22. Berbincang

2.1K 274 13
                                    

Iqbaal membuka pintu kamar Billa, ia melihat adiknya itu sedang duduk didepan cermin sembari tangannya yang menyisir rambut.

"Billa, udah selesai?" Ujar Iqbaal mendekati Billa.

"Udah kak" Jawab Billa tersenyum.

Iqbaal mengulurkan tangannya agar Billa bisa menggenggamnya sebagai petunjuk arah. Iqbaal melangkah pergi bersama Billa menuju lantai satu, setelah itu Roger yang setia sebagai anak buah Iqbaal itu segera pergi ke garasi mobil.

"Memangnya kita mau pergi kemana kak?" Tanya Billa dengan langkah yang pelan.

"Ke rumah (Namakamu" Jawab Iqbaal terang-terangan.

"Oh yah? Aku jadi nggak sabar mau ketemu kak (Namakamu)" Ungkap Billa begitu semangat.

Iqbaal tersenyum merekah melihat Billa, senyuman adiknya yang kembali lagi membuatnya senang. Roger melambaikan tangan kearah mobil yang Iqbaal kendarai, ia tidak mengikuti mereka karena Iqbaal memberikan waktu istirahat untuk dirinya.

Berbeda dengan Iqbaal yang tak henti-hentinya tersenyum bahkan sesekali melihat Billa yang sudah tidak sabar menyapa (Namakamu). Ini juga menjadi pertama kalinya Billa berani keluar rumah, sejak (Namakamu) datang di kehidupan Iqbaal terkhusus sang adik yang begitu banyak berubah dan mulai bersosialisasi kembali.

"Kak, rumah kak (Namakamu) masih jauh nggak sih? aku udah nggak sabar banget, aku udah kangen banget" Ujar Billa.

"Sabar yah, nggak lama lagi kok kita bakal sampai" Jawab Iqbaal.

Tak lama mereka sampai di halaman rumah (Namakamu), Iqbaal mengulurkan tangannya pada Billa setelah pintu mobil terbuka. Billa mengenggam tangan kakaknya ini lalu berjalan pelan menuju pintu utama.

(Namakamu) membuka pintu untuk mereka, ia tersenyum karena Billa juga ikut. 

"Hai Billa" Sapa (Namakamu) memeluk Billa.

"Hai kak!" Sapa Billa kembali dengan semangat.

"Ayo masuk" Ajak (Namakamu) mempersilahkan mereka masuk.

Billa duduk disofa begitu pula dengan Iqbaal. Sedangkan (Namakamu) pergi ke dapur mengambil minuman.

"Sini biar mama aja" Ujar ibu (Namakamu) mengambil alih tugas anaknya itu.

"Papa beneran sibuk yah ma?" Tanya (Namakamu) sekali lagi.

"Iya sayang"

"Tapi ada Iqbaal loh ma, apa papa sengaja yah nggak mau ketemu Iqbaal?" Lanjut (Namakamu) lagi.

(Namakamu) begitu berharap ayahnya berubah pikiran dan menyambut Iqbaal.

"Mama juga nggak tahu sayang, berdoa supaya papa berubah pikiran soalnya papa masih di kamar dan mama sempat denger papa lagi telfonan sama orang kantor" Jawab ibu (Namakamu).

Setelah itu (Namakamu) dan ibunya menghampiri Iqbaal serta Billa yang sudah menunggu.

"Ah tidak usah repot-repot begini" Tutur Iqbaal merasa tidak enak.

"Nggakpapa, ini kali pertama kamu datang ke rumah pacar kamu. Tante senang kok kamu menyempatkan waktu untuk datang kesini" Balas wanita paruh baya ini.

Iqbaal hanya menggulum senyumnya dengan tatapannya beralih ke (Namakamu). Tak lama ayah dari gadis itu datang menghampiri mereka yang berkumpul di ruang tamu, sang ayah sengaja baru keluar dari kamar karena ia juga ingin melihat seperti apa kekasih dari anak gadisnya ini.

"Selamat sore pak" Ucap Iqbaal berbicara formal.

Ayah (Namakamu) membalas uluran tangan Iqbaal lalu duduk tak jauh dimana Iqbaal duduk bersama sang adik.

"Jadi ini pacar kamu?" Tanya ayah menoleh (Namakamu).

"Iya pa" Jawab (Namakamu) tersenyum tipis.

"Ikut saya" Lanjut sang ayah kemudian bangkit berdiri.

"Billa tunggu disini biar kakak pergi sebentar dulu yah, Billa bareng kak (Namakamu) nggakpapa kan?" Ujar Iqbaal menatap Billa.

"Iya kak, nggakpapa" Jawab Billa tenang.

Iqbaal tersenyum. Ia bangkit berdiri kemudian menyusul ayah dari gadis itu, namun sebelum itu (Namakamu) sempat menahan Iqbaal memberi tatapan tanda tanya.

"Papa kenapa ngajak ngobrol berdua? Kan bisa di ruang tamu" Ujar (Namakamu) pada Iqbaal.

Iqbaal menyentuh pundak (Namakamu) memberi kepastian agar tidak usah khawatir.

"Nggakpapa, ini sudah biasa terjadi. Kamu disini aja dengan Billa" Ucap Iqbaal.

Setelah itu Iqbaal benar-benar pergi meninggalkan mereka karena tidak enak jika ayah (Namakamu) menunggu lama.
Iqbaal terdiam ketika sudah di samping ayah (Namakamu), tidak mungkin ia berbicara lebih dulu bukan?

"Semenjak kejadian waktu itu yang membuat gadis kesayangan saya jadi terkenal karena sebuah foto, kenapa kamu tidak mau bertanggung jawab?" Ujar sang ayah kini berhadapan dengan Iqbaal.

"Maaf sebelumnya. Tapi kejadian itu sama sekali tidak sengaja, saya bahkan kaget karena foto itu bisa viral di media sosial dan bahkan saya juga harus kena teguran. Saya minta maaf untuk kejadian itu, maaf kalau beliau sendiri merasa saya tidak bertanggung jawab atas foto itu" Jawab Iqbaal sedikit menunduk.

"Kamu tidak usah berbicara formal dengan saya. Jaga anak gadis saya, sayangi dia, dan buat dia bahagia" Ujar sang ayah tersenyum.

Iqbaal menatap ayah (Namakamu) bahkan speechless saat pria paruh baya itu menepuk pundaknya sambil tersenyum.

"Apapun yang kamu lakukan harus jujur itu kunci dari semuanya. Saya senang kamu berani datang kesini walaupun sedikit terlambat, jangan sampai buat anak saya menangis. Saya sebagai ayah pun tidak ingin gadis kesayangan saya menangis" Lanjutnya.

Iqbaal mengangguk mantap serta tersenyum.

"Saya janji tidak akan buat (Namakamu) menangis atau bahkan sakitin dia. Saya sayang dengan (Namakamu)" Jawab Iqbaal dengan mantap.

***
Sampai disini dulu yah teman-teman.
Sorry part ini pendek banget, tapi semoga kalian suka yah.

Vote dan komen jangan di lupa juga, buat kalian yang suka sama cerita yang udah dipublish bahkan sementara membaca cerita ini tapi belum di follow, silahkan di follow🤗

Sorry low update, aku cibuk ujian😌
Btw gue ultah gaes tapi udah lewat🤣 ada yg mau ngucapin walaupun udh lewat tanggalnya? Haha...

Sekian dan terimakasih 💞

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang