8. Kissing in the dark

2.7K 253 2
                                    

WARNING‼️
YANG DIBAWAH UMUR MOHON JANGAN MEMBACA BAGIAN INI,  TIDAK DISARANKAN BAGI KALIAN YANG MASIH DI BAWAH UMUR. MOHON PENGERTIANNYA, SEKIAN.
***

Sudah hampir satu minggu (Namakamu) berada di Negara orang bersama atasan yang masih betah di Negara ini. Sudah bukan di hotel tetapi sekarang menyewa sebuah rumah sederhana karena beberapa hari yang lalu kaki Iqbaal belum sepenuhnya pulih dan memilih tempat yang nyaman untuknya dan memulihkan kakinya.

Sekarang disinilah (Namakamu) duduk diteras dengan mata yang tertutup sembari mendengarkan musik lewat airpodnya, sementara sang boss berada didalam sibuk dengan urusannya.

"(Namakamu)"

Iqbaal datang ke teras melihat (Namakamu) yang terlihat tidur dikursi santai disini.

"(Namakamu)!" Panggil Iqbaal lagi.

(Namakamu) tidak merespon karena volume alunan musik yang ia dengar sehingga tidak mendengarkan panggilan siapapun itu. Iqbaal menepuk pundak (Namakamu) beberapa kali namun tetap tidak merespon, apa gadis ini tertidur?

Ya, Iqbaal baru sadar bahwa mereka sudah hampir seminggu disini. Padahal ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan bukan berlibur selama ini, apa kata ayahnya nanti? Iqbaal juga khawatir dengan adik perempuannya yang ditinggal, untung saja keadaan kakinya sudah membaik.

"Kamu tidur atau pura-pura sih?" Ucap Iqbaal menatap jengkel.

Sekali lagi tidak ada respon dari (Namakamu), Iqbaal mencoba melepas airpod milik gadis itu bisa terdengar jelas suara yang keras bahkan tanpa memakainyapun sudah terdengar. Benar saja (Namakamu) tertidur sedari Iqbaal memanggilnya.

Iqbaal menghela napas berat lalu membopong (Namakamu) masuk kedalam. Sampai dikamar, Iqbaal dengan hati-hati menempatkan (Namakamu) diatas kasur, wajah polos gadis itu berhasil membuat Iqbaal terus menatapnya.

Namun tak lama Iqbaal membuang lamunannya itu dan segera membungkus (Namakamu) dengan selimut tebal. Setelah itu ia keluar dan duduk diruang tamu.

"Iya Ayah, aku belum pulang. Rencana besok baru pulang" Jawab Iqbaal saat mendapati telfon dari Ayahnya.

"Hana telfon ke ayah kalau kamu tinggal bareng dengan karyawan kamu itu, apa bener?"

Mendengar itu Iqbaal kembali menghela napas kasar, kehidupannya seakan terus diusik dengan nama Hana.

"Iya, tapi aku nggak pernah macem-macem dengan dia. Ayah tenang aja ak--"

"Ayah sudah bilang ke kamu, jauhin karyawan kamu itu. Hana adalah jodoh kamu calon istri kamu, apa kamu lupa ? Dua bulan lagi rencana ayah sama keluarga Hana bakal--"

"Aku capek. Mau istirahat, ayah nggak perlu khawatir tentang aku. Karyawan aku tetap nurutin dan dia juga nggak bakal berani ngelawan aku, tentang rencana itu aku masih belum bisa bahas lagi, Malam" Tutup Iqbaal mengakhiri telfon itu.

***
Seluruh tubuh (Namakamu) terasa pegal. Ia terbangun dan masih dalam keadaan setengah sadar, namun pandangannya melihat disekitarnya sekarang, kamar? selimut? Kedua matanya yang sayup berubah lebih terbuka dan langsung bangun dari kasur.

"Kenapa gue ada dikamar ? Ini kan kamar..."

(Namakamu) menutup mulutnya dengan kedua tangannya, setelah itu bangkit berdiri dan mencari Iqbaal. Tiba didapur (Namakamu) mendapati Iqbaal yang sedang menyeduh kopi hangat, laki-laki itu menoleh kearahnya menatap ujung kaki hingga kepala.

"Kenapa? Ada yang mau diomongin?" Tutur Iqbaal berjalan kearah meja makan meletakkan kopi yang ia buat barusan.

"Cuma heran aja, aku bangun udah dikasur dan dikamar kamu" Jawab (Namakamu).

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang