❣️ 20

127K 4.8K 213
                                    

Selamat Membaca!

Arvind menatap Ayyara yang duduk di sampingnya. Ya, setelah terjadi perdebatan yang panjang kemarin akhirnya Arvind dan keluarga berhasil meyakinkan Ayyara untuk menikah. Dan sekarang mereka dalam perjalanan menuju kampung halaman, tempat orang tua Ayyara tinggal.

"Kamu takut?"tanya Arvind tiba-tiba membuat Ayyara menoleh.

Arvind tersenyum lalu menggenggam telapak tangan Ayyara yang terasa dingin, menandakan jika wanita itu memang tengah gugup.

"Jangan takut, semua akan baik-baik saja."ucap Arvind menenangkan.

Ayyara menggeleng."Apa kata bapak sama ibu nanti mas, kalau mereka tahu anak bungsu mereka sudah tidak perawan."ucap Ayyara pelan lalu menundukkan kepalanya.

Di dalam otaknya, Ayyara selalu berpikir bahwa kejadian kemarin ada baiknya juga karena jika daddy sahabatnya itu tidak tidur dengannya lalu dengan siapa? tante Lisa. Ayyara bahkan tidak sudi untuk membayangkannya. Namun mendengar dari cerita Maura, bahwa tante Lisa yang memasukkan obat perangsang keminuman Arvind kemarin mau tak mau membuat Ayyara takut juga. Tante Lisa orangnya nekad sekali, bagaimana jika wanita itu nanti malah menyakiti dirinya.

Arvind tersenyum memahami kekhawatiran Ayyara."Kita tidak perlu jujur tentang kejadian kemarin. Bilang saja ini pernikahan karena cinta."ucap Arvind santai membuat Ayyara melongo.

Cinta, cinta dari mana? meskipun Ayyara merasa nyaman dan kadang-kadang merasa deg-degan jika mereka bersama, tapi itu belum masuk kategori orang mencintakan?

"Tapi bagaimana kalau aku hamil karena kejadian em kemarin?"tanya Ayyara dengan wajah yang memerah malu, Ayyara bahkan harus mengutuk perkataannya sendiri pasalnya ia seharusnya marahkan bukannya malu?

Arvind menyeringai, benar juga, bagaimana kalau Ayyara hamil. Itu pasti akan menjadi kabar gembira bagi dirinya dan keluarga besar. Arvind yakin mamanya pasti akan mengadakan pesta selama 9 bulan 10 hari, pestanya akan berhenti saat Ayyara melahirkan dan akan dilanjutkan saat bayinya sudah lahir, memang amat sangat berlebihan.

"Kalau hamil ya tinggal lahirkan saja."jawab Arvind tenang, masih dengan perasaan berbunga-bunga membayangkan Ayyara, wanita yang dia cintai melahirkan keturunannya.

Sedang Ayyara, ia bahkan harus menahan mati-matian keinginannya untuk memukul kepala daddy sahabatnya itu. Kenapa Arvind terlihat tenang sedang Ayyara harus menanggung banyak beban pikiran. Tentang orang tuanya, Tentang sekolahnya, tentang kuliah yang selama ini ia cita-citakan. Tentang masa depannya. Ck! Ayyara bahkan kembali mengutuk dirinya sendiri, bisa-bisanya kemarin ia malah merasa bersalah dihadapan keluarga Arvind dan bukannya marah. Ia yang menjadi korban tapi kenapa ia yang merasa bersalah?

Ketenangan yang Arvind tunjukkan membuat Ayyara memilih diam disisa perjalanan mereka. Karena percuma saja bagi Ayyara untuk membagi beban yang ia rasakan, laki-laki dewasa yang ada di sampingnya ini pasti akan menanggapinya santai. Jadi biarlah, Ayyara yang berpikir bagaimana mengatakan kepada orang tuanya tentang pernikahan ini.

Mobil memasuki sebuah pekarangan yang lumayan luas lalu berhenti. Rumah yang berada dihadapan mereka terlihat lebih besar dari rumah-rumah lain.

Arvind menarik napas kemudian menghembuskannya pelan untuk mengurangi rasa takut yang tiba-tiba saja muncul. Dia merapikan penampilannya sebentar lalu menatap Ayyara.

Suamiku Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang