19. Terkuak!

2.3K 272 16
                                    

Billa baru saja keluar dari kamarnya, ditemani Roger yang selalu mendampinginya kemanapun ia pergi, ya karena kondisi yang membuatnya harus di temani Roger.

"Billa, kamu mau kemana?" Tanya Roger sambil menjaga Billa.

"Kakak belum pulang?" Billa malah balik bertanya.

"Belum, dari semalam dia belum pulang. Mungkin sibuk dengan urusannya" Jawab Roger.

"Billa, lo mau kemana?"

Jeni datang ke rumah Iqbaal, bertemu dengan Billa yang sudah berada di ruang tamu bersama Roger. Billa memasang raut wajah tidak suka walaupun ia tidak bisa melihat, merasakan kehadiran Jeni membuatnya sangat tidak suka.

"Ada apa kamu kesini?" Sahut Roger menatap Jeni.

"Gue cari Iqbaal, hari ini--"

"Iqbaal tidak ada disini" Potong Roger cepat.

Roger memberi kode pada Jeni agar segera pergi, ia sudah tahu hari ini Iqbaal akan bertunangan dengan Hana dan Jeni datang untuk memastikan keberadaan Iqbaal.

"Lebih baik kamu pergi aja" Lanjut Roger lagi.

Jeni menatap malas diakhiri helaan napas pelan, lalu ia pergi dari rumah Iqbaal karena Roger.

"Jeni ngapain kesini ? Kenapa juga cari kak Iqbaal?" Sahut Billa pada Roger.

"Aku juga nggak tahu" Jawab Roger.

***
Hana menatap jam tangannya dengan perasaan gelisah, Iqbaal tidak kunjung datang hari yang penting ini. Ayah Iqbaal juga merasakan hal yang sama, kemana anak itu?

"Dimana dia? Kenapa telat begini!?" Ucap sang ayah.

"Mungkin sedang di perjalanan" Jawab ayah Hana.

Hana bangkit berdiri meminta izin untuk keluar sebentar, ia mencari kontak Iqbaal dan mencoba menelfonnya.
Sembari gigit jari, Hana mencoba untuk tenang.

"Ck!"

Hana menatap sebal ponselnya karena panggilannya tidak dijawab sama sekali.

"Lo dimana sih, di hari yang penting gini malah ngilang" Gumam Hana kesal.

"Cariin dia? Dia mah nggak bakal dateng" Putra datang menghampiri Hana diluar.

Jangan heran, Putra juga termasuk anggota keluarga dari Iqbaal. Ia juga akan hadir untuk melihat Hana, gadis yang masih ia cintai ini.

"Telfon dia dan suruh dia kesini. Gue yang malu sama orang tua gue apalagi sama bokap lo!" Sahut Hana menatap Putra.

"Itukan bukan urusan gue, gue kan udah bilang. Dia nggak bisa dipaksa apalagi soal perasaan, mending ganti aja jadi gue" Jawab Putra tersenyum.

"Mimpi!" Balas Hana.

"Ya jelas dong gue harus mimpi, karena bisa aja jadi kenyataan. Apa sih yang lo incar dari dia? Kekayaan? Gue bisa andelin itu, gue tahu lo--"

"Lo diem, atau gue kasih tahu orang yang buat Billa buta itu lo!" Potong Hana dengan suara yang sedikit kecil namun menekan.

Putra terdiam menatap Hana, namun tak lama ia tertawa kecil setelah mendengar itu.

"Hana, bukannya ini juga sebagian dari rencana lo? Karena lo nggak suka ngelihat Billa makanya lo buat dia celaka ah enggak sih lo sempet suka sama cowoknya, makanya lo buat dia buta" Jawab Putra.

"Hah? Gue nggak nyuruh lo buat remnya blong yah, itu salah lo sendiri" Balas Hana.

Putra makin tertawa mendengar Hana.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang