Selamat Membaca!
Saat ini Ayyara dan Maura tengah berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu sopir Maura menjemput. Pasalnya mereka akan pergi ke kost Ayyara terlebih dahulu untuk mengambil barang-barang.
"Ck! Lama banget tu sopir." Gerutu Maura kesal, baru kali ini ia merasa sangat kesal karena jemputannya terlambat. Sedang Ayyara hanya bisa menahan napasnya agak lama karena harus menahan kekesalannya di dalam hati, secarakan ia tidak mungkin memarahi sopir Maura yang terlambat menjemput.
"Nah itu dia." Teriak Maura antusias saat melihat salah satu mobil daddynya berhenti di depan mereka.
Maura dan Ayyara berjalan mendekati mobil yang terparkir, namun tiba-tiba pintu mobil terbuka menampilkan sosok pria dewasa yang sangat tampan membuat Ayyara harus kembali menahan napas karena gugup, sedang Maura telah berlari kepelukan daddynya. Ya, kali ini Arvind sendiri yang datang menjemput."Kok daddy yang jemput?" Tanya Maura dengan nada menggoda yang tentu saja hanya bisa dipahami oleh Arvind.
"Kebetulan semua pekerjaan daddy sudah selesai." Jawab Arvind seadanya lalu mengalihkan pandangannya kearah Ayyara yang berdiri di belakang putrinya.
Maura yang paham situasipun langsung menarik lengan Ayyara mendekati daddynya. Sedang Ayyara yang ditarik hanya bisa pasrah, ditatap seperti itu oleh pria setampan daddynya Maura benar-benar membuat Ayyara mati kutu.
" Dad, Ayyara bolehkan tinggal di rumah kita?" Tanya Maura seolah Arvind tak tahu-menahu tentang hal itu.
"Hm kenapa?" Tanya Arvind basa-basi.
"Ck! Daddy kan tahu kalau di rumah Maura tuh sering kesepian, karena nggak ada teman." Adu Maura manja membuat Arvind tersenyum lalu mengusap rambut panjang putrinya.
"Apapun untukmu, sayang." Balas Arvind lembut pada putrinya lalu menatap Ayyara yang hanya menundukkan kepala.
"Bagus dad, sekarang kita ke kost Ayyara dulu. Mau ambil barang-barang Ayyara." Ajak Maura semangat lalu segera membuka pintu belakang mobil kemudian duduk tenang di dalam, meninggalkan Ayyara yang mematung sendirian di luar mobil karena Arvind juga telah duduk di kursi kemudi mobilnya.
Melihat Ayyara yang hanya diam mematung sendirian, Maura menurunkan kaca mobilnya lalu meminta Ayyara untuk masuk ke dalam."Masuk Ayy, cepat!"Teriak Maura kencang membuat Ayyara dengan cepat mengitari mobil Arvind berniat membuka pintu belakang yang ada di samping Maura.
"Eh mau ngapain?" cegah Maura saat Ayyara mau membuka pintu mobil.
"Ya kan tadi disuruh masuk."ucap Ayyara namun Maura justru menggeleng sambil menunjuk ke arah kursi kosong tepat di samping daddynya.
"Lo duduk di depan ya Ayy, jangan di belakang. Emangnya daddy gue sopir apa." Sewot Maura membuat Ayyara menggeleng tak terima.
"Ya udah, lo aja yang di depan, gue di belakang."Pinta Ayyara memelas, pasalnya tidak mungkin ia duduk di depan di samping daddynya Maura. Memang sih ia sudah beberapa kali bertemu daddynya Maura, namun tetap saja akan terasa canggung jika mereka malah duduk bersebelahan.
"Nggak mau. Gue sudah enak ini. Lo yang duduk di depan." Tolak Maura cepat lalu mendesak Ayyara untuk segera masuk ke dalam mobil.
"Tapi kan_" ucapan Ayyara terhenti karena daddynya Maura justru keluar dari mobil. Kemudian tanpa diduga menarik lengan Ayyara untuk mengikutinya. Arvind membuka pintu mobil samping kemudi, kemudian mempersilahkan Ayyara untuk masuk.
"Om anu itu Maura yang_"perkataan Ayyara langsung terhenti saat Daddynya Maura menatap ke arahnya. Bukan tatapan marah tapi sejenis tatapan lembut?
"Biarkan Maura duduk di belakang. Lagipula duduk di depan lebih nyaman."ucap Arvind membuat Ayyara menelan ludah.
"Tapi_"
"Tapi apa hm?"
Deg
Ayyara melotot dengan napas tak karuan. Kenapa Daddynya Maura aneh atau malah dirinya yang aneh?
"Kalian masih lama di luar?"tanya Maura membuat Ayyara segera memasuki mobil kemudian duduk dengan jari yang bertaut gugup.
Setelah memastikan Ayyara duduk dengan benar barulah Arvind menutup pintunya kemudian kembali masuk ke dalam mobil, di kursi kemudi.
"Maura tidak suka duduk di depan." Jelas Arvind pada Ayyara yang tetap tak berani menatapnya.
"I_iya om" Jawab Ayyara seadanya, gadis itu bahkan merutuki nada suaranya yang terdengar bergetar karena gugup.
"Tunjukkan jalannya!" Titah Arvind pada Ayyara saat dia mulai menjalankan mobilnya.
"Maura." panggil Ayyara pada sahabatnya itu yang tengah asik bermain dengan ponselnya.
"Apa sih Ayy? gue lagi seru-serunya nih. entar mati lagi jagoan gue." Ayyara langsung merutuki ketidak pedulian Maura padanya. Sahabatnya itu bahkan tidak peka akan keinginannya, setidaknya Maura harusnya memberitahu daddynya alamat kostnya.
"Lewat mana?" Tanya Arvind tiba-tiba membuat Ayyara gelagapan lalu spontan mengangkat wajahnya menatap jalanan, dan benar saja ada simpangan di depan.
"Belok kanan Om."beritahu Ayyara cepat pasalnya mereka hampir saja melewati simpangan menuju kostnya.
"Tatap jalannya Ayyara!"titah Arvind dengan suara serak namun terdengar sangat seksi di telinga Ayyara.
"Iya om."sahut Ayyara seadanya.
"Kamu tinggal sendiri?" Tanya Arvind bertanya membuat Ayyara mengangguk.
"Iya om, saya tinggal sendiri." Jawab Ayyara seadanya. Sedang Maura yang tengah berpura-pura bermain ponsel di belakang hanya bisa tertawa di dalam hati melihat ketidaknyamanan Ayyara.
"Tidak perlu canggung Ayyara, saya bukan orang jahat." Ucap Arvind terkekeh membuat Ayyara tertawa tak enak. Ternyata sangat terlihat kalau ia merasa tak nyaman.
"Dari mana om tahu?"cerocos Ayyara cepat membuat Arvind lagi-lagi tertawa karena tingkah Ayyara.
"Itu sangat terlihat." jawab Arvind masih sambil tertawa membuat Ayyara ikut tertawa, bukan karena ada yang lucu. Namun Ayyara sedang menertawakan dirinya sendiri yang bahkan tidak mampu mengontrol ucapan serta prilakunya.
"Di depan belok kiri ya om, setelah lima buah rumah, kita berhenti." Ucap Ayyara lancar membuat Arvind tersenyum, setidaknya gadisnya tidak terlalu kaku lagi terhadap dirinya.
"Apa yang itu?" tunjuk Arvind pada beberapa rumah yang terlihat berjejer.
"Iya om." jawab Ayyara cepat. Arvindpun menepikan mobil di depan kost Ayyara.
Ayyara keluar dari mobil diikuti oleh Maura.
"Daddy tunggu di sini saja, biar Maura yang bantu Ayyara beres-beres." Ucap Maura saat Arvind ingin ikut memasuki area kost.
"Kenapa? Siapa tahu ada yang bisa daddy bantu." Ucap Arvind tak terima.
"Anu om, nggak enak soalnya yang kost cwe semua." ucap Ayyara membuat Arvind mengangguk tanda mengerti lalu membiarkan Ayyara dan Maura berjalan meninggalkannya.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Ayah Sahabatku
RomansaDikejar duda? Suatu kejadian yang tidak pernah seorang Ayyara Danesya sangka. Apalagi kalau duda itu adalah ayah dari sahabatnya sendiri.