45. Pergi

3.8K 418 1
                                    

Kamu berusaha menahan diri untuk gak tersenyum begitu lihat Doyoung jalan ke kelas kamu. Kamu gak tau ke siapa Doyoung bakalan datang, tapi yang jelas kamu girang. Iya, sesederhana itu.

Sekarang tekad kamu memang udah bulat, mundur teratur.

"Markiieee, kamu liat? Kak Odoy jalan ke kelas kita!"

"Aiiih, jangan gerak dong" Mark membenarkan posisi kepalanya di tangan kiri mu.

Kamu mengernyitkan kening saat lihat Doyoung mendekat ke arah mu. Kamu lihat ke sekeliling, kamu pastikan Doyoung gak kenal sama teman teman sekelas mu yang lain.

"Ekhm" kamu kaku seketika, suara Doyoung benar benar ada di dekat kamu.

"K-kak Od- Doyoung"

Mark bangun dari posisinya. Refleks Mark mengatakan dia harus siaga 1.

"Kamu selalu bikin repot saya ya" kata Doyoung tiba tiba. Kamu memang sudah biasa sama kata kata Doyoung itu. Tapi kalau Doyoung ngomong dengan mata yang menatap kamu tajam, kamu gak biasa.

"Heh-"

Kamu kasih kode ke Mark buat berhenti. Kamu mau kali ini cuma kamu yang menjawab semua perkataan Doyoung. Mengingat kemarin Mark dan Lucas udah jadi juru bicara untuk kamu.

"Maksudnya kak?"

Doyoung ketawa sinis, "kamu masih butuh penjelasan?". Kamu makin bingung rasanya. Kan kamu memang gak tau apa apa. Lagian Doyoung baru masuk langsung serius banget mukanya. Kamu juga gak nyangka dia ngajak kamu ngobrol.

Kamu bisa rasakan Mark pengen banget ngomong dari tadi, tapi kamu remas seragamnya. Kamu pengen ini cuma jadi topik antara kamu dan Doyoung.

"Saya jelasin. Setelah dipikir pikir kamu memang pandai cari muka. Sok nunjukin kamu kuat biar kamu banyak yang dukung. Setelah Mark dan Lucas, kamu ke Sera. Kamu ngomongin apa aja ke Sera, hah?"

Kamu gak berani barang menelan ludah sendiri. Takut, bingung, kamu coba tahan sendirian.

"Aku ngomongin apa, kak?"

Doyoung mendengus remeh, "biar kamu tau. Saya mengeluarkan kamu biar saya dan Sera baik baik aja. Saya mual dengar nama kamu selalu disebut sama papa saya, sama Sera. Saya mengeluarkan kamu biar saya bebas, tapi kenapa seolah semua orang bela kamu habis habisan hah?!"

"Kamu sepenting apa sampai mereka paksa saya minta maaf ke kamu?!"

Kamu menutup mata tepat begitu Doyoung teriak.

Sebisa mungkin kamu tahan air matamu. Kamu belum pernah kayak gini sebelumnya. Ini terlalu sakit untuk mu.

"Kamu mau dekatin saya kan? Kamu mau terus ngalus ke saya kan? Kalau gitu selamat bergabung lagi ke Paskibra. Saya benci harus ngomong ini, tapi saya cuma mau ngikutin alur drama kamu aja!"

Pergi.

Bukan Doyoung, tapi kamu.

Bagaimana? ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang