29. Sudah di mulai

1.7K 224 4
                                    

Jeni melangkah masuk ke caffe, dirinya mendekati Iqbaal yang sudah duduk disana menunggunya. Sudah lama juga ia tidak bertemu dengan Iqbaal.

"Ada perlu apa?" Sahut Jeni menatap Iqbaal.

"Gue mau minta tolong ke lo" Jawab Iqbaal.

"Apa?"

"Besok gue mau lo jemput (Namakamu) dirumahnya, nanti gue bakal kasih alamatnya"

Jeni sedikit terkejut mendengarnya dengan helaan napas pelan jeni meraih minuman yang sudah Iqbaal sediakan.

"Jen, gue serius"

Jeni meletakkan kembali minuman itu setelah sudah meneguknya.

"Kenapa harus gue yang jemput? Lo kan pacarnya dan kenapa juga harus gue?" Jawab Jeni.

"Gue bakal lamar dia besok, rencana ini udah gue susun sebaik mungkin biar berhasil" Balas Iqbaal.

"Lo mau ngelamar dia pake acara gue jemput dia gitu?"

"Ayolah Jen, gue bener-bener minta tolong ke lo. Gue langsung transfer skarang biar lo mau"

"Orang kaya" Jeni terkekeh pelan.

"Ayolah Jen, besok sudah jadi hari yang sesuai dengan rencana gue" Jawab Iqbaal.

Jeni memijat keningnya pelan diakhiri helaan napas pelan.

"Susah yah kalau udah jatuh cinta" Tutur Jeni tersenyum miring.

"Ayolah, kalau gue yang jemput dia--"

"Yaudah gue bakal jemput dia, terus gue bawa kemana dia coba? Ke rumah lo?" Potong Jeni cepat.

"Ke kantor"

"Kantor lo dulu?" Jeni meyakinkan.

"Iya, besok malam lo jemput dia dan bawa ke kantor terus lo suruh dia buat pergi ke ruangan gue yang dulu"

"Gue bareng dia atau dia yang jalan sendirian?" Balas Jeni.

"Biarin dia jalan sendirian ke ruangan gue, tugas lo cuma jemput dan anter sampai didepan pintu utama" Jelas Iqbaal.

"Terus udah?" Balas Jeni lagi.

"Iya cuma itu"

Jeni menganggukkan kepala lalu bangkit berdiri.

"2 juta yah" Sahut Jeni pada Iqbaal kemudian pergi.

"Wah... Hey! Kurang ajar lo, cuma minta tolong jemput 2 juta!! Woy!" Balas Iqbaal menyusul Jeni.

***
"Eh (Namakamu)" Tutur Nita mendekati (Namakamu).

"Kenapa lo?" Jawab (Namakamu).

"Besok lo ada rencana nggak? Kita ke salon yuk!"

"Gue juga nggak tau besok ada rencana atau nggak, gue calling Iqbaal dulu yah nanti" Jawab (Namakamu).

Nita menghela napas berat menatap (Namakamu), kini waktunya bersama sahabatnya itu sudah amat jarang tidak seperti dulu.

"(Namakamu), kita itu udah jarang jalan-jalan. Lo slalu sama Iqbaal, nggak ada waktu yah buat sahabatnya bentar aja?" Ucap Nita.

"Yaudah gini aja, kalau misalkan Iqbaal nggak ngajak gue buat jalan-jalan, kita berdua bisa jalan oke!?" Balas (Namakamu).

"Tetap aja Iqbaal bakal ajak lo jalan dan gue tahu lo juga mau"

"Yah, jangan gitu dong Nit. Pokoknya gue bakal usaha biar bisa jalan bareng yah? Yah??" Bujuk (Namakamu).

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang