43. Friend

3.7K 416 11
                                    

"Cil, kenapa bengong?"

Mark lewat dari depan kamu yang lagi duduk di koridor kelas. "Markieeee" rengek mu sambil geser posisi duduk. Maksudnya biar Mark duduk di sebelah mu. Tapi yang ada cowok itu malah jongkok di hadapan mu. Buat kamu salah tingkah.

"Kok di bawah? Sini aja" kamu nepuk sisi yang kosong di kursi yang kamu dudukin.

Mark menggeleng, "ga mau. Disini aja udah" katanya sambil senyum manis.

Ingatkan kalau kamu salah satu sobat ambyar yang gampang banget meleleh cuma karena senyuman seseorang.

"Aku mau cerita. Yang ini gak sanggup aku diemin sendiri" kamu yang memang lebay berubah jadi agak dramatis sekali ini.

"Ceritain dong, dari tadi udah aku tunggu padahal" kata Mark gemas. Kalo kamu makin lama ceritanya, makin pegal kakinya jongkok.

"Kemarin papa ku pulang. Singkatnya, salah satu teman papa ada yang datang ke rumah. Tapi aku gak tau kalau teman papa yang datang itu ternyata papanya kak Odoy" kamu ceritainnya sambil geregetan. Mengingat gimana canggungnya kamu kemarin di hadapan calon mertua.

Mark berdiri dan duduk di sebelah mu. "Pegal pasti kan kakinya?" kamu terkikik geli. Mark ikut senyum.

"Gapapa kaki ku pegal, asal kamu bisa lihat ketulusan aku yang siap dengar apapun cerita mu" kata Mark.

Kamu tersenyum jahil, "ah bisa aja siiii" kamu menyolek dagu cowok di sebelah mu.

Detik berikutnya pergelangan tangan kamu digenggam sebelah sama Mark, bikin kamu terdiam.

"Kamu masih sesuka itu sama Kak Doyoung? Kamu gak bisa lihat aku yang disini, Cil? Atau kamu gak pernah baca quotes tentang persahabatan cowok dan cewek yang ga murni?"

Kamu jadi terdiam, ini kenapa lagi coba? Kenapa Mark mendadak nyeremin gini? Jadi takut.

"Cil, aku suka sama kamu" suara Mark melembut. Mungkin dia sadar sama kamu yang agak risih sama raut seriusnya tadi.

Kamu masih diam, coba bicara lewat tatapan sama Mark. Tapi ga ada yang bisa kamu balas dari tatapan Mark. "Mark, kamu teman aku" cicit mu.

Mark menghela napas, udah dia duga dari sebelumnya. Tangannya beralih ngelus puncak kepala mu gemas, "iya kita teman. Maaf ya tadi kalau kamu ketakutan".

Kalau kayak gini kamu cuma bisa merasa bersalah. Tapi ya mau gimana? Toh kamu gak bisa balas perasaan Mark. Mau dijadiin pelarian? Gila, bukan tipe kamu banget.

"Mark, makasih ya"

"Untuk?"

"Untuk semuanya. Udah dengar curhatan aku walaupun kamu pasti sedih, udah bela aku pas kemarin, dan udah suka sama aku. Makasiiih banget" kata mu.

"Hm? Mark suka sama lo?"

Kamu menoleh ke kanan dan ada Lucas wakanda di sana sambil bawa satu cup es kopi.

"Ih, bagiiiii" kamu ngacir ke Lucas dan nyedot es kopinya dengan ujung sedotan yang berbeda.

Sementara kamu gak tau Mark dan Lucas lagi baku hantam via tatapan.

Bagaimana? ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang