30. (a) Jemputan

1.5K 220 10
                                    

(Namakamu) merapikan rambutnya dan tersenyum kearah kaca, tentu saja ia bangga dengan dirinya karena merasa cantik! (Namakamu) beranjak lalu mengambil tas kerjanya, baru saja membuka pintu kamar sang adik menyapanya dengan wajah yang datar.

"kenapa lagi ?" Tanya (Namakamu) menatap adiknya ini.

"Minta jajan" 

"Nggak ada, gue belum gajian"

"Pelit banget"

"Minggir" 

(Namakamu) langsung pergi menjauhi adiknya. Di ruang makan, ada ayah serta ibunya yang sudah duduk menunggunya.

"Selamat pagi" Sapa (Namakamu) yang langsung duduk.

"Adik kamu minta jajan lagi yah?" Tanya ibu.

"Iya, aku belum kasih. Belum gajian" Jawab (Namakamu).

"Bilang aja pelit" Ujar Fajar.

"Yaudah, nanti pulang kerja baru dikasih jajan" Balas (Namakamu).

Kedua orangtua (Namakamu) hanya terkekeh pelan melihatnya.

"Iqbaal yang jemput yah?" Tanya ayah.

"Iya" Jawab (Namakamu).

(Namakamu) melihat baik ibu, ayah bahkan Fajar sendiri hanya tersenyum. Di benaknya penuh tanya, hari ini mereka tampak aneh tidak biasanya mereka senyum seperti ini. Padahal hari ini bukan ulang tahunnya tapi kenapa mereka bertingkah seolah hari ini sangat spesial?

"Iqbaal apa kabar?" Tanya ayah (Namakamu).

"Baik-baik aja sih pa" Jawab (Namakamu) lalu meneguk air putih.

"Ooh, nggak pernah berantem kan kalian" Lanjut ayah.

"Enggak kok, kita nggak pernah berantem"

Tak lama suara ketukan pintu terdengar, (Namakamu) segera merapikan penampilannya kembali lalu ia berpamitan pada orangtuanya serta adiknya. 

"Pag--"

"Ayo cepetan" Potong (Namakamu) menarik tangan Iqbaal.

Iqbaal bingung dengan tingkah pacarnya ini. Padahal ia berencana untuk menyapa kedua orangtua (Namakamu).

"Sayang, kamu kenapa kok tiba-tiba gini? Aku baru aja mau nyapa papa sama mama kamu" Ujar Iqbaal menghentikan langkahnya.

"Mereka aneh sayang" Jawab (Namakamu).

"Aneh gimana?" Iqbaal bertaut alis.

"Masa mereka senyum-senyum sendiri, nggak biasanya mereka kayak gitu tahu! Wah ada yang aneh deh"

Iqbaal terkekeh pelan mendengarnya. Respon (Namakamu) jadi heran menatap Iqbaal.

"Kamu kenapa senyum-senyum juga? Emang hari ini hari apa? Hari ulang tahun siapa? Nggak mungkin ulang tahun aku" Ucap (Namakamu).

Iqbaal mengacak pelan rambut (Namakamu) karena gemas.

"Iya sayang hari ini emang bukan hari ulang tahun kamu, aku ngerasa lucu aja sama apa yang kamu bilang tadi" Jawab Iqbaal berusaha untuk tidak dicurigai.

"Yaudah, anterin aku ke kantor" Balas (Namakamu) lalu masuk kedalam mobil.

Iqbaal tersenyum kemudian ikut masuk kedalam mobilnya. Selama di perjalanan Iqbaal sempat melirik (Namakamu) dengan ekspresinya yang penuh tanya, hal itu membuat Iqbaal tak bisa menahan senyumnya.

Tentu saja hari ini adalah hari spesial untuknya dan juga (Namakamu) hanya saja gadis itu tidak mengetahui apa yang ia rencanakan. Tak heran jika orang tua (Namakamu) juga merasa tidak sabar akan hal itu.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang