2. Latar belakang

3.1K 278 3
                                    

Nita menyenggol lengan (Namakamu), membuat (Namakamu) jengkel melihatnya. Nita menunjuk kearah dimana Iqbaal baru datang dan seperti biasa tidak ada sapaan, boss yang dingin.

"Apa hubungannya dengan gue?" Sahut (Namakamu) menoleh Nita.

"Nggakpapa sih, supaya lo juga bisa lihat boss ganteng" Jawab Nita.

"Astaga, fokus kerja bukan--"

"(Namakamu)"

"Iya pak" Jawab (Namakamu) cepat menatap Iqbaal dari kejauhan.

"Pasti disuruh cap lagi" Bisik Nita tertawa kecil.

(Namakamu) memukul lengan Nita lalu melangkah pergi untuk masuk kedalam ruangan Iqbaal lagi.

"Jadwalnya?" Tanya Iqbaal menagih.

"Aah, tunggu sebentar. Saya ambil dimeja dulu" Jawab (Namakamu) kembali keluar dari ruangan.

Nita melihat (Namakamu) yang berlari kemeja dan mengambil map lalu kembali lagi keruangan sang boss.
Sampai diruangan (Namakamu) menyerahkan berkas yang diminta Iqbaal keatas meja.

"Minggu depan saya bakal pergi ke London, kamu ikut saya."

"Ha?" Respon (Namakamu) kaget.

"Kenapa? Ada masalah?" Lanjut Iqbaal menatap (Namakamu).

"Seharusnya yang ikut itu sekretaris--"

"Dia nggak bisa ikut, dia tunjuk kamu buat gantiin dia. Jadi minggu depan kamu yang atur semua berkas yang harus dibawa kesana dan ikut dimana ada saya" Titah Iqbaal lagi.

(Namakamu) menghela napas berat, kenapa tidak dengan yang lain? Iqbaal bangkit dari kursi kerjanya, mengambil beberapa berkas kemudian mendekat kearah (Namakamu).

"Kasih tangan kamu" Sahut Iqbaal.

(Namakamu) menurut, mengulurkan kedua tangannya dan menerima beberapa tumpukan berkas itu.

"Bawa itu keluar, kasih ke Raka dia juga udah tahu tanpa saya bilang" Lanjut Iqbaal.

"Kenapa harus gue terus coba, ck!" Umpat (Namakamu) jengkel.

"Kamu bilang apa?"

"Ah bukan apa-apa pak, saya permisi" Ucap (Namakamu).

Belum sempat menyentuh gagang pintu, seekor cicak jatuh diberkas yang dipegang (Namakamu). Mengetahui hal itu, (Namakamu) tanpa sadar membuang berkas itu dan bergidik geli, membuat Iqbaal ikut terkejut.

"Kam--"

Iqbaal membulatkan matanya sempurna sekaligus terkejut karena (Namakamu) terjatuh dan langsung menindihnya, terlebih tanpa sengaja menyentuh bagian yang belum pernah disambut, bibir.

"Silahkan mas--"

(Namakamu) dengan cepat bangkit berdiri merapikan pakaiannya dan rambutnya, begitupula dengan Iqbaal yang bangkit berdiri beralih pandangan ke karyawan yang masuk.
Suasana hening dan canggung terjadi secara langsung, (Namakamu) menunduk frustasi.

"(Namakamu)" Panggil Iqbaal.

"Iya pak" Jawab (Namakamu) cepat.

"Beresin berkas yang kamu berantakin, ada tamu saya disini. Setelah itu cepat pergi" Titah Iqbaal sedikit melirik (Namakamu).

"Iiya pak"

(Namakamu) segera mengambil berkas yang berhamburan dilantai dengan cepat, ah hari ini mimpi buruknya datang lagi dan lebih buruk dari mimpi sebelumnya.

"Lo ciuman dengan karyawan lo sendiri? Apa kalian punya hubungan?"

"(Namakamu), kalau udah cepat pergi dari sini" Ujar Iqbaal mengabaikan ucapan laki-laki yang datang bertamu keruangannya.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang