4. Canggung

2.5K 248 2
                                    

Mobil pribadi milik Iqbaal terpakir rapi diparkiran, ia keluar dari mobil menuju pintu masuk. Iqbaal melirik sebentar kearah karyawan yang sudah datang dan langsung bekerja, terlebih sekilas melihat kursi kerja milik (Namakamu) yang belum terisi oleh tuannya.

"Selamat pagi pak" Sapa salah satu karyawan tersenyum kearah Iqbaal.

Bukan membalas sapaan Iqbaal terus berjalan dan langsung masuk keruangannya. Helaan napas terdengar siapa lagi kalau bukan sang boss dikantor ini, Iqbaal memijit keningnya. 

"Kenapa jadi gini?" Umpat Iqbaal sedikit frustasi.

semalam ayahnya menelfon dan membahas artikel yang membuatnya viral seketika. Tidak ada yang mengharapkan itu terjadi itu kecerobohan gadis itu sendiri. Karena hal itu, Iqbaal mendapat teguran keras dari sang ayah termasuk mempermalukan ayahnya sendiri.

"Iqbaal!" Sahut seorang gadis manis masuk kedalam ruangannya.

Iqbaal menatap malas gadis itu yang kini sudah duduk didepan meja kerjanya. 

"Kenapa?" Balas Iqbaal terdengar lesu.

"Hana telfon gue semalam dan dia bilang posisinya lagi ada di London, karena dia tahu lo bakal kesana jadi dia memilih stay sementara disana" Jelas gadis ini.

"Kenapa juga dia nggak balik aja ke Jepang?" Iqbaal terdengar frustasi.

"Kok ngomong gitu, Hana itukan calon istri lo. Hana nunggu lo karena nggak sabaran mau ketemu lo sebagai calon suaminya" 

"Jeni, dia bukan calon istri gue. Apa lo lupa sekarang gue pacaran sama--"

"Karyawan lo sendiri, si (Namakamu) kan? dia nggak pantes jadi pacar lo apalagi istri lo. Hana lebih pantas buat diposisi yang lebih dari (Namakamu)"

"Ngapain juga lo kesini kalau cuma ngebahas Hana? Lo tahu itu nggak penting sama sekali. Biarpun dia di London belum tentu dia ketemu dengan gue" Balas Iqbaal menatap Jeni.

"Jangan lupa juga, gue juga ikut barengan sama lo. Jadi Hana bisa ketemu lo lewat gue" Jeni tetap kekeh.

"Kalau gitu gue batalin aja, walaupun itu pekerjaan penting" 

"Eh jangan dong, yaudah gue nggak jadi ketemuin kalian berdua" 

"Mending lo pergi aja, gue habis ini mau rapat" Sahut Iqbaal.

Jeni menghela napas pelan kemudian bangkit berdiri. "Kabarin hari apa lo berangkat supaya gue bisa prepare barang-barang gue, kan gue mau liburan apalagi main salju"

"Hari selasa gue berangkat udahkan ? sana" Jawab Iqbaal.

"Jutek amat, yaudah gue cabut" Pamit Jeni.

***
"Eh eh!" Sahut Nita yang tak sabaran.

"Apa sih!" (Namakamu) menautkan alisnya.

"Tumben banget si boss datang pagi, dia lagi diruangannya. Apa karna udah pacaran sama lo yah?" Lanjut Nita menatap intens.

(Namakamu) membalas tatapan Nita disertai helaan napas pelan. "Apa hubungannya dengan gue kalau dia datang pagi?"

"Hee? Sekarang udah nggak panggil boss lagi ternyata, jadi panggil sayang atau bebeb?" Balas Nita.

(Namakamu) mendekatkan kursi untuk lebih dekat dengan Nita.

"Sebenarnya gue itu nggak pacaran sama boss. Kejadian itu juga nggak sengaja, gue waktu itu memang mau keluar tapi cicak jatuh diberkas gue geli dong." Ucap (Namakamu) bersuara kecil.

"Cuma cicak lo bikin semuanya jadi heboh tahu nggak. Beneran nih?" Balas Nita.

"Iyalah gue nggak bohong. Apalagi sekarang gue lagi ada kontrak sama boss buat jadi pacaran pura-pura, lo jangan kasih tahu kesiapapun awas lo!" Ancam (Namakamu).

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang