6. Jangan pergi

2.2K 244 2
                                    

Sampai ditempat tujuan, (Namakamu) tersenyum sumringah dimana dirinya bisa melihat salju dengan kedua matanya sendiri.

"Salju" Ucap (Namakamu) senang.

"Biasa aja kali, cuma salju doang. Kentara banget yang baru pertama kesini" Jawab Jeni sinis.

"Karna besok udah mulai sibuk jadi untuk hari ini kita main disini" Ucap Iqbaal.

"Kalian disini ternyata"

Note: kelupaan, ini ceritanya mereka udah ganti baju yah, kan mau main salju nggak perlu dikasih tahu lagi kali ya bajunya apa hehe...

Iqbaal segera menoleh dimana sumber suara itu berada, Putra? (Namakamu) melihat raut wajah Iqbaal yang kaget dengan keberadaan Putra berbeda dengan Jeni yang terlihat santai.

"Ngapain lo disini?" Iqbaal menatap Putra.

"Gue juga mau main disini, lagian bukannya besok kita udah mulai sibuk yah?" Jawab Putra santai.

"Baal, Putra kesini karena pekerjaannya juga dan--"

"Nggak usah dilanjutin" Potong Iqbaal lalu pergi.

(Namakamu) kemudian menyusul Iqbaal yang sudah lebih dulu melangkah, berbeda dengan Putra dan Jeni yang saling menatap dengan senyum licik.

***
"Berarti Pak Putra satu pesawat dong dengan kita?" Tebak (Namakamu) pada Iqbaal yang sedang duduk dikursi santai.

"Nggak usah bahas dia. Seharusnya dia nggak ada disini, tujuannya bukan kerjaan tapi mungkin aja ada hal lain"  Jawab Iqbaal tanpa menatap (Namakamu).

Jeni serta Putra datang mendekat kearah mereka dengan membawa papan ski.

"Daripada duduk disitu lebih baik lo juga ikut main" Ujar Putra tersenyum miring.

Mereka sudah bersiap dengan pakaian serba tebal tidak lupa perlengkapan ski karena rencananya mereka akan bermain diarena yang sedikit menantang, sangat menantang bagi (Namakamu) khususnya.

Iqbaal bangkit berdiri dengan helaan napas panjang, dirinya sempat menoleh (Namakamu) yang kini memegang tongkat ski.

"Gue sama (Namakamu) yah, dadah" Ujar Jeni lalu mengajak (Namakamu) untuk pergi lebih dulu.

(Namakamu) sempat ragu bermain ski seperti ini pasalnya baru pertama kali melakukan ini secara real. Jeni terlihat siap dengan papan skinya bahkan tersenyum mengejek pada (Namakamu).

"Kasihan yah yang nggak mahir dengan ski" Ejek Jeni.

"Gue bisa cuma ragu" Jawab (Namakamu) dengan mantap.

"Yaudah kalau gitu, buktiin dong jangan cuma ngomong doang" Balas Jeni lalu meluncur dengan papan skinya.

(Namakamu) perlahan meluncur mencoba untuk tetap santai dan tidak perlu tegang, cukup nikmati dan harus hati-hati. Dari pandangan (Namakamu) ia bisa melihat Jeni didepan sana memimpin namun tak lama gadis itu berhenti seolah menunggu (Namakamu).

"Lumayan juga yah lo" Sahut Jeni saat (Namakamu) berhenti disampingnya.

"Nggak juga." Jawab (Namakamu).

"Tapi kalau dibandingin dengan Hana dia lebih jago ketimbang lo. (Namakamu), Iqbaal itu suka cewek yang jago main ski supaya kalau liburan dia bisa main bareng sama pasangannya. Ngelihat lo yang amatir gini gue jadi ragu dia bakal--"

"Siapa Hana?" Potong (Namakamu) cepat.

"Masa lo nggak tahu? Tinggal dimana lo sampai nggak tahu dia? Hana itu calon istri Iqbaal, dia juga tahu lo yang berpura-pura jadi calon istri Iqbaal." Jawab Jeni dengan bangganya.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang