum kemudian meraba segelas air dan pil obat yang diberikan Iqbaal padanya, kemudian meneguknya saat obat itu sudah masuk kedalam mulutnya. Billa bisa merasakan belaian lembut dari kakaknya, Iqbaal.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang