Selamat Membaca!
Ayyara tiba di depan ruangan yang bertuliskan Mushola di atasnya.
"Tempat wudhunya di mana ya?" Gumam Ayyara sambil celingak-celinguk.
"Cari apa?" Tanya sebuah suara di belakangnya membuat Ayyara spontan berbalik.
"Om"ucap Ayyara lirih.
"Cari apa?" Tanya Arvind lagi.
"Ini Om, tempat wudhunya di mana ya?" Tanya Ayyara tak enak.
"Di samping kanan." tunjuk Arvind membuat Ayyara mengangguk mengucapkan terima kasih lalu bergegas menuju tempat wudhu, sedang Arvind hanya mengulas senyum tipis kemudian melangkah masuk ke dalam mushola.
Setelah mengambil wudhu, Ayyara bergegas masuk ke dalam mushola. Di sana, Ayyara bisa melihat Arvind yang tengah shalat.
"Ternyata Om Arvind adalah muslim yang taat." gumam Ayyara terpesona sesaat lalu segera mencari mukena untuk melaksanakan shalat.
Setelah selesai shalat, Ayyara masih melihat Arvind duduk di tempatnya sambil melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an membuat Ayyara sekali lagi terpesona, namun buru-buru ia tepis perasaan itu lalu memilih melipat mukenanya kemudian berjalan mendekati Arvind.
"Om, saya duluan." Pamit Ayyara pelan lalu berbalik meninggalkan Arvind.
"Tunggu Ayyara, kita ke ruang makan bersama." Ucap Arvind yang telah menyudahi kegiatannya lalu segera melangkah menyamakan langkahnya dengan Ayyara.
Perjalanan menuju ruang makan berlangsung sunyi, baik Ayyara maupun Arvind sama-sama memilih diam. Saat melewati ruang tamu Arvind dan Ayyara melihat Ewie dan maura yang tengah menonton TV.
"Loh kalian sudah makan?" Tanya Arvind.
"hehe maaf ya, habisnya Maura sudah lapar." ucap Maura cengengesan.
"Iya mama juga jadi lapar, waktu liat Maura makan." ucap Ewie seolah merasa bersalah.
"Daddy sama Ayyara makan berdua, nggak papa kan?"tanya Maura merasah.
"Iya, tapi temenin ya Ra."pinta Ayyara memelas membuat Maura hampir mengangguk, namun.
Ewie buru-buru menyela "Terus nenek gimana?" Tanya Ewie seolah takut ditinggal sendiri.
"Iya juga ya, kasian nenek sendirian Ayy. Udah nggak papa kok makan berdua sama daddy."ucap Maura dengan tampang meyakinkan.
"Iya sudah." balas Ayyara pasrah. Lalu melangkah mengikuti Arvind yang sudah lebih dulu melangkah ke arah ruang makan.
"Eh?" Kaget Ayyara saat melihat meja makan yang sudah kosong melompong sedang Arvind hanya diam menunggu reaksi dari Ayyara.
"Makanannya habis om." Ucap Ayyara polos membuat Arvind hampir saja tertawa keras, mana mungkin di rumah orang kaya sepertinya makanan bisa habis.
"Mungkin sudah dirapikan oleh para pelayan."Ucap Arvind seadanya lalu berjalan menuju kulkas.
"Kamu duduk saja, biar saya yang siapin makanannya." Ucap Arvind membuat Ayyara melotot.
"Om mau masak?" Tanya Ayyara spontan.
"Cuma manasin makanan yang ada di kulkas." Jawab Arvind jujur. Pasalnya dia sangat tahu betul ini kerjaan siapa, mamanya itu pasti sengaja meminta bibi merapikan makanan dengan cepat supaya dia dan Ayyara punya banyak waktu bersama.
"Biar saya yang manasin makanannya, om duduk saja."ucap Ayyara yang segera mengambil alih. Nggak enak jugakan tamu sepertinya malah duduk santai minta dilayani.
Lagipula menurut Ayyara kenapa juga om Arvind tidak meminta pelayannya untuk menyiapkan makanan. Pasalnya setahu Ayyara rumah mewah ini memiliki banyak sekali pelayan. Namun Ayyara memilih diam dan segera memanaskan makan malam mereka.
Ayyara meletakkan mangkuk sup yang terlihat mengepul dihadapan Arvind, setelah itu disusul dengan berbagai jenis lauk dan masakan yang sudah Ayyara panaskan. Ayyara duduk lalu menyerahkan piring kosong kepada Arvind kemudian menuang air putih.
"Selamat makan Om." Ucap Ayyara sambil tersenyum membuat Arvind juga ikut tersenyum.
"Selamat makan Ayyara." balas Arvind lembut.
Setelah menghabiskan makanannya, Ayyara bergegas berdiri untuk membersihkan meja makan namun dicegah oleh Arvind.
"Biarkan saja, sebaiknya kamu ke kamar dan istirahat."
"Tapi om_"
"Saya bilang istirahat, Ayyara."ucap Arvind tegas yang langsung membuat nyali Ayyara yang semula ingin berdebat langsung menciut seketika.
"Baik, om." Ayyara berjalan meninggalkan ruang makan dengan perasaan tak karuan. Seolah akan ada hal buruk yang akan terjadi.
Dan benar saja, ternyata Maura tidak ada di rumah. Anak itu pergi dan menginap di rumah neneknya tanpa bilang terlebih dahulu. Benar-benar sahabat yang halal untuk disembelih. Padahal kan Ayyara tinggal di sini untuk menemani Maura, tapi malah dirinya ditinggal.
Ayyara bergegas kembali ke kamar lalu memasuki kamar mandi.
"Tahu begini, mending gue tetap tinggal di kost."gumam Ayyara saat membersihkan wajah serta menggosok gigi kemudian ia mengambil air wudhu.
Tadinya Ayyara ingin pergi ke mushola lagi tapi malah takut ketemu daddynya Maura. Takut juga kalau ketemu sekarang, apalagi Maura sedang tidak ada di rumah. Dan banyaknya pelayan yang biasanya mondar-mandir juga tidak terlihat satupun.
"Untung tadi gue bawa sajadah sama mukena." Gumam Ayyara lalu menggelar sajadah dan memakai mukenanya untuk menunaikan shalat isya.
Setelah selesai shalat, Ayyara merapikan sajadah dan mukenanya kemudian membaringkan dirinya di atas tempat tidur. Tadinya Ayyara mengira jika ia akan tidur bersama Maura atau akan tidur di ruang tamu di lantai bawah, namun dugaannya salah besar. Kamar yang ia tempati sekarang sama besarnya dengan kamar Maura. Tempatnya bahkan tepat berada di samping kamar Maura dan berhadapan dengan kamar daddynya Maura.
Ayyara menghela napas lalu mulai memejamkan mata, sembari berdo'a semoga besok ia bisa hidup dengan tenang seperti biasa.
-Bersambung-
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Ayah Sahabatku
RomanceDikejar duda? Suatu kejadian yang tidak pernah seorang Ayyara Danesya sangka. Apalagi kalau duda itu adalah ayah dari sahabatnya sendiri.