31. Akhir yang bahagia

2.5K 236 7
                                    

Iqbaal masuk ke ruang rawat (Namakamu) membawa bunga meletakkannya di nakas. Iqbaal menarik kursi dan duduk didekat gadis itu yamg tertidur.
Ia bernafas lega bahwa keadaan (Namakamu) masih dikatakan akan baik-baik saja, namun dibutuhkan waktu yang lama untuk pulih.

Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu) menatap cincin yang sempat ia pasangkan di jemari gadis itu.

"Iqbaal"

Ibu (Namakamu) masuk kedalam mendapati Iqbaal yang masih menatap anaknya.

"Iqbaal, lebih baik kamu pulang dulu. Biar tante yang jagain (Namakamu), kasihan kamu belum istirahat dari pagi" Ujar ibu gadis itu.

"Nggakpapa tante, aku cuma mau ada disamping (Namakamu)"

"(Namakamu) pasti bakal omelin kamu kalau kamu nggak dengerin dia. (Namakamu) sekarang kan sudah baik-baik aja, walaupun ada beberapa lukanya yang serius tapi kan (Namakamu) bisa sembuh" Balas ibu (Namakamu) lagi.

Iqbaal menghela napas berat, ia masih ingin disini bersama (Namakamu). Apapun itu dirinya merasa bersalah karena tidak menjaga (Namakamu) dengan baik.

"Pulang yah nak, biar tante yang ganti posisi kamu sebentar" Bujuk ibu (Namakamu).

Setelah berpikir sejenak Iqbaal akhirnya memutuskan untuk pulang menuruti permintaan ibu (Namakamu), sebelum benar-benar pergi Iqbaal melayangkan kecupan manis di pucuk kepala gadis itu setelah itu berpamitan dengan ibu gadis itu.

***
"Aw!" Teriak Hana.

Hana merasa kesakitan saat di pukul bahkan di tendang Jeni. Karena Hana, (Namakamu) harus menjalani rawat inap karena Hana dirinya juga ikut campur.

"Lo apaan sih! Sok jagoan banget! Seharusnya lo seneng dong karena gue tabrak (Namakamu)! Kenapa lo jadi gini hah!?" Lanjut Hana lagi.

Jeni menghela napas panjang, ia menarik kerah baju Hana dan menatap tajam Hana.

"Hei, gue dulu percaya banget sama lo. Tapi ternyata gue salah, lo lebih rendah dari pecundang! Cewek rendahan!" Teriak Jeni.

"Gue nggak peduli lo mau bilang apa ke gue!" Balas Hana.

Jeni tersenyum miring.

"Gue juga nggak peduli soal lo lagi, karena..."

Jeni kembali berdiri tegak dan memberi kode untuk mereka yang ternyata sudah berada di ruangan sejak tadi.
Hana melihat disekitarnya awalnya tidak ada siapapun tapi tak lama, dua orang pria datang dan berdiri di samping kiri dan kanan Jeni.

"Gue bakal bawa lo kembali pada tempatnya" Lanjut Jeni.

Hana berteriak, mengata-ngatai Jeni segala macam, namun reaksi Jeni hanya tersenyum membiarkan dua orang tersebut membawa Hana kembali ke penjara.

"Gue bakal bunuh lo Jen!"

"Bye.." Balas Jeni melambaikan tangannya.

***
Iqbaal datang kembali ke rumah sakit untuk menemui (Namakamu) yang masih di rawat inap. Membawa buah-buahan segar dan berharap (Namakamu) sudah bangun dari tidurnya.

Pintu kamar terbuka tentu saja itu Iqbaal, pria itu masuk kedalam mendekati kasur (Namakamu) dimana ia terbaring disana.
Harapannya untuk melihat (Namakamu) bangun ternyata pudar, gadis itu lagi-lagi tertidur.

"Sayang, aku bawa buah buat kamu. Kamu kok cepet banget tidurnya, bangun yah aku kangen sama kamu" Ujar Iqbaal meletakkan buah di atas nakas.

(Namakamu) membuka kembali matanya menengok Iqbaal yang duduk sambil menatapnya.

With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang