11. Kamar Rahasia

2.2K 247 10
                                    

Iqbaal menoleh (Namakamu) yang masih pulas di jok samping, ia tidak mengantar gadis itu pulang kerumah tetapi membiarkannya berada dirumah mewah miliknya.
Tak lama Iqbaal membuka pintu mobil dimana (Namakamu) duduk dan melepaskan sabuk pengaman, kemudian dengan hati-hati Iqbaal membopong (Namakamu) masuk kedalam rumahnya.

Roger membukakan pintu menyambut tuannya yang membawa gadis yang ia kenal. Iqbaal menatap Roger tetapi sekilas langsung melihat wajah polos (Namakamu) yang masih tidur ini.

"Buka kamar rahasianya" Perintah Iqbaal pada Roger.

Roger mengangguk dan langsung melaksanakan tugasnya, Iqbaal mengekor mengikut Roger menuju kamar yang disebut rahasia itu. Kamar milik sang adik, Billa terbuka dimana mereka masuk secara diam-diam agar tidak mengganggu Billa yang sudah tertidur pulas.
Kamar rahasia itu berada dalam satu ruangan kamar Billa, rak buku yang menjadi pintu untuk masuk kedalam kamar rahasia itu.
Tidak ada yang mengetahui soal kamar itu kecuali Iqbaal dan Roger mungkin sekarang termasuk (Namakamu) jika gadis itu sudah bangun nantinya.

Setelah kamar itu terbuka, Iqbaal perlahan membawa (Namakamu) kekasur yang ukurannya besar itu. Selimut tebal ikut membungkus tubuh gadis itu, sedikit pergerakan dari (Namakamu), gadis itu seakan sudah nyaman untuk tidur.
Iqbaal tersenyum tipis melihatnya, tatapan Iqbaal beralih pada Roger yang memperhatikannya.

"Kamu keluar aja dulu" Titah Iqbaal pada Roger.

"Kalau masih ada bantuan yang lain, tinggal panggil saya" Jawab Roger kemudian pamit.

Setelah benar-benar pergi, Iqbaal kembali melihat (Namakamu). Ia sedikit mendekat agar bisa melihat wajah polosnya ketika tidur, tanpa sadarpun Iqbaal tersenyum melihatnya lagi dan lagi. Iqbaal merubah posisinya dengan tangannya yang menjadi penopang bagi dagunya, terus tersenyum melihat (Namakamu).

"Karyawan gila" Gumam Iqbaal yang terkekeh pelan.

Tangan (Namakamu) kini menggenggamnya tangan Iqbaal tetapi masih dalam keadaan tidur. Melihat itu Iqbaal cukup kaget, apa (Namakamu) mendengar apa yang ia katakan tadi?
Sempat diam namun tak lama Iqbaal mencoba melepas genggaman gadis itu, ternyata hanya refleks.

***
Jeni melambaikan tangan kearah Hana yang datang bertemu dengannya. Si cantik Hana langsung duduk berhadapan dengan Jeni sepupu Iqbaal ini.

"Gue pikir lo nggak bakalan datang" Ucap Jeni menatap Hana.

"Selagi lo bilang itu penting dan tentang Iqbaal, gue bakal kesini" Jawab Hana terkekeh pelan.

Jeni menanggapinya ikut tersenyum.

"Terus, lo mau ngomong apa? Tentang Iqbaal dibagian mananya?" Lanjut Hana.

Jeni menghela napas pelan dan menyilang tangannya didepan dada.

"Lo beneran belum ketemu sama (Namakamu)?" Tanya Jeni.

"Gue belum sempat karena waktu gue terlalu mepet. Gue juga penasaran dengan cewek itu" Jawab Hana kini mulai serius.

"Ini saatnya lo buat berita Hana. Lo adalah calon istri yang sebenarnya, bukan cewek itu. Dia cuma karyawan biasa doang, dibanding sama lo gue rasa lo masih diatas" Balas Jeni.

"Gue tahu itu. Tapi gue rasa waktunya belum tepat aja, gue mau ketemu (Namakamu) secara langsung dan hanya berdua. Gue sempat suruh anak buah gue buat cari tapi sampai sekarang belum ada hasil"

"Gampang kalau mau ketemu sama dia!" Ujar Jeni tersenyum lebar.

"Gimana caranya?"

"Dua hari lagikan ulangtahun Billa, gue yakin ulangtahun Billa itu dirayain dan pastinya (Namakamu) bakalan ada disana. Lebih baik lo datang aja kerumah dia" Jawab Jeni.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang